batampos – Kasus penyerangan yang dilakukan JM, warga negara (WN) India, terhadap tiga rekannya di galangan kapal PT Idros Service, Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, masih terus didalami oleh pihak kepolisian. Setelah melakukan penyerangan, JM ditemukan tewas gantung diri di ruang masak kapal kargo Hendry Darcy pada Minggu (26/1).
Kapolsek Batuaji, AKP Raden Bimo Dwi Lambang, menjelaskan bahwa ketiga korban yang mengalami luka akibat serangan tersebut masih menjalani perawatan intensif di RS Awal Bros. Kondisi mereka disebut berangsur stabil, namun tetap dalam pengawasan tim medis.
“Penyelidikan masih berlangsung. Kami sedang mendalami motif di balik aksi JM ini, termasuk kemungkinan adanya faktor lain selain pengaruh alkohol,” ujar AKP Raden Bimo, Senin (27/1).
Baca Juga:Â Manajemen RS Mutiara Aini Batuaji Minta Maaf Usai Video Oknum Bidan Viral
Dari hasil penyelidikan awal, diketahui bahwa JM tengah mengalami depresi berat akibat anaknya yang sakit di India. Hal ini diperparah dengan konsumsi minuman keras bersama rekan-rekannya sebelum insiden terjadi. Diduga dalam keadaan mabuk dan emosi yang tak terkendali, JM kemudian menyerang tiga rekannya menggunakan senjata tajam.
Usai melakukan penyerangan, JM diduga mengalami kepanikan dan memilih mengakhiri hidupnya dengan gantung diri di dapur kapal. Jenazahnya ditemukan pertama kali oleh salah satu kru kapal yang langsung melaporkan kejadian tersebut kepada pihak keamanan galangan.
Saat ini, jenazah JM masih berada di RS Bhayangkara Polda Kepri untuk pemeriksaan lebih lanjut. Setelah seluruh prosedur forensik selesai, jenazahnya rencananya akan dipulangkan ke India untuk diserahkan kepada pihak keluarga.
Baca Juga:Â Kejaksaan Awasi Penyaluran Dana BOS di Batam, Ingatkan Pengelolaan Sesuai Aturan
Sementara itu, kepolisian terus mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi guna memastikan apakah ada faktor lain yang memicu insiden ini. Selain itu, pemeriksaan terhadap rekam jejak kesehatan mental JM juga tengah dilakukan guna mengetahui lebih dalam kondisi psikologisnya sebelum kejadian.
Kasus ini menjadi perhatian banyak pihak, terutama di lingkungan pekerja kapal, mengingat tekanan kerja dan kondisi emosional kru yang sering bekerja jauh dari keluarga. Kepolisian pun mengimbau agar pihak perusahaan lebih memperhatikan kondisi mental para pekerja demi mencegah insiden serupa di masa mendatang. (*)
Reporter: Eusebius Sara