batampos – Museum Batam Raja Ali Haji mulai menjadi destinasi favorit yang banyak dikunjungi di Batam. Terbukti, dalam kurun waktu 6 bulan pertama tahun 2023, sudah tercatat 9.000 orang yang berkunjung ke museum yang terletak di Dataran Engku Putri, Batam Center.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Museum Batam Raja Ali Haji, Senny Thirtywani mengatakan dari Januari hingga Juni 2023 mencapai 9.133 kunjungan.
“Kunjungan ini dari pelajar mencapai 5.399 kunjungan, mahasiswa 367 kunjungan, wisatawan domestik 929 kunjungan dan wisatawan mancanegara 2.137,” sebutnya, Kamis (27/7).
Baca Juga:Â Kolaborasi dengan BI Kepri, Bajafash 2023 Gelar Bazar UMKM di Panbil Eco Edupark
Ia mengatakan, pihaknya sangat terbuka dengan kunjungan dari berbagai pihak dan instansi ke Museum Batam, serta berharap keberadaan Museum Batam yang berlokasi di Dataran Engku Putri, Batam Center ini memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.
“Kegiatan rutin kita Museum Batam Raja Ali Haji ke sekolah dan berkunjung ke agen-agen pariwisata untuk mengenjot kunjungan wisman ke museum,” terangnya.
Diketahui, museum ini menyimpan berbagai koleksi peninggalan Batam sejak zaman Kerajaan Riau Lingga, Belanda, Temenggung Abdul Jamal, Jepang, masa Kemerdekaan Indonesia, Pemerintah Kabupaten Kepri, Otorita Pertama, era BJ Habibie, Kota Administratif, masuk Sejarah Astaka, Khazanah Melayu, dan infrastruktur atau era Batam saat ini.
“Selain menjadi objek wisata, museum ini juga sebagai media edukasi masyarakat Batam, khususnya para pelajar untuk mengetahui sejarah dan perkembangan Batam dari masa ke masa,” ucapnya.
Baca Juga:Â Pandemi Covid-19 Berlalu, Ekonomi Kepri Tumbuh 6,51 Persen
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Ardiwinata mengaku Batam memang menjadi primadona wisman. Bahkan, Batam sukses menjadi daerah kedua menyumbang wisman terbanyak ke Indonesia setelah Bali.
“Batam di bawah pimpinan Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, fokus membangkitkan sektor pariwisata. Bahkan beberapa infrastruktur hingga destinasi wisata dibangun, termasuk Museum Batam Raja Ali Haji,” katanya.
Selain untuk warga Batam dan Kepri, pengenalan museum juga menyasar turis asing seperti Singapura dan Malaysia. Sebab Singapura dan Malaysia bisa dikatakan memiliki ikatan sejarah yang erat dengan Batam. Tantangan ke depan, bagaimana menambah benda-benda koleksi museum. Saat ini, tim dari Disbudpar Kota Batam juga terus mencari benda-benda bersejarah untuk dijadikan koleksi museum.
“Sangat diperlukan kerjasama dan partisipasi masyarakat maupun komunitas yang mengetahui atau menyimpan koleksi benda-benda peninggalan sejarah di bumi Melayu Batam dan Kepri, untuk berkenan menyumbangkannya ke museum. Sehingga benda-benda peninggalan tersebut bisa dikenal luas oleh masyarakat dan menjadi bahan edukasi bagi generasi muda kita nanti,” terangnya. (*)
Reporter: Yashinta