batampos – Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Batam meradang atas tudingan anggota DPRD yang menilai penyaluran gas bersubsidi tidak tepat sasaran. Apalagi penilaian itu dilakukan setelah menyidak salah SPBE yang tidak punya kapasitas menyalurkan gas langsung kepada masyarakat.
“Jadi Saya harap kalau sidak itu detail, lokasi di mana, pangkalan, pengecernya di mana. Jangan hanya ambil sampel saja, carilah masyarakat yang dimana barang itu betul-betul tak ada. SPBE tak langsung bersentuhan dengan masyarakat,” ujar Kepala Disperindag Kota Batam, Gustian Riau.
Menurut dia, sebelum anggota DPRD Kota Batam meminta Disperindag melakukan pengawasan. Pihaknya sudah jauh lebih dulu melakukan pengawasan. Bahkan pengawasaan yang dilakukan secara berkala.
Baca Juga: Anggota DPRD Sesalkan Kelangkaan Gas 3 Kg di Batam
“Kami sudah turun secara berkala. Jangan dia turun ke daerah hanya sampel saja. Panggil dong kami, kami yang lebih paham di Batam. Jangan tiba-tiba bilang, tidak tepat sasaran,” ujarnya.
Dijelaskannya, maraknya penjualan gas melon dipinggir jalan itu kerap kucing-kucingan dengan petugas. Bahkan, pihaknya sudah beberapa kali menindak para pengecer dengan melakukan penyitaan tabung gas yang mereka jual.
“Sudah sering kami tindak dengan melakukan penyitaan tabung. Mereka tak punya izin, makanya yang bisa kami lakukan penyitaan tabung. Namun kami juga mencari tahu, mereka dari mana dapat tabung-tabung itu,” jelas Gustian.
Masih kata Gustian, dari informasi para pengecer, pihaknya pun akhirnya memutus izin dua pangkalan di Batam. Kedua pangkalan terbukti “bermain” dan menyebabkan keresahan masyarakat.
“Ada dua pangkalan yang telah kami cabut izinnya. Jadi saya minta kedepannya, jangan ada lagi pangkalan yang bermain, jika tak mau dicabut izin bahkan ke proses hukum,” imbuh Gustian.
Baca Juga: Stok Gas di Pangkalan Kosong Tapi di Pengecer Berserak, DPRD Provinsi Minta Pengawasan Diperketat
Dari segi penyaluran, diakui Gustian, berjalan sebagaimana mestinya. Apalagi untuk penyaluran, sudah ada koordinasi yang tetap antara Pertamina dalam hal ini Hiswana migas, Agen hingga ke pangkalan berjalan sesuai dengan koridor atau rantai pendistribusian.
Bahkan berkat koordinasi dengan pihak Pertamina, akhirnya Pertamina menambah alokasi gas LPG 3 kilogram sebanyak 4 persen pada bulan Desember 2023 ini.
“Penyaluran selama ini berjalan baik dan sesuai dengan koridornya. Buktinya, stok gas melon untuk Batam selalu aman,” kata Gustian.
Sempat adanya kekosongan gas dipangkalan itu dikarenakan transportasi dari Tanjung Uban ke Batam. Bukan karena stok kosong dan lainnya.
“Saat adanya kekosongan kami langsung turun, untuk memastikan kondisi baik,” pungkas Gustian. (*)
Reporter: Yashinta