batampos – Pimpinan sidang hakim Vabianes Stuart Wattimena mendadak berang kepada jaksa penuntut umum (JPU) Nani Herawati di ruang sidang Pengadilan Negeri Batam. Ia menilai, jaksa Nani tak menghargai dirinya saat bertanya soal sandal atau alas kaki terdakwa.
Berawal saat majelis hakim Wattimena saat membuka dengan mengetuk palu. Yang kemudian ia bertanya kepada terdakwa kenapa tidak memakai sandal. Dengan suara pelan terdakwa menjawab tak punya sandal. “Tak ada sandal pak hakim,” ujar terdakwa.
Hakim Wattimena pun bertanya kepada JPU Nani Herawati kenapa terdakwa tak memakai sendal. Dibalik masker, Nani hanya mengangguk sesaat dan kemudian kembali fokus ke ponsel yang ada ditangannya.
Sikap JPU Nani tersebut membuat hakim Wattimena langsung berang. Dengan suara cukup keras, ia kemudian kembali bertanya kepada jaksa Nani.
“Saya bertanya kepada bu Jaksa, kemana sandal terdakwa. Tapi Anda malah sibuk dengan ponsel anda,” ujar hakim.
Menurut dia, seharusnya sebagai JPU, Nani bisa menghargai majelis hakim. Bukannya menggunakan ponsel saat sidang berlangsung tanpa menjawab pertanyaan pertanyaan dari hakim.
“Harusnya kita di sini saling menghargai. Kalau seperti ini anda, berarti anda tidak menghargai kami disini,” tegas hakim lagi.
Bahkan disaat itu, JPU Nani sempat menjawab tidak tahu. Yang kemudian membuat hakim bertambah berang. Menurutnya, harusnya sebagai JPU Nani bertanggungjawab terhadap terdakwa, termasuk alas kaki terdakwa.
“Ini tanggungjawab anda untuk menyiapkan sandal, bukannya menjawab tidak tahu. Tugas kita untuk memanusiakan terdakwa di persidangan,” sebutnya lagi.
Perkataan hakim Wattimena membuat Nani menganguk-angguk, yang kemudian ditimpal oleh petugas tahanan jika setiap terdakwa sudah diberi sandal.
Hakim Wattimena kembali bertanya soal sandal kepada terdakwa. Yang kemudian dijawab terdakwa memang tak dapat sandal. “Tak dapat sandal saya yang mulia,” ujar terdakwa kasus pencabulan itu.
“Kedepannya saya minta tak ada lagi terdakwa yang tidak pakai alas kaki,” harap Wattimena. (*)
Reporter: Yashinta