batampos – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) dengan topografi kepulauan, menjadi tantangan sekaligus hambatan tersendiri dalam memenuhi rasio dokter di wilayah terpencil dan sangat terpencil. Salah satu faktornya adalah penghasilan tenaga kesehatan seperti dokter, diduga menjadi salah satu penyebab rendahnya minat para tenaga kesehatan ditugaskan ke wilayah terpencil atau hinterland.
Keprihatinan tersebut gencar disuarakan dan disampaikan oleh anggota Komisi IV DPRD Provinsi Kepri, Sirajudin Nur, dalam rapat kerja bersama Dinas Kesehatan Provinsi Kepri menyangkut pelayanan kesehatan di pulau-pulau terpencil di provinsi ke-32 di Indonesia ini.
”Saya mendapati sendiri banyak fasilitas kesehatan seperti Puskesmas dan RSUD yang kekurangan tenaga kesehatan, tak terkecuali dokternya saat kunjungan kerja di pulau-pulau terpencil. Ini merupakan fakta kejadian yang ada saat ini di Kepri,” terang anggota DPRD Kepri yang sudah menjabat selama dua periode berturut turut dari PKB dapil Batam ini.
Kekurangan tenaga kesehatan itulah, lanjut Sirajudin, yang menjadi penyebab derajad kesehatan masyarakat di pulau terpencil jadi rendah, termasuk angka kematian yang terbilang berkategori tinggi.
”Saya minta Pemprov Kepri segera mengambil langkah cepat dan efektif untuk menyelesaikan persoalan terkait kekurangan tenaga dokter di pulau-pulau terpencil ini. ”Kita semua bertanggungjawab untuk memastikan semua warga Provinsi Kepri mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkeadilan dan berkualitas,” tegas politikus PKB yang juga calon anggota DPD RI 2024 dari dapil Provinsi Kepri ini.
Salah satu langkah yang efektif, lanjut Sirajudin Nur, yakni Gubernur Kepri harus menaikkan penghasilan tenaga dokter yang bertugas di pulau-pulau terpencil.
Merujuk pada penghasilan dokter yang saat ini, mereka mendapatkan gaji dari Provinsi Kepri sebesar Rp 8 juta untuk daerah terpencil, dan Rp 10 juta untuk wilayah sangat terpencil, sangat tidak layak dengan beban kerja, dan tanggung jawab yang begitu berat.
Atas dasar semua itulah, pria kelahiran Pekanbaru dari keluarga guru ini dengan kepeduliannya, mengusulkan sekaligus getol memperjuangkan penghasilan dokter di wilayah terpencil dan sangat terpencil, minimal mendapatkan gaji Rp 15 juta perbulannya dari APBD Provinsi Kepri.
”Bandingkan dengan penghasilan dokter di beberapa wlayah provinsi kepulauan lainnya di luar Kepri. Penghasilan dokter di wilayah hinterland di Kepri ini tergolong sangat kecil, rendah dan minim,” terang pria yang memiliki kemampuan di bidang perbankan ini mengakhiri. (*/adv)