Minggu, 29 September 2024

Hanya 1 Kecamatan Bebas DBD di Batam, Kasus Tertinggi di Batam Kota

Berita Terkait

spot_img
ilustrasi demam berdarah
Ilustrasi. demam berdarah.

batampos – Dari 12 kecamatan yang ada di Kota Batam, hanya satu kecamatan saja yang dinyatakan berstatus bebas kasus demam berdarah dengue (DBD). Status tersebut karena selama 6 bulan ini tidak ada kasus DBD di kecamatan tersebut.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam Didi Kusmarjadi mengatakan, satu kecamatan tersebut adalah Bulang. Dimana sampai dengan akhir Juni 2024 ini belum ada satu pun kasus terkonfirmasi DBD di kecamatan hinterland Batam tersebut.



“Sejauh ini baru Bulang. Galang yang sebelumnya nol kasus saat ini sudah ada satu kasus DBD,” ujar Didi, Selasa (25/6).

Menurutnya, kasus DBD tertinggi berada di kecamatan Batam Kota yakni dengan 31 kasus. Lalu disusul Kecamatan Bengkong dengan 27 kasus dan Sagulung yakni 26 kasus DBD

Selanjutnya Kecamatan Sekupang 21 kasus dan Kecamatan Batuaji dan Batu Ampar masing-masing 18 kasus DBD. “Total sampai hari ini kasus DBD di Batam ada 180 kasus,” tuturnya.

Sementara itu Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Batam Melda Sari mengatakan sepanjang Januari hingga 25 Juni 2024 ini terdapat 180 kasus DBD. Rinciannya, 29 kasus di bulan Januari, 30 kasus di bulan Februari, 37 kasus di bulan Maret, 12 kasus DBD di bulan April dan 29 kasus di bulan Mei 2024 dan 43 kasus di bulan Juni.

Selain itu Dinkes juga mencatat ada enam pasien DBD yang meninggal dunia di sepanjang tahun ini. Rinciannya, pria usia 46 tahun asal Kelurahan Tiban Baru,TJ, 59, warga Sei Lekop, DP, 25, warga Baloi Permai Baloi, AE, 11 tahun warga Belakang Padang dan WR, 5, warga Sei Beduk meninggal di RSUD

“Bila melihat data jumlahnya angka DBD di Batam ini menurun signifikan dibanding tahun – tahun sebelumnya,” ujarnya.

Dimana di periode yang sama di tahun 2023 lalu ada 189 kasus, lalu di tahun 2022 ada sebanyak 353 kasus DBD serta di tahun 2021 ada sebanyak 291 kasus DBD di Kota Batam.

Dijelasnya, DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti. Penyakit ini seringkali muncul di musim pancaroba, khususnya di awal tahun. Tingginya curah hujan mempengaruhi peningkatan DBD. Genangan air timbul setelah hujan juga berpotensi menjadi sarang nyamuk.

“Peran masyarakat dalam mewaspadai penularan kasus DBD sangat besar. Jika terkena gejala DBD segera ke puskesmas atau rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pertama,” ungkapnya.

Selain itu Walikota Batam juga telah mengeluarkan surat edaran tentang kewaspadaan dini peningkatan DBD di Batam. Salah satu poinnya adalah, dengan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk peduli dalam upaya mencegah penyebaran DBD antara lain dengan upaya penggerakan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3M plus.

Menguras dan menyikat dinding tempat penampungan air, menutup rapat-rapat tempat penampungan air, mengubur kembali barang bekas yang dapat menampung air hujan serta plus cara lain dengan memantau wadah air yang dapat menjadi tempat perkembanganbiakan nyamuk aedes aegypty.

Dalam surat edaran ini juga meminta agar masyarakat untuk segera membawa ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan pertama atau melaporkan apabila ada warga yang terkena DBD. Membantu petugas dalam kelancaran kegiatan penyelidikan epidemiologi dan fogging fokus yang dilakukan di wilayahnya masing-masing apabila ada kasus DBD.

Anggota DPRD Batam Safari Ramadan mengaku prihatin dengan berkembannya penyakit DBD saat ini, apalagi sudah memakan korban di beberapa daerah. Instansi terkait pun diminta untuk mencegah agar DBD tidak meluas. Antisipasi yang baik dengan menjaga lingkungan untuk tetap bersih.

“Apalagi kondisi cuaca saat ini yang sejuk atau musim hujan yang diingini oleh nyamuk aedes aegepty sumber penyakit DBD berkembang. Pilhannya ialah mengalakkan lagi kegiatan pencegahan melalui budaya gotong royong di masyarakat. Baik itu di tingkat RW, RT atau pun perumahan,” ujarnya.

Menurut Safari, lebih baik mencegah dari mengobati. Foging memang baik, tapi tidak mengatasi persoalan. Menjadikan Iingkungan perumahan bersih merupakan jalan terbaik. Terapkan langkah 3M, mengubur, menguras dan menutup tempat-tempat penampungan air dan pemberian bubuk abate

“Untuk itu kita menghimbau kepada masyarakat Batam untuk menggalakkan kembali budaya gorong royong. Mudah-mudahan ini sebagai langkah efektif penanggulangan kasus DBD. Agar ke depan tak ada lagi korban jiwa,” tutupnya. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update