Membaur dengan Masyarakat, Agar Tahu Masalah di Lapangan
KENYANG dengan asam garam kehidupan. 35 tahun menjadi birokrat. Suka bergaul, mudah ditemui. Tak suka hal yang rumit. Anak yatim di usia 9 tahun ini menjadi pribadi keras, berani, suka tantangan dan baik. Buralimar, sosok anak kampung Bagansiapiapi, Kab. Rokan Hilir, Riau ini, akhirnya menjadi figur yang dikenal masyarakat Batam dan Kepri.
Suka membantu orang lain, tak segan merendah, tahu diri dan banyak pengalaman hidup, membuat Drs Buralimar MSi menjadi matang dalam berbagai hal. Undangan masuk ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Kepri pun datang. Bagaimana lengkapnya? Berikut wawancara redaktur Batam Pos, Suprizal Tanjung dengan Buralimar di satu rumah makan di Batam Kota, Batam, Selasa (17/1/2023).
BACA JUGA: Jemmy Rumengan, Penasehat Yayasan Griya Husada
Asalamualaikum Pak Buralimar.
Wa’alaikum salam wa rahmatullahi wabarakatuh.
BACA JUGA: Ns Didi Yunaspi MKep, Wakil Rektor IKMB Batam
Bagaimana awal karir Bapak di birokrat?
Tahun 1981 Saya kuliah empat bulan di Fakultas Ekonomi, Unri. Lalu masuk D3 APDN Pekanbaru, lulus 1985. Kerja di kantor Gubenur Riau 1 tahun. Dipindah ke Belakang Padang, Batam tahun 1986. Saat itu masih bujangan. Oleh pemerintah, Saya disekolahkan di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta, 1987 sampai1990. 1990 balik ke Pemko Batam hingga tahun 2011. Di Batam pernah menjabat mulai dari Mantri Polisi Pamong Praja Kecamatan Belakang Padang, Sekcam Belakang Padang, kemudian disekolahkan di IIP. Usai belajar, ditempatkan di kantor wali kota Batam dengan jabatan mulai dari Sekcam Batam Barat, Kasubag Keuangan Pemko Batam, Kabid Fisik dan Prasarana Bappeko Batam. Kemudian diamanahkan sebagai Camat Batam Barat. Selanjutnya sebagai Kabag Keuangan Pemko Batam, Kepala Kantor Aset Pemko Batam. Diamanahkan lagi di jabatan Eselon 2 mengemban sekitar tujuh jabatan seperti Kadis Pariwisata, Kadis PMK UKM, Kadis Pendudukan Catatan Sipil, Sekretaris Dewan (Sekwan), Kaban Pertanahan Pemko Batam, Kadis Pertanahan. Terakhir Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang), hingga tahun 2011.
BACA JUGA: Ir Suparman SH MH MSi, Ketua Hiptasi Sumbar 2015-Sekarang
Kemudian?
Tahun 2011 dimutasi ke Pemprov Kepri hingga pensiun 1 Juli 2022. Di Kepri menjabat eselon 2 sekitar 4 jabatan. Mulanya sebagai Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Daerah, Kepala Badan Kepegawaian (BKD), Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (BPMD), dan Kepala Dinas Pariwisata sampai pensiun.
BACA JUGA: Putra Caesar Odang BBA SE, Ketua PC PPM Kota Batam
Dipensiunkan?
Tidak. PNS itu pensiun umur 58, eselon 2 pensiun umur 60. Saya memilih pensiun di umur 60 tahun. Sebetulnya bisa mengambil jabatan fungsional dan pensiunnya di usia 65. Namun karena harus bolak balik Batam Tanjungpinang. Jauh dari keluarga. Saran beberapa teman, Saya memutuskan pensiun. Padahal Saya ditawari Pak Ansar di jabatan fungsional, Saya mengucapkan terima kasih kepada Beliau atas tawaran itu.
BACA JUGA: Silvia Hilda Kusumaningtyas, Pembina Yayasan Silhouette
Aktivitas saat pensiun?
Mengurus cucu dan keluarga. Mencari peluang bisnis kecil-kecilan. Dan meneruskan hobi menyanyi dan olahraga. Ha ha. Saya suka entertain (hiburan, red), menyenangkan hati. Ada pesta, Saya diundang, ya datang. Menyanyi. Rasanya lebih lega, segar sekarang. Ngopi bersama teman-teman. Buat lagu, mengurus mesjid dan aktivitas lainnya. Selama menjadi birokrat kan relatif serius. Mengurus banyak hal. Nah sekarang. Sekitar enam bulan ini Saya menghibur diri, lepas, bebas, plong. Cita-cita nanti kalau ada rezeki buat cafe, ada musik di situ. Cafe kecil-kecilan, namun berarti untuk menyambung hidup. Ha ha.
BACA JUGA: DR Ir Priyono Eko Sanyoto DEA, Direktur Politeknik Negeri Batam
Baru kemudian masuk partai?
Nah inilah perjalanan hidup. Di masa tenang ini, ada peluang masuk partai dan Saya memilih masuk pengurus DPD PDI-P Kepri. Dimana Ketuanya Pak HM Soerya Respationo membuka kesempatan dan mempercayakan Saya bergabung di DPD PDI-P Kepri sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai.
BACA JUGA: Ahmad Arifin SSos, Direktur PT Avava Duta Indonesia
Langsung cocok dan diterima?
Platform perjuangan dan nasionalisme PDI-P itu sesuai dengan jiwa Saya tanpa meninggalkan kegiatan lainnya. Saya orang lapangan dan senang bertemu berbagai elemen masyarakat. PDI-P itu merakyat, diterima dimana-mana. Ini yang Saya anggap sejalan dengan semangat. Satu selera dengan jiwa Saya.
Platform perjuangan?
Saya terjun dan berkecimpung bukan hanya di dunia birokrat, politik, budaya dan olahraga selama ini Terkhusus di bidang keagamaan dan sosial. Saat ini Saya juga duduk di KONI Kepri juga sebagai penasehat dan pembina di beberapa organisasi. Juga sebagai Ketua LazisNU Batam, CEO Masjid Jabal Arafah (Lubukbaja) dan Masjid Baitul Makmur (Bukit Senyum) di bawah binaan Pak Dr H Asman Abnur SE MSi yang juga menjadi pimpinan Saya waktu beliau menjabat Wakil Wali Kota Batam. Saya diamanahkan sebagai Ketua RW 14 Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota. Tetangga Saya mantan Dirut Batam Pos, Pak Socrates; dan mantan Ketua Komisi Perlindungan Pengawasan Anak Daerah KPPAD Kepri, Erry Syahrial. Dalam waktu dekat Saya akan mengundurkan diri sebagai Ketua RW. Berdasarkan Perwako Batam, siapapun yang masuk partai politik (parpol) atau menjadi calon legislatif (caleg) tidak boleh merangkap jabatan Ketua RT/RW. Saya ingin memberi contoh kepada siapapun. Saya juga mengajak agar pengurus parpol yang menjabat sebagai Ketua RT/ RW menyerahkan jabatanya kepada yang lain. Kaderisasi. Kita harus mematuhi aturan. Kalau bukan kita yang mematuhi siapa lagi? Tak enak sama masyarakat. Malu. Ha ha. Terus bergabung di organisasi sebagai apapun, harus bisa berbuat untuk organisasi dan kepentingan masyarakat. Kalau hanya menumpang nama saja di organisasi rasanya tidak etis. Pemimpin yang baik itu 80 persen turun ke lapangan, 20 persen di kantor. Tidak hanya perintah by phone atau menerima laporan saja. Prinsip Saya, dalam organisasi apapun harus memberikan kontribusi walau hal kecil sekalipun.
Mundur juga dari pengurus masjid?
Semoga saja Pak Asman masih mempercayakan Saya sebagai CEO Masjid Jabal Arafah dan Masjid Baitul Makmur. Ini pekerjaan dunia, tujuan akhirat. Dua masjid ini bukan masjid umum yang berada di perumahan. Masjid di perumahan relatif mudah dikoordinir. Jemaah relatif mudah berkontribusi dan mau datang. Sementara, dua masjid tadi berada di lingkungan pusat ekonomi Batam. Relatif jauh dari perumahan. Boleh dikatakan sebagai masjid persinggahan. Tidak mudah mengundang dan mengajak masyarakat datang. Perlu cara khusus. Saya sudah dua tahun di dua masjid itu. Saya bersama Pak Asman berupaya menjadikan masjid ini menjadi masjid destinasi (tujuan, red) wisata. Saya berkoordinasi dan meminta kawan-kawan asosiasi travel, asosiasi wisata, agar paket-paket wisata yang ada diarahkan ke dua masjid tersebut. Kini, Sabtu Minggu, banyak wisatawan Malaysia Singapura datang salat di kedua masjid itu.
Apa yang akan diberikan untuk PDI-P?
Sesuai jabatan sebagai dewan pertimbangan, Saya akan memberikan pertimbangan berdasarkan pengalaman sebagai PNS dan organisasi. Semoga berguna untuk partai. Misalnya bagaimana hubungan partai dengan pemerintah bisa lancar, aman. Kritik itu perlu. Saran itu baik. Tapi perlu disampaikan dengan cara yang sejuk.
Politisi PDI-P bagaimana?
PDI-P adalah partai pemerintah dari pusat. Kontribusi PDI-P relatif besar dan positif. Figur Ketum PDI-P Pak Soerya Respationo itu sangat santun, sejuk, dan disegani. Anggota PDI-P pun akan berbuat seperti itu. Dulu jika ada beberapa hal yang perlu dikoordinasikan contohnya, Saya sebagai Sekwan DPRD Batam bertemu dengan Sekda Batam, Pak Agus Sahiman SH. Kami berdua menghadap Pak Soerya, melapor karena sekwan itu tugasnya mengkoordinasikan hubungan eksekutif dan legislatif. Berkat koordinasi dan silaturrahmi, semua lancar, selesai masalah. Tak ada konflik. Pak Soerya itu orangnya sejuk dan senantiasa menjalin hubungan baik dengan pimpinan daerah yang ada. Kepada siapapun Beliau memanggil dengan nama dan sebutan yang baik.
Hal lain akan diberikan untuk PDI-P?
Berbekal pengalaman sebagai birokrat. Saya lebih banyak nantinya menjalani tugas-tugas sosial kemasyarakatan yang menyentuh, dibutuhkan dan diterima masyarakat. Misalnya pengalaman saat Covid-19 lalu, orang banyak di-PHK, berhenti bekerja. Masyarakat membutuhkan bantuan. Kita salurkan bantuan, sembako. Walaupun harganya relatif murah, namun tepat sasaran dan isinya lebih dibutuhkan. Berbaur dengan masyarakat itu indah. Perlu mendengar keluhan, ide dan saran mereka.
Ada penolakan saat masuk masuk ke PDI-P?
Alhamdulillah tidak ada. Karena figur-figur di internal PDI-P, 90 persen itu adalah kawan lama. Waktu jadi staf maupun tidak jadi staf, apapun kegiatan di rumah Pak Soerya, Saya sering hadir ketemu mereka. Bahkan waktu Pak Soerya menjadi Wagub Kepri, Saya lebih sering ke rumah Beliau. Saya kenal baik hampir semua figur di intenal PDI-P Kepri. Terlebih sekarang duduk di struktur organisasi. Saya ikut rapat DPD PDI-P. Terakhir ikut HUT ke-50 PDI-P di Jakarta Internasional Expo Kemayoran, Jakarta, Selasa (10/1/2023).
Masalah pen-caleg-an?
Mungkin Saya bertarung di Batam bersama teman-teman lain. Karena di Kepri sudah ada kawan-kawan lain. Ada dua orang baru masuk langsung ke PDI-P Kepri. Pertama Saya sebagai Sekretaris Dewan Pertimbangan Partai PDI-P Kepri, kedua Pak Irjen Pol (Purn) Dermawan mantan Wakapolda Kepri menjabat Ketua Dewan Pertimbangan Partai, Saya di bawah Beliau. Mungkin, Pak Darmawan di Kepri dan Saya biar caleg di Batam.
Pertimbangan memilih Batam?
Saya kenal sudut-sudut Batam. Pernah bertugas sebagai staf, eselon empat, eselon tiga, dan eselon dua di Pemko Batam pada zaman Pak R. Usman Draman, Pak R.A. Aziz, Pak Nazief Soesila Dharma, Pak Nyat Kadir, Pak Manan Sasmita, dan Pak Ahmad Dahlan saat beliau-beliau wali kota Batam. Dulu di Batam baru ada tiga kecamatan yaitu Batam Barat, Batam Timur dan Belakang Padang. Saya pernah sekcam di Belakang Padang, dan juga camat di Batam Barat. Eselon dua di zaman Pak Nyat dan zaman Pak Ahmad Dahlan-Ria Saptarika sampai zaman Pak Ahmad Dahlan-Rudi. Style kepemimpinan mereka tadi ikut mempengaruhi pola pikir dan kepribadian Saya. Begitu juga di Pemprov Kepri. Alhandulillaah dipercaya sebagai Kepala OPD. Baik saat Gubernur – Wagubnya, Pak HM Sani-Soeryo, Pak Sani-Nurdin Basirun, Pak Nurdin-Isdianto, sampai ke Pak Ansar-Ibu Marlin. Pengalaman selama bertugas di Batam. Sebagian besar pulau-pulau di Batam ini Saya sudah datangi dan kenal baik masyarakat di sana.
Pertimbangan memilih Batam masalah dapil?
Saya ditugaskan partai. Dalam sistem proporsional terbuka saat ini, dimana saja dapil-nya, Saya Siap. Untuk saat ini, Saya diplot Pak Soerya di dapil Belakang Padang dan Sekupang. Kemungkinan akan tetap atau berubah, Saya mengikuti arahan ketua.
Cara meraih suara terbanyak nantinya?
Saya suka berada di lapangan dan bergaul dengan semua orang. Saya cukup mengenal masyarakat dari perspektif agama, budaya, musik, olahraga maupun sosial di sana. Juga lama tinggal di wilayah Sei Harapan Sekupang; Bukit Camat dan Pulau Sambu Belakang Padang. Di sana main bola dan ikut acara-acara. Istilahnya anak bola kata orang. Saya santai dan biasa masuk dan bicara dengan penyanyi jalanan bernyanyi bersama nereka. Juga sesekali ngopi dengan kawan-kawan di sana. Semoga itu memudahkan memperoleh suara jika jadi caleg. Dalam keseharian gaya bicara, style berpakaian dan penampilan Saya ya beginilah. Apa adanya dan menyesuaikan saja. Saat masih aktif jadi ASN jika menghadiri acara jarang memakai pakaian dinas terutama warna cokelat, ha ha. Karena rasanya lebih enak ketemu orang dengan pakaian biasa warna putih saja atau baju jenis tactical (taktis, mudah, red) gitu. Jika ada yang ngajak bertemu dan ngopi biasanya ok saja. Cusss sambil nyetir sendiri. Ketemu tak menolak di warung kopi, kedai, rumah makan, cafe, atau tempat lainnya. Sepanjang itu baik dan bermanfaat mengapa harus dihindari. Temui saja orang yang perlu dan memerlukan kita. Contohnya tadi, Saya tadi terlambat bertemu Anda karena sebagai Ketua RW 14 melayani warga yang datang ke rumah. Saya belajar banyak mengenal dan berusaha dekat dengan masyarakat. Bukan ketika mau jadi bakal caleg. Tapi sudah sejak dulu. Jadi begitu pensiun tetap enjoy dan masih banyak yang mau diajak berteman. Kerap disebut, orang yang pensiun bisa Post Power Syndrome tapi Alhamdulillaah. Insya Allah saja enjoy-enjoy saja.
Ada pesan?
Kepada kawan-kawan PNS, birokrat, termasuk junior-junior alumni, Saya berpesan jangan hanya duduk di kantor semata. Seringlah membaur. Jangan banyak di rumah ha ha. Di samping jadi birokrat, masuklah organisasi agama, sosial, budaya, olahraga dan lainnya. Kita harus tahu dengan lingkungan, nanti lingkungan pun akan tahu kita. “Mencintai untuk Dicintai” orang luar bilang “Love to be Loved”.
Pergaulan mendukung karir politik?
Tentu. PNS, birokrat itu hanya di kantor. Di luar kita adalah orang biasa. Kita harus bisa menyatu dengan masyarakat yang heterogen, beda suku, agama, ekonomi dan lainnya. Alhamdulillah kawan-kawan di Pemko Batam, Pemprov Kepri, di masyarakat, di organisasi termasuk teman-teman jurnalis memberi apresiasi mendukung Saya terjun ke politik. Di perumahan, sesibuk apapun sesekali masih bisa ngumpul dengan tetangga. Saya berusaha menyatu dan memberikan ide-ide dan informasi bermanfaat untuk masyarakat. Walaupun belum maksimal. Untuk masuk dunia politik Saya sudah minta doa restu dari semua terutama keluarga dan tetangga agar lebih semangat dan siap menghadapi semua hal. Katanya ada empat tas di dunia politik. Mulai dari popularitas, elektabilitas, isi tas, dan keputusan yang di atas. Ha ha. Kewajiban kita berdoa dan bekerja; serta bekerja dan berdoa. Sesuai mekanisme partai. Bekerja, berkarya, berusaha, dan berdoa. Jadi seimbang. Nanti harus diterima apapun hasilnya.
Tadi sebut menyanyi?
Saya suka hiburan menyanyi. Saat SD sudah menyanyi. Darah seni mengalir dari keluarga. Abang-abang sepupu bisa menyanyi. Bapak Saya katanya dulu pemain orkes. Mamak (ibu, red) Saya mantan penyanyi orkes. Saya dibesarkan paman, seorang yang bekerja sebagai pegawai rendahan di kantor Bea Cukai golongan 1. Di rumah biasa menyanyi main gitar dan lainnya. Masa SD, Saya sudah hapal Delilah lagunya Tom Jones. Dulu putar pick up (piringan hitam, red), dan dengar suara beberapa penyanyi lama seperti Mashabi, Bing Slamet, Titiek Puspa, Elly Kasim dan lainnya. Di era selanjutnya mendengar lagu Bob Tutupoly, Broery Marantika sampai D’lloyd, Koes Plus, Iwan Fals, Ebiet G Ade dan Bimbo. Juga beberapa band barat seperti Deep Purple, Rolling Stones. Sebagian besar Saya tahu lagu tersebut beserta judulnya. Saya sering bilang. Kerja harus selesai. Hiburan juga jalan. Kerja terus tanpa hiburan nanti stres. Beberapa staf Saya dahulu di Pemprov Kepri maupun Batam, banyak pandai menyanyi. Kalau menyanyi lagu slow rock Malaysia, dua hari dua malam sanggup mereka itu. Ha ha ha. Dengan anak buah, di kantor Saya bekerja serius. Di luar kami santai, bicara ringan.
Khusus bola?
Saya suka dan bisa sedikit main bola kaki, tenis, dan basket. Di Batam mengurus bola kaki. Masuk di pengurusan bola kaki di Batam tahun 1993. Saat PS Batam dipimpin Pak Mursal Muchdar. Kemudian dilanjut Pak HM Sani, dan Saya menjabat sebagai salah satu pengurus. Pada masa PS Batam dipimpin Pak Asman Abnur, Saya jadi ketua harian. Ketua PS Batam Pak Ahmad Dahlan, Saya sekretaris. Di PS Batam, pernah dua kali membawa PS Batam Juara 2 di Porda, dan sekali lolos ke divisi 2 tingkat nasional. Juga melaksanakan kompetisi yang dikenal dengan Liga Batam bersama teman-teman lain. Kalau diingat kembali, itu merupakan perjuangan berat tapi indah. Next time lah nanti kita bincang soal bola dan nyanyi. Ha ha.
Pengalaman menarik selama bertugas?
Ya ada beberapa, Saya sebutkan satu saja saat dipercaya sebagai koordinator acara pembukaan dan penutupan MTQ Nasional ke-25 tahun 2014 di Batam. Hampir 3 bulan menyiapkan konsep acara. Menampung apa maunya pimpinan agar acara sukses. Bolak balik Batam Jakarta ketemu EO-nya. Bikin konten dan skenario pembukaan. Video mapping, mengkoordinasikan semua sub acara dalam satu tema. Menyatukan artis nasional seperti Ebiet G Ade dan Bimbo dengan artis lokal dan seniman lokal. Pokoknya lelah tapi bahagia. Karena pengalaman itu, ada rencana bikin EO di samping juga nanti bikin cafe kecil-kecilan ha ha. Sesuai passion katanya.
Tidak lelah banyak aktivitas?
Saya hobi organisasi dan ngumpul dengan teman-teman. Tidur biasa larut malam, pukul 00.02 sampai 03.00 WIB. Bangun pagi dan Alhamdulilah tetap bisa salat Subuh. Jika ada acara pagi ya datang. Jika tidak ada acara atau kerja tidur, main gitar, menimang cucu, atau nonton Tv. Ha ha. Saat santai ya santai, saat kerja ya kerja.
Siapa mendidik hingga seperti sekarang?
Bapak Saya orang biasa. Pedagang kecil di Bagansiapiapi. Beliau relatif tak sempat mendidik Saya karena meninggal tahun 1971, saat Saya kelas 3 SD. Ibu meninggal 1977 saat Saya kelas 3 SMP, akan masuk SMA. Lalu dibesarkan dah dididik Paman yang kerja di kantor Bea Cukai. Anaknya banyak. Kami dirawat dengan baik serta adil. Paman adalah idola, pahlawan bagi Saya. Dia menyekolahkan dari SD sampai APDN. Paman pernah dididik Jepang tahun 1940-an sebagai pegawai Heiho (salah satu organisasi militer dibentuk Jepang selain PETA, red). Saya masih menyimpan katana (pedang Jepang, red) milik Paman. Didikannya relatif keras, sangat disiplin. Makan dan belajar bersama di rumah. Dulu waktu Magrib, semua harus di rumah. Jika tidak patuh, kena hukuman. Pasti kena rotan. Tidak boleh merokok. Dulu pernah coba merokok. Ketahuan. Langsung diikat, dimarahi dan dihajar. Ha ha. Tobat tak lagi merokok.
Jalan hidup lancar semua?
Banyak liku-likunya. Misalnya dulu saat menyelesaikan S2. Sempat off (berhenti, red) sekitar satu tahun karena wabah SARS. Saat itu tinggal tesis. Terpikir. Akh sudahlah. Saya sudah dapat S1. Pendidikan S2 ini cuma memperkuat wawasan saja dan tidak berpengaruh kepada jabatan. Karena berat menyelesaikan kuliah, hati Saya mendua. Namun istri kuat mendorong dan memberikan semangat. Sebulan di Surabaya melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing. Akhirnya tesis pun selesai. (*)
.
Biografi
Nama: Drs H Buralimar MSi
Lahir: di Bagan Siapiapi, Kab Rokan Hilir, Riau, 14 Juni 1962.
Saudara: Anak ke-1 dari 5 bersaudara.
Keluarga
Istri: Ira Rubianti
Anak:
- Citra Shalimar, sudah menikah tinggal di Batam.
- Chiara Syahdimar, sudah menikah ikut suami ke Malaysia.
- Chantira Saifimar baru selesai ujian skripsi di Fakultas Geografi UGM Yogya.
Pendidikan
- SDN 004 Bagansiapiapi, Riau. Lulus 1974.
- SMPN 373 Bagansiapiapi, Riau. Lulus 1977.
- SMAN 360 Bagansiapiapi, Riau. Lulus 1981.
- S1, Fakultas Ekonomi Unri hanya empat bulan.
- D3, APDN Pekanbaru. Lulus 1985.
- S1, IPDN di Jakarta. Lulus 1990.
- S2, MSI di Fakultas Ekonomi Univ Airlangga (Unair) Surabaya. Lulus 2005.
Organisasi
- Sekretaris/ Ketua Harian PS Batam.
- Ketua Pelti Batam.
- Wakil Ketua/ Sekretaris DPD-KNPI Batam
- Ketua Kosgoro Batam.
- Wakil Ketua Koni Batam.
- Wakil Ketua Koni Kepri.
- Pembina PPYNI Kepri.
- Pembina Perwara Batam.
- Ketua LazisNU Batam.
- CEO Masjid Baitul Makmur dan Masjid Jabal Arafah.
- Ketua RW 14 Kelurahan Belian, Kecamatan Batam Kota.
Jabatan
- Mantan Polisi Pamong Praja Kecamatan Belakang Padang.
- Mantan Sekwilcam Belakang Padang.
- Mantan Sekcam Batam Barat.
- Mantan Kabid Fisik dan Prasarana Bappeko Batam
- Mantan Camat Batam Barat.
- Mantan Kabag Keuangan Batam.
- Mantan Kepala Kantor Pengelolaan Aset Daerah Batam.
- Mantan Kepala Dinas Pariwisata Kota Batam.
- Mantan Kepala Dinas PMKUKM Batam.
- Mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Batam.
- Mantan Sekretaris Dewan (Sekwan) Batam.
- Mantan Kepala Badan Pertanahan Batam.
- Mantan Kepala Dinas Pertanahan Batam.
- Mantan Asisten 2 (Ekbang) Setdako Batam.
- Mantan Kepala Badan Pengelolaan Perbatasan Kepri.
- Mantan Kepala Badan Kepegawaian / BKD Kepri.
- Mantan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Dan Desa (BPMD) Kepri.
- Mantan Kepada Dinas Pariwisata Kepri.
Repoter: Suprizal Tanjung