batampos – Pesta Demokrasi lima tahunan telah selesai, namun kegelisahan masih melanda para kontestan dan tim sukses karena proses rekapitulasi suara hasil pemilihan masih terus berjalan. Penyelengara pemilu belum mengumumkan ataupun menetapkan siapa saja kontestan yang terpilih baik itu legislatif ataupun presiden dan wakil presiden.
Kegelisahan ini karena menanti keputusan pasti hasil pemilu ini bisa berakibat fatal jika dibiarkan berlarut-larut. Perlu penanganan medis yang tepat agar tidak masuk dalam kategori gangguan jiwa sedang ataupun berat.
Dokter spesialis jiwa RSUD Embung Fatimah Batam dr Laila Sylvia Sari menuturkan gelisah yang berlebihan disertai dengan gangguan susah tidur itu sudah masuk kategori gangguan jiwa ringan. Dan itu biasa terjadi pada mereka yang tak kuat menghadapi persoalan hidup atau mereka yang sedang gelisah menanti sesuatu yang sangat didambakan seperti yang dinantikan para kontestan pemilu saat ini.
Jika sudah demikian gejalanya perlu penanganan medis yang tepat agar tidak berlanjut gejala gangguan jiwa ini.
Baca Juga:Â Hasil Sirekap Pileg DPRD Batam Sementara: Gerindra Unggul 18,36 Persen
“Itu masuk kategori gangguan jiwa ringan. Kalau dibiarkan naik jadi gangguan jiwa sedang yakni depresi. Kalau pun meningkat lagi bisa masuk kategori gangguan jiwa berat yang berujung pada berusaha perilaku, ya seperti orang gangguan jiwa berat pada umumnya, ” kata Laila.
Selama ini, diakui Laila, pasien dengan gejala gangguan jiwa ringan dan sedang ini cukup banyak yang berobat ke RSUD yakni poli layanan kejiwaan. Sebelumya Humas RSUD Embung Fatimah Batam Ellin Sumarni bahkan menyebut bisa 30 hingga 50 pasien yang ditangani karena gejala gangguan jiwa atau mental per hari.
Jumlah yang cukup besar ini umumnya disebabkan karena faktor ekonomi dan pekerja. Kota Batam yang padat dengan penduduk serta gaya hidup yang terus bergerak membuat banyak orang gangguan jiwa ringan hingga depresi.
Baca Juga:Â DPRD Dorong BI Ikut Andil Pengentasan Kemiskinan di Kepri
“Saat ini masih pasien dari kalangan masyarakat umum. Untuk para kontestan pesta demokratis, timses ataupun simpatisan yang depresi karena pemilu belum ada. Kita tangani pasien dari masyarakat umum semua,” ujar Laila.
Namun demikian pihak RSUD tetap siaga dengan kemungkinan adanya peningkatan lagi pasien gangguan jiwa usai perhelatan pesta demokrasi ini sebab proses penghitungan suara belum final. (*)
Reporter: Eusebius Sara