Selasa, 26 November 2024

Dukung Hilirisasi, PT Batam Timah Sinergi Bangun Pabrik Pengolah Timah

Berita Terkait

spot_img

batampos – Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) mengunjungi lokasi proyek hilirisasi timah di Sei Lekop, Sagulung Batam, Jumat (6/9/2024). Kunjungan ini menggarisbawahi pentingnya hilirisasi dan upaya menambah nilai strategis bagi industri timah Indonesia yang saat ini merupakan produsen terbesar kedua di dunia.

Tampak di lokasi ada Ketua Umum AETI, Harwendro Adityo Dewanto, yang tak lain ialah menantu dari Hashim Djojohadikusumo sekaligus Keponakan Prabowo Subianto. Terlihat pula petinggi PT Batam Timah Sinergi. Selain itu, ada juga Soehasono/ Ahua; pemilik dan pendiri PT Prima Dredge Team, dengan ditemani para figur penting di sektor industri timah nasional.


Indonesia, sebagai produsen logam timah terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok, telah lama mengekspor timah sebagai komoditas strategis ke berbagai negara. Namun, PT Batam Timah Sinergi hadir dengan visi untuk melakukan hilirisasi, menambah nilai ekonomi logam timah dengan mengolahnya menjadi produk turunan berupa senyawa kimia tinah.

Langkah ini sejalan dengan cita-cita Presiden Joko Widodo yang mendorong hilirisasi komoditas nasional guna meningkatkan nilai tambah dalam negeri.

PT Batam Timah Sinergi, yang didukung oleh PT Prima Dredge Team, akan memanfaatkan lahan seluas 6 hektare untuk memproduksi senyawa kimia timah dalam bentuk cair. Produk yang dihasilkan mencakup Stannic Chloride, Di Methyl Tin DiChloride, dan Methyl Tin Mercaptide dengan total kapasitas produksi mencapai 16.000 metrik ton per tahun, menjadikannya produsen terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok yang bertengger di posisi pertama.

Batam, dipilih sebagai lokasi pabrik selain sebagai kota pilihan Soehasono/ Ahua juga karena berbagai keunggulan yang dimilikinya. Seperti fasilitas infrastruktur yang memadai, keberadaan pembangkit listrik, sumber daya manusia (SDM) berkualitas, serta status kawasan perdagangan bebas (Free Trade Zone/FTZ) yang memungkinkan 90 persen hasil produksi untuk diekspor.

“Kami berkomitmen untuk memperkuat peran Indonesia di kancah internasional melalui hilirisasi timah ini,” ujar Direktur Utama PT Batam Timah Sinergi, Bambang Triadi Gunawan.

Bambang menjelaskan mengenai proses produksi di pabrik tersebut. Adapun tahapannya terdiri dari tiga proses utama, yakni produksi Stannic Chloride dari timah ingot (jenis timah yang dilarang ekspor) dan klorin, produksi Dimethyl Tin Dichloride (DMTCL) dari timah ingot, methyl chloride, dan Stannic Chloride, serta produksi Methyl Tin Mercaptide melalui reaksi DMTCL dengan 2-Ethylhexyl Thioglycolate (2EHTG) dan amonia.

Keunggulan teknologi yang digunakan, lanjut dia, ada pada sistem otomatisasi pabrik, yang akan memastikan efisiensi dan konsistensi kualitas produk. Hal ini juga menjadi salah satu faktor yang mendukung daya saing PT Batam Timah Sinergi di pasar global.

PT Batam Timah Sinergi telah memperoleh 93 persen surat minat dari target produksi per bulan . Surat minat tersebut dari calon pelanggan internasional, termasuk dari Tiongkok, India, Amerika Serikat, Vietnam, Thailand, dan beberapa negara di Eropa. Perusahaan itu juga akan terus menjalin hubungan erat dengan para pelaku industri logam timah lokal, serta berkolaborasi dengan AETI dalam mendukung hilirisasi industri.

“Kami siap memenuhi permintaan pasar global dengan menjaga kualitas dan distribusi produk yang konsisten,” katanya.

Pemilik PT. Batam Timah Sinergi Soehasono/ Ahua (baju Putih Tengah) foto bersama dengan Ketum Asosiasi Eksportir Timah Indonesia (AETI) Harwendro Adityo Dewanto (Baju Hitam Tengah) dan Rombongan saat meninjau lokasi lahan pembangunan gedung dan pabrik di Sei Lekop Kecamatan Sagulung Batam, Jumat (6/9/2024)

Kehadiran PT Batam Timah Sinergi diproyeksikan akan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, khususnya di Batam. Pihaknya turut menekankan pentingnya memberikan nilai tambah kepada seluruh pemangku kepentingan melalui hilirisasi logam timah.

“Selain menambah devisa negara melalui ekspor, kami juga akan membuka lapangan pekerjaan baru dan membantu meningkatkan perekonomian kota Batam,” ujarnya.

Untuk jangka panjang, perusahaan tersebut memiliki visi untuk terus mengembangkan industri hilirisasi timah yang berkelanjutan. Bambang menyebut, bahwa pihaknya akan tetap berkomitmen untuk meningkatkan nilai tambah bagi Indonesia, baik dari sisi ekonomi, industri, maupun reputasi internasional.

“Kami akan terus berinovasi dan memperluas produk hilir logam timah, sekaligus memperkuat peran Indonesia di pasar global,” kata dia.

Dengan rencana mulai beroperasi pada pertengahan tahun 2026, PT Batam Timah Sinergi berharap dapat menjadi pionir dalam hilirisasi logam timah di Indonesia, sekaligus mendukung pencapaian visi besar Indonesia dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam secara mandiri. (*)

 

Reporter: Arjuna

 

spot_img

Baca Juga

Update