batampos – Sejumlah warga Batubesar, Nongsa terpaksa berburu air kubangan kolam dan air hujan untuk digunakan di rumah. Mereka terapksa menggunakan air kubangan setelah air bersih SPAM Batam mati total sejak Sabtu dini hari (21/1).
Untuk bisa mengambil air itu, warga harus menyiapkan gayung atau ember kecil, karena lama-kelamaan kondisi air tersebut makin sedikit karena diburu warga. Air kolam tersebut, terlihat berwarna agak putih. Namun ketika ditimba, air terlihat bening.
Aldo, warga Batubesar misalnya, mengaku terpaksa mengambil air kubangan kolam, karena bingung dengan kebutuhan air di rumahnya. Apalagi air di rumahnya sudah tak menyala sejak Sabtu dinihari.
Baca Juga: 2 Hari Air Mati Total, Warga Nongsa Gunakan Air Kubangan
“Sabtu sekitar jam 3 itu sudah tak menyala, jadi sudah dua hari lebih air tak mengalir di rumah. Ya mau tak mau, ambil air ini untuk kebutuhan rumah tangga, soalnya sehari kemarin sudah beli 10 galon, masa sekarang beli lagi, uang dari mana,” kesal Aldo.
Dikatakan Aldo, sebenarnya ia tak berani menggunakan air tersebut untuk kebutuhan rumah tangganya. Namun kondisi air di rumah benar-benar habis. Kamar mandinya juga sudah berbau, bahkan untuk buang air besar, dia terpaksa menahan.
“Kalau kita masih bisa nahan semua, kalau anak mana bisa. Kamar mandi sudah bau, karena tak ada air. Beli air galon, juga pada habis. Tak mungkin beli yang bermerek, uang dari mana, mahal banget,” terang Aldo lagi.
Hal senada dikatakan Riki warga yang datang bersama istrinya untuk mengambil air kolam tersebut. Ternyata, ia sudah bolak balik sebanyak 5 kali hanya untuk mendapatkan air.
“Udah bolak balik pakai motor, sekali angkut 3 galon. Dua di depan dan satu di belakang di pegangin istri. Ya mau gimana lagi, kondisi air tak mengalir gini,” kata Riki.
Riki mengaku sangat kesal dengan pengelolaan air yang sudah sangat menyengsarakan. Bahkan permintaan air yang disampaikan ke pengelola tidak dapat respon dengan baik.
Baca Juga:Â Kepala BP Batam Bantah Wacana Kenaikan Tarif Air Bersih, Ini Penjelasannya
“Sudah dihubungi call center, jadi kayak lempar bola gitu, siapa yang tak kesal. Sementara kami bayar tiap bulan seperti yang lain, tapi pelayanan kacau banget,” ungkap Riki.
Dikatakannya, padamnya air hingga 2 hari sudah sangat keterlaluan. Apalagi tak ada pemberitahuan sama sekali, sehingga warga tak ada persiapaan apapun.
“Ini kacau banget, tak ada pemberitahuan dan matinya sangat lama. Dua hari tanpa air, dimana otaknya. Coba mereka rasakan, bisa tak pakai air kubangan kayak gini,” kesal Riki.
Kalaupun memang ada perbaikan, lanjut Riki, seharusnya pihak pengelola sudah menyiapkan air tangki untuk pelanggan mereka. Sehingga kondisi kesulitan air ini tak terlalu dirasakan warga.
“Ini kota besar loh, Kota Batam. Tapi air bisa mati dua hari seperti ini,” ujar Riki
Sementara, Enda pengusaha laundri harus menutup usahanya karena air tak mengalir. Pendapatannya pun jatuh dan pelanggan ya pada kesal, karena pakaian mereka tak bisa selesai tepat waktu.
“Ini benar-benar mengacaukan usaha masyarakat juga. Sudah dua hari tutup, karena air tak hidup sama sekali. Benar-benar rugi,” kesal Enda. (*)
Reporter: YASHINTA