Minggu, 10 November 2024

Gelandangan dan Tunawisma di Batam Dibina di UPT Nilam Suri, Dapat Pelatihan Keterampilan

Berita Terkait

spot_img
Aktivitas di UPT Nilam Suri Nongsa.

batampos – Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Sosial terus berupaya menangani permasalahan sosial dengan melakukan pembinaan intensif terhadap gelandangan dan tuna wisma.

Mereka yang terjaring oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) kini dibina di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) P2PMKS di Nilam Suri, yang memiliki fasilitas lengkap untuk meningkatkan keterampilan dan mempersiapkan mereka kembali ke masyarakat.

Kepala Dinsos Kota Batam, Leo Putra, menjelaskan bahwa pembinaan di UPT Nilam Suri menjadi solusi bagi para Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), termasuk gelandangan dan tuna wisma.

Baca Juga: BKPSDM Batam Umumkan Hasil Seleksi: 1.067 Pelamar CPNS Tidak Memenuhi Syarat

“Kami memiliki fasilitas seperti salon, bengkel, dapur, dan ruang pelatihan lainnya untuk membantu mereka mendapatkan keterampilan yang dapat digunakan untuk mandiri,” ujar Leo.

Para tuna wisma dan gelandangan yang ditangani melalui sistem ini sebelumnya diamankan oleh TRC setelah menerima laporan masyarakat melalui Call Center 24 jam. Setelah melalui asesmen, mereka akan diarahkan ke UPT Nilam Suri untuk mengikuti program pembinaan yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing individu.

“Setiap individu yang masuk ke sistem pembinaan ini mendapat penanganan berbeda-beda. Ada yang dikembalikan ke asal, rehabilitasi hingga pelatihan keterampilan, tergantung hasil asesmen. Kami juga menyediakan pekerja sosial dan psikolog untuk memberikan dukungan mental dan emosional,” tambah Leo.

Dengan fasilitas yang memadai dan dukungan tenaga profesional, UPT Nilam Suri berperan penting dalam mengubah nasib para gelandangan dan tuna wisma. Program pelatihan yang disediakan diharapkan dapat membuka jalan bagi mereka untuk hidup lebih mandiri dan tidak lagi kembali ke jalanan.

Baca Juga: UMKM Didorong Kuatkan Usaha di Tengah Tantangan Ekonomi

“Kami juga mendorong keterlibatan perusahaan melalui program CSR untuk membantu mendukung operasional dan pengembangan program di UPT ini, karena anggaran kami terbatas,” jelasnya.

Melalui upaya ini, Pemerintah Kota Batam berharap dapat meminimalisir jumlah gelandangan dan tuna wisma di kota tersebut, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Selain itu Dinsos Kota Batam menyiapkan tiga sistem kerja yang sudah diterapkan sejak 2022. Pertama, sistem kesejahteraan sosial Kota Batam. Dinsos menyiapkan personil sebanyak 87 orang tersebar di 64 Kelurahan Kota Batam. Tujuannya agar Kota Batam memiliki data yang valid, lengkap dan akurat terkait masalah sosial, sehingga program bantuan pemerintah bisa tepat sasaran.

Dinsos-PM juga bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Batam dan sudah menyiapkan personilnya. Bahkan pihaknya juga sudah membagikan 64 unit komputer untuk seluruh kelurahan. Untuk bekerja masalah kesejahteraan sosial.

Kedua sistem penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Kota Batam. Agar seluruh masalah sosial dapat ditangani pemerintah sehingga tak ada lagi komplain dari masyarakat Kota Batam.

Baca Juga: Waspada, Batam Masih Berpotensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang

Dalam masalah penanganan ini, sumbernya ada dua, yaitu hasil razia patroli. Dan rujukan pribadi, seperti perorangan kantor, individu, perusahaan, masyarakat, media sosial dan lainnya.

Dinsos juga sudah membentuk Tim Reaksi Cepat (TRC). Pihaknya merekrut 14 orang khusus ditambah 12 orang BKO. TRC ini kerja selama 24 jam secara shift. Buka selama 24 jam atas laporan mayarakat. Setelah diamankan oleh tim, Dinsos sudah menyiapkan shelter dan kantor. Memiliki fasilitas sarana dan prasarana yang lengkap.

Ketiga, adalah sistem Pembinaan PMKS di Kota Batam. Leo menuturkan Batam memiliki Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) P2PMKS. Ada di Nilam Suri, yang memiliki fasilitas lengkap. Seperti salon, bengkel, dapur, tempat tidur dan lainnya.

“Apa yang kita tangani di sistem kedua ada solusi di sistem ketiga. Kalau masalah sosial ada Peksos (Pekerja Sosial). Sudah kita gaji 4 orang termasuk 1 psikolog juga. Kita gaji juga 3 orang pengasuh, tukang dapur 2 orang untuk siapkan makan,” paparnya. (*)

 

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update