Jumat, 25 Oktober 2024

Ekonom Batam: Program MBG Prabowo Berpotensi Tekan Kemiskinan, Tapi Beri Beban Anggaran

Berita Terkait

spot_img
Hari Pertama Sekolah Pasca Liburan 1 F Cecep Mulyana
Ilustrasi pelajar SD./ foto: Cecep Mulyana / Batam Pos

batampos – Ekonom di Batam, Rafki Rasyid, menyampaikan pandangannya mengenai program makanan bergizi gratis (MBG) yang baru saja diluncurkan oleh Presiden Prabowo.

Rafki mengulas berbagai potensi dampak ekonomi yang mungkin timbul dari program ini, termasuk pengaruhnya terhadap pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM), anggaran negara, serta prospek keberlanjutannya.

Menurut dia, program MBG berpotensi menggerakkan perekonomian secara signifikan apabila pemerintah melibatkan UMKM dalam penyediaan makanan bergizi. Keterlibatan UMKM dalam program ini akan mempermudah pemerataan manfaat ekonomi.

“Penyediaan makan bergizi gratis ini sebaiknya disebar ke UMKM-UMKM agar mereka turut mendapat manfaat. Jangan sampai program ini hanya dikelola oleh satu atau dua perusahaan besar saja,” ujarnya, Jumat (25/10).

Inflasi Tak Akan Terpengaruh, Tapi Ada Potensi Membebani Anggaran Negara

Rafki meyakini bahwa program MBG tidak akan memicu inflasi. Menurutnya, inflasi adalah fenomena moneter yang dipicu oleh peningkatan jumlah uang beredar.

“Program makan bergizi gratis tidak akan menyebabkan inflasi karena tidak berdampak langsung pada jumlah uang beredar,” ujarnya.

Namun, Rafki mengakui bahwa pembiayaan program MBG berpotensi membebani anggaran negara dalam jangka panjang. Pemerintah memiliki dua pilihan untuk menutup anggaran program ini: mengalihkan anggaran dari sektor lain atau menambah hutang.

“Takada masalah dengan hutang selama pertumbuhan ekonomi sejalan dengan peningkatan hutang tersebut. Masalah baru timbul jika ekonomi tidak tumbuh,” ujar dia.

Ketua Apindo Batam ini juga menekankan pentingnya perencanaan anggaran yang matang agar program MBG tidak mengorbankan proyek-proyek lain seperti infrastruktur.

Prospek berkelanjutan Program dan Dampak Sosial

Program ini dapat menjadi kebijakan jangka panjang selama masa jabatan Presiden Prabowo. Namun, ia mengingatkan bahwa MBG ini akan dievaluasi seiring waktu. Jika ternyata tidak memberikan manfaat signifikan bagi masyarakat, ada kemungkinan program ini dihentikan, meskipun kecil kemungkinannya.

Ia juga menyebutkan potensi dampak positif yang akan dirasakan masyarakat, terutama di kalangan keluarga kurang mampu.

“Program ini akan menurunkan angka kemiskinan dan kesenjangan sosial karena menjangkau anak-anak sekolah dan keluarga miskin,” katanya Rafki

Risiko Ketergantungan dan Keberlanjutan bagi UMKM Daerah

Kendati banyak manfaat yang mungkin balal dirasakan, dia menyoroti risiko ketergantungan masyarakat terhadap bantuan pemerintah serta potensi manipulasi oleh beberapa kelompok elit. Untuk memitigasi risiko ini, Rafli menyarankan agar pemerintah mengarahkan distribusi MBG ke UMKM lokal di setiap daerah.

Di sisi lain, khusus untuk wilayah kepulauan seperti Batam, dia yakin batasan geografis tidak akan menghambat implementasi program selama pemerintah arif dalam membagi anggaran kepada UMKM.

“Asalkan UMKM daerah diberdayakan, program ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal di daerah kepulauan seperti Batam,” kata Rafli.

Dengan berbagai potensi positif dan tantangan yang ada, Rafli berharap program MBG dapat memberikan dampak positif yang merata, sekaligus memperkuat perekonomian di berbagai daerah.

“Program ini harus berjalan dengan distribusi yang adil, agar benar-benar menjadi solusi bagi masyarakat luas, terutama di daerah,” kata dia. (*)

 

Reporter: Arjuna

 

spot_img

Update