batampos – Dosen Teknik Informatika Politeknik Negeri Batam (Polibatam) yaitu Metta Santiputri, Maria, Miratul Khusna Mufida, Supardianto, Alena Uperiati, Selly Artaty Zega, Liony Lumombo, Yeni Rokhayati dan Sartikha menyelenggarakan acara Edukasi Eco Enzyme di Pagelaran Vokasi Polibatam pada Senin (5/8/2024) sampai Selasa (6/8/2024).
BACA JUGA: Bambang Hendrawan Pimpin Polibatam
‘’Kegiatan ini dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang pengolahan sampah organik untuk dijadikan eco enzyme,’’ sebut Sartikha selaku Ketua Tim Pengadian Masyarakat Edukasi Eco Enzyme Solusi Pengolahan Sampah Organik kemarin.
BACA JUGA: Mahasiswa Polibatam Produksi Film Animasi Ficusia
Tim dosen papar Sartikha, juga bekerja sama dan mengundang Yayasan Eco Enzyme Indonesia yang diketuai Elviana.
BACA JUGA: Tim Robot Polibatam Juara 3, Kalahkan Cina
Acara dimulai dengan penayangan video edukasi yang menggambarkan proses pembuatan eco enzyme dan manfaatnya dalam mengelola sampah organik dari dapur rumah tangga. Pembuatan video ini sebelumnya telah dikaji bersama oleh tim pengabdian dan Elviana.
Selama acara, peserta juga menerima toolkit dan brosur yang berisi panduan lengkap untuk membuat eco enzyme di rumah serta informasi yang menjelaskan cara penggunaan eco enzyme dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, peserta memiliki kesempatan untuk melihat hasil eco enzyme yang telah diproduksi sebelumnya.
Untuk menambah interaksi dan keterlibatan peserta, acara ini menyelenggarakan tantangan pembuatan eco enzyme. Peserta diajak untuk membuat eco enzyme sendiri menggunakan sampah organik dapur masing-masing dan mengirimkan hasilnya untuk dinilai. Tantangan ini bertujuan untuk mendorong kreativitas peserta serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam kegiatan sehari-hari mereka. Selanjutnya, pemenang dari tantangan pembuatan eco enzyme diumumkan dan diberikan reward sebagai penghargaan atas hasil dan kreativitas mereka.
‘’Pengalaman ini tidak hanya memberikan pengetahuan praktis, tetapi juga memotivasi peserta untuk berkontribusi dalam pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan,” tutup Sartikha. (*)
Reporter: SUPRIZAL TANJUNG