batampos – Amazon Web Services (AWS) menggelar acara bertema New Demands In Banking Digital Operation. Kegiatan bertempat di Radisson Hotel Batam, Kamis (22/6).
Acara ini menghadirkan pemateri dari PT Fotress Data Service dan PT Sarana dalam memberikan pengetahuan mengenai ketahanan siber di bidang perbankan. FDS/PAC sebagai penyedia layanan teknologi informasi
Kegiatan ini dihadiri perwakilan bank pembangunan daerah se-Indonesia. FDS/PAC bersama dengan AWS & Outsystems mengisi sharing session pada acara ASBANDA.
Di era digitalisasi perbankan dituntut memiliki sistem ketahanan siber dalam mendukung keamanan nasabah.
Acara turut dihadiri oleh Direktur Utama, Kadiv IT beserta jajaran Bank Pembangunan Daerah di seluruh Indonesia.
Solution Architect PT Fortress Data Services (FDS) & PT Sarana Pactindo (PAC), Satriyo Suryoputranto mengatakan peningkatan transaksi digital di Indonesia terus mengalami peningkatan setiap tahunnya.
Untuk itu, diperlukan upaya yang lebih baik lagi dalam mengamankan hal yang berhubungan transaksi digital. Salah satu yang bisa dilakukan adalah penguatan siber pada sistem digital yang ada di perbankan.
Perbankan masuk dalam dua kategori yang menjadi sasaran kejahatan siber. Untuk itu diperlukan penguatan sistem untuk melindungi data bagi perbankan.
“Per 15 detik ada serangan kejahatan siber menyerang situs institusi. Jadi sangat penting sekali pengamanan siber ini,” kata dia.
Dalam acara ini, pihaknya menyampaikan pentingnya membangun sistem ketahanan sistem perbankan.
Sistem keamanan, dan ketahanan sistem perbankan ini sudah menjadi kebutuhan yang penting. Hal ini karena serangan siber juga meningkat. Hal ini tidak bisa diabaikan, jadi bank skala apa pun itu bisa kena.
Untuk membangun ketahanan siber memang membutuhkan biaya. Bank harus punya plan yang baik, sehingga bisa memberikan jaminan keamanan kepada nasabah bank
Serangan siber bisa menyebabkan cukup banyak kerugian, tidak saja finansial, namun juga kepercayaan nasabah terhadap sistem keamanan bank. Bahkan, bisa juga berdampak pada perizinan operasional bank, jika memang sering menjadi sasaran serangan siber.
“Begitu banyak kerugian, makanya penting sekali security di sistem kemananan dan ketahanan digitalisasi bank,” sebutnya.
Saat ini serangan siber terus berkembang, untuk itu dari sisi bank juga harus punya ketahanan atas kepemilikan sistem yang mereka kelola.
“Memang iya, untuk membangun sistem perbankan ini dibutuhkan biaya yang tidak sedikit. Namun mencegah serangan siber sedini mungkin lebih,” tutup Satriyo. (*)
Reporter : YULITAVIA