Senin, 30 September 2024

Ganggu Lokasi Resapan Air dan Sungai, Proyek Pengembangan Marina Semakin Mengkhawatirkan

Berita Terkait

spot_img
IMG 20240927 120129 scaled
Penimbunan dan pengrusakan hutan bakau di kawasan pesisir pantai Marina. Foto: Eusebius Sara/ Batam Pos

batampos – Kawasan Marina sedang berjalan dengan sejumlah proyek pengembangan property. Sungai, aliran dan lokasi resapan air hingga kawasan hutan bakau banyak yang ditambat untuk perluasan kawasan proyek.

Ini tentu saja mengkhawatirkan masyarakat yang sudah lebih dulu bermukim di sana, sebab banjir akan jadi masalah besar nantinya jika lokasi aliran dan resapan air diganggu. Selama ini kawasan pemukiman di Marina sudah banyak yang terendam banjir dan ini akan jadi masalah besar lagi jika aliran air dan sungai ditimbun.



“Hampir semua proyek pengembangan di wilayah Marina ini mengganggu lokasi aliran air. Dulu banyak hutan bakau dan sungai besar di sini. Ini perlahan mulai hilang. Hutan bakau ditimbun, sungai diperkecil. Sangat mengkhawatirkan ini,” kata Danniel, warga perumahan Benih Raya yang keberatan dengan proyek pematangan lahan yang merusak kawasan hutan bakau dan sungai di dekat Jembatan Marina.

Baca Juga: Hutan Bakau Dibabat, Lokasi Resapan Air dan Sungai Terancam Hilang

“Sudah sering kebanjiran kami. Kalau ini dibiarkan akan tambah parah nantinya. Bisa-bisa tenggelam Marina ini kalau sungai semua ditimbun. Hutan bakau diratakan,” ujar Danniel, menambahkan.

Pantauan di lapangan, kawasan pesisir Marina dan sungai panjang membentang dari pedalaman Marina sudah banyak yang diratakan. Hutan bakau dibabat, danau dan sungai ditimbun. Yang paling disoroti masyarakat adalah proyek pematangan lahan di dekat Jembatan Marina atau depan kawasan hotel Holiday In.

Kawasan pesisir yang merupakan lokasi hutan bakau sebagian besar sudah gundul. Lahan tersebut rencananya akan ditimbun untuk kepentingan pengembangan property. Lahan tersebut merupakan alur sungai dan ini yang disoroti masyarakat. Jika proyek ini nantinya mengganggu sungai tersebut maka wilayah Marina seluruh nya akan berhadapan dengan masalah banjir. Sungai tersebut satu satunya jalur keluar air ke wilayah perairan Marina.

Lurah Tanjungriau Syamsuddin juga prihatin dengan maraknya proyek pematangan lahan yang tidak memperhatikan dampak lingkungan tersebut. Diapun berharap ada tindakan tegas dari instansi yang memberikan perizinan terkait.

“Itu sama sekali tak ada pemberitahuan ke kami. Tak tahu perizinan seperti apa. Beberapa kali kami datangi ke lokasi proyek tak ada yang bisa dijumpai. Tak tahu itu proyek apa dan punya siapa atau PT apa. Ini akan kami tindaklanjuti ke instansi terkait lainnya, ” kata Syamsuddin. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Update