batampos – Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Batam merilis ekspor Kota Batam pada bulan September 2022 sebesar USD 1.281,24 juta atau turun 34,83 persen dibandingkan ekspor Agustus 2022.
Begitu juga dengan impor Kota Batam yang tercatat sebesar USD 1.165,07 juta pada bulan September 2022 atau turun sebesar 14,87 persen dibandingkan impor Agustus 2022.
Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Batam, Rafki Rasyid mengungkapkan, pengusaha mengkhawatirkan turunnya ekspor dan impor Kota Batam terjadi hingga awal tahun 2023.
Baca Juga: Usaha Penukaran Valuta Asing di Provinsi Kepri Tinggi
Ia menduga, turunnya ekspor dari Batam itu akibat melambatnya aktivitas ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina, krisis energi di Eropa, dan lockdown berkepanjangan di China.
“Naiknya suku bunga Amerika (Serikat) juga membuat perlambatan permintaan terhadap barang dan jasa,” ujarnya.
Sehingga masyarakat di Amerika Serikat lebih memilih menahan untuk belanja akibat naiknya suku bunga kredit dan memilih menabung akibat naiknya suku bunga tabungan mereka.
“Kalau kita lihat pukulannya ini bertubi-tubi dan serentak terjadi,” katanya.
Dengan turunnya belanja masyarakat di sana, mengakibatkan permintaan dari pasar global turut melambat, yang berefek pada penurunan ekspor barang-barang dari Batam. Sementera untuk impor, biasanya akan mengikuti ekspor.
“Karena kita adalah kawasan FTZ, maka yang kebanyakan diimpor adalah barang modal dan mesin-mesin produksi yang kemudian diekspor kembali ke pasar global,” jelasnya.
Baca Juga: 7 Ekor Kambing Asal Batam Dilarang Masuk Tanjungpinang Sebab …
Ketika permintaan melambat di pasar global, produsen di Batam tentu akan mengurangi pembelian bahan baku, mesin-mesin, dan barang modal lainnya. Turunnya ekspor dan impor ini akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi nantinya.
“Maka perlu disiapkan langkah antisipasi,” kata Rafki.
Ia menambahkan, salah satu yang paling rasional adalah dengan menambah investor baru dan mendorong investor yang sudah ada, untuk terus melakukan ekspansi usahanya di Batam.
“Jika tidak demikian maka akan semakin sulit mendapatkan pekerjaan di Batam sehingga pengangguran akan makin tak terkendali di Batam,” imbuhnya.
Ketua Bidang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Tjaw Hioeng mengatakan, turunnya ekspor Batam di bulan September masih dalam tahap yang wajar. Sebab, perbandingan data dari BPS itu dilakukan secara month to month.
Baca Juga: Realisasi Pendapatan Pajak Pemko Batam Baru 68,69 Persen Hingga Akhir Oktober
“Ini disebabkan pada bulan Agustus export naik secara signifikan sebesar USD 1.965,92 juta. Dan belum pernah record export kita selama 5 tahun kebelakang ini menyentuh angka tersebut (US$1965,92 juta per month),” katanya.
“Memang pada bulan Agustus 2022 seperti over heating export kita. Kenaikan yang signifikan di bulan agustus terjadi pada HS 27 yaitu golongan minyak, lemak hewan dan nabati,” lanjutnya.
Ia menambahkan, secara kumulatif tahun 2022 atau Januari hingga September, ekspor Kota Batam sudah menyentuh diangka USD 11,631.24. Paling besar selama 5 tahun belakangan ini.
“Tahun 2021 total ekspor Batam USD 10,989.98 dan tahun-tahun sebelumnya malah dibawah total export tahun 2021,” imbuhnya. (*)
Reporter : Eggi Idriansyah