batampos – Penyakit gatal-gatal masih dialami masyarakat kampung Jatim RT 02/RW 16, Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji. Penyakit gatal-gatal yang cukup parah dan diderita ratusan warga di sana ini disebut karena kontaminasi debu pabrik PT GRM yang berada di dalam kawasan industri Latrade.
Kawasan industri ini berbatasan langsung dengan pemukiman warga, sehingga debu pabrik pengolahan material PVC berterbangan hingga ke pemukiman warga. Penyakit gatal-gatal ini sudah lama menyerang warga namun parahnya di dua bulan terakhir ini sebab ada indikasi pembuangan debu pabrik secara besar-besaran.
Sejumlah warga berhasil merekam pembuangan debu pabrik ini yang diduga sengaja mengarahkan ke pemukiman warga melalui jalur pembuangan debu.
Baca Juga:Â 2 Remaja Hilang di Pantai Mutiara Batam Ditemukan Meninggal Dunia
“Terus-terusan itu dan selalu kita rekam. Kayak asap tebal itu kalau mereka buang. Tampungan air di drum kamar mandi bisa penuh dengan debu. Barang semua di dalam rumah tebal dengan debu pabrik itu. Seperti mau membunuh kami perusahaan itu dengan debu pabrik mereka ” kata Monang, seorang warga.
Warga setempat sudah melakukan beberapa kali protes ke pihak kawasan atau manajemen PT GRM, namun belum ada penanganan atau tanggapan yang serius hingga saat ini. Pembuangan debu pabrik masih terus dilakukan.
“Tiga hari ini agak berkurang karena liburan kali. Biasanya setiap hari mereka keluarkan debu itu, ” kata Monang.
Debu pabrik ini memberi dampak yang buruk bagi masyarakat di belakang kawasan industri tersebut. Penyakit gatal-gatal semakin mewabah di sana.
Pasangan suami isteri Mulyanto dan Elvi misalkan, kondisinya memprihatinkan saat ini karena seluruh tubuh mereka bentol-bentol. Bahkan kaki Elvi sebagian sudah mengelupas dan memutih kulitnya karena sudah lama menderita gatal-gatal
“Sampai bagian dalam semua kena. Inilah kaki saya sudah kelupas semua. Gatalnya minta ampun. Kami di sini airnya pakai tampung dan debu itu masuk juga, makanya begini jadinya kondisi kami di sini,” kata Elvi.
Baca Juga: Komisi III DPRD Batam Soroti Penimbunan Bakau oleh PT Gesya di Tanjungpiayu
Sama halnya dengan Mulyanto yang sempat memperlihatkan kondisi tubuhnya yang banyak bintik akibat gatal-gatal. Sekujur tubuhnya memang penuh dengan bekas-bekas luka akibat bentolan.
“Sengsara kami dibuat sama PT itu. Sudah mau dua tahun begini terus situasi kami di sini. Anak-anak semua tak sehat karena debu ini, ” ujarnya.
Ketua RT 02 Karman mengamini keluhan warganya itu. Diapun sudah berupaya maksimal menyampaikan keluhan di lingkungan tempat tinggal mereka itu. Diapun berharap agar ini segera ditindak lanjuti oleh pihak terkait.
“Iya, sudah kita sampaikan ke kelurahan. Kita berharap agar ini direspon. Sudah banyak warga yang terkena gatal-gatal karena debu itu, ” kata Karman.
Baca Juga:Â Diperkirakan Terjadi Kepadatan untuk Rute ke Jakarta, Padang, Pekanbaru dan Surabaya.
Lurah Tanjunguncang Sutrisna Wijaya saat dikonfirmasi mengaku akan segera menindak lanjutin keluhan masyarakat tersebut ke dinas terkait.
“Iya sudah ada laporan dari Pak RW. Kemarin katanya mereka masuk mediasi dulu dengan pihak perusahaan. Saya masih menunggu hasil mediasi mereka. Nanti seperti apa hasilnya akan kami tindak lanjuti ke dinas terkait, ” kata Sutrisna.
Sementara Ahok perwakilan pihak PT GRM saat dikonfirmasi mengaku ada kebocoran sehingga keluarnya debu pabrik tersebut. Pihaknya akan segera memperbaiki kebocoran tersebut. (*)
Reporter: Eusebius Sara