Senin, 2 Desember 2024

Gas 3 Kg di Batam: Di Pangkalan Kosong, Pengecer Jual Mahal

Berita Terkait

spot_img
Pasokan gas 3 kilogram masuk di salah satu pangkalan di Kecamatan Batam Kota.

batampos – Sejumlah masyarakat di beberapa wilayah Batam mulai resah karena kesulitan mendapatkan gas 3 kilogram bersubsidi atau gas melon. Akibatnya, aktivitas rumah tangga dan usaha mereka pun jadi terganggu karena sulitnya mendapatkan gas di pangkalan resmi.

Meski di pangkalan resmi kosong, gas melon ternyata dapat ditemui di pengecer-pengecer pinggir jalan. Namun harganya tak lagi sama dengan HET Rp 18 ribu.


“Di pangkalan sudah beberapa hari kosong. Jadi ketemu di pengecer pinggir jalan, harganya Rp 24 ribu per tabung,” ujar Ledies.

Baca Juga: Harga Beras Naik, Gustian Minta Distributor Batam Tekan Harga

Meski lebih mahal, wanita berusia 26 tahun itu terpaksa membeli agar bisa tetap memasak. Sebab, di pangkalan dekat rumahnya kawasan Batam Center, gas sudah beberapa hari kosong.

“Ya beli lebih mahal asal bisa masak. Nunggu di pangkalan tak juga ada,” katanya lagi.

Hal senada diungkap Emi, pedagang makanan yang kewalahan untuk mendapatkan gas melon. Ia pun terpaksa membeli gas melon di pengecer dengan harga yang lebih tinggi.

“Ya kalau dibiarkan saya tak jualan, jadi terpaksa belilah. Kemarin itu beli Rp 22 ribu, biasanya di pangkalan kan Rp 18 ribu, ” sebut Emi.

Ia berharap, ketersediaan gas bisa kembali normal seperti sediakala. Karena kekosongan gas di pangkalan cukup memberatkan baginya yang hanya UMKM kecil.

“Ya pasti berat karena harus mengeluarkan budget lebih,” ungkap Emi.

Baca Juga: Pertamina Salurkan 4.280 Tabung Gas 3 Kg ke Seibeduk, Kelangkaan Karena Panic Buying

Sementara, Kadisperindag Kota Batam, Gustian Riau memastikan stok gas melon untuk Kota Batam lebih dari cukup. Karena itu ia membantah, adanya kelangkaan gas 3 Kg.

“Stok cukup dan berlebih malah. Bukan langka. Langka itu kalau stok tak ada, ini stok ada, ” tegas Gustian.

Hanya saja, penyaluran gas dari Tanjung Uban ke Batam yang sedikit bermasalah. Sehingga ketersediaan gas di pangkalan tidak tersalur seperti biasa.

“Ini masalah transportir saja. Dimana kapal pengakutan tidak lagi sama, sehinggga untuk penyaluran memang sedikit terkendala,” ujar Gustian.

Dijelaskan Gustian, kontrak kerjasama kapal pengangkut gas melon dari Tanjung uban ke Batam sudah habis. Sehingga Pertamina mengalihkan ke moda transportasi laut lainnya, yang berakibat terhadap ketersediaan gas di Batam.

“Kami sudah surati Pertamina Medan, agar meninjau kembali untuk transportir gas tersebut. Sehingga tidak ada masalah seperti ini,” pungkas Gustian. (*)

 

 

Reporter: Yashinta

spot_img

Update