Rabu, 18 September 2024
spot_img

Empat Orang Warga Batam Meninggal Karena DBD

spot_img

Berita Terkait

spot_img
ilustrasi demam berdarah
Ilustrasi.

batampos – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) menjadi perhatian serius di sejumlah wilayah Indonesia, tidak terkecuali kota Batam. Seperti diketahui, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Kepala Dinas Kesehatan Batam Didi Kusmarjadi menjelaskan untuk di wilayah Kota Batam, berdasarkan laporan yang masuk ke Dinkes Batam, terdapat 45 kasus DBD di sepanjang tahun ini. Dimana empat pasien diantaranya meninggal dunia.



“Ya, ini kasus yang tercatat sampai 15 Februari ini, empat diantaranya meninggal karena DBD, ” ujar Didi, Jumat (16/2).

Menurutnya, kasus kematian akibat DBD angkanya meningkat signifikan dibanding tahun lalu. Dimana sepanjang tahun 2023 hanya ada tiga kasus kematian akibat DBD. Sementara di dua bulan pertama ini saja sudah ada empat kasus meninggal.

Baca Juga: Ada 5 Kasus DBD di Batam, 3 di Puskesmas Botania, 1 di Sei Langkai, 1 di Belakangpadang

Adapun keempat pasien yang meninggal tersebut adalah TJ, 59, warga Sungai Lekop. Pasien meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Graha Hermin pada 9 Januari 2024 kemarin. Selanjutnya DP, 25, warga Baloi Permai Baloi, meninggal di RS Camata Sahidya pada 24 Januari lalu.

Pasien lain adalah AE, 11, warga Belakang Padang meninggal di Rumah Sakit Badan Pengusahaan (RSBP) Batam 24 Januari 2024 lalu. Terakhir, WR, 5 , warga Sungai Beduk yang sebelumnya sempat dibawa ke RSUD dan meninggal pada 30 Januari 2024

“Ke empat kasus ini dua diantaranya sudah dewasa, satu anak-anak dan satu lagi masih balita,” tuturnya.

Kasus DBD seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya bulan Januari seperti sekarang ini. Tingginya curah hujan mempengaruhi peningkatan kasus DBD. Genangan air timbul setelah hujan berpotensi jadi sarang nyamuk berkembang biak.

“Peran masyarakat dalam mewaspadai penularan kasus DBD sangat besar. Jika terkena gejala DBD segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama,” ungkapnya.

Selain itu lanjut Didi, Walikota Batam juga mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan dini peningkatan DBD di Batam. Salah satu poinnya adalah, dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dalam upaya mencegah penyebaran DBD antara lain dengan upaya penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus.

Baca Juga: Berubah Warna dan Bercacing, Dinkes Batam Ambil Sampel Air di Bengkong Laut

Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mengubur kembali barang bekas yang dapat menampung air hujan serta plus cara lain dengan memantau wadah air yang dapat menjadi tempat perkembanganbiakan nyamuk aedes aegypty.

“Kita juga minta masyarakat mengoptimalkan peran serta masyarakat dalam mengimplementasikan gerakan satu rumah satu jumantik untuk memantau dan memastikan tidak ada jentik nyamuk di lingkungannya masing-masing, ” ujar Didi.

Dalam surat edaran ini juga meminta agar masyarakat untuk segera membawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama atau melaporkan apabila ada warga yang terkena DBD. Membantu petugas dalam kelancaran kegiatan penyelidikan epidemiologi dan fogging fokus yang dilakukan di wilayahnya masing-masing apabila ada kasus DBD.

“Kami mengimbau masyarakat agar secara dini mewaspadai potensi DBD karena ketika musim hujan kita tahu saat musim hujan biasanya kasus DBD meningkat,” ungkapnya. (*)

 

Reporter : Rengga Yuliandra

spot_img
spot_img

Update