batampos – Kesulitan mendapatkan pasokan air bersih kembali dialami masyarakat RW 23, Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji dalam tiga pekan terakhir ini.
Dalam sepekan suplai air bersih hanya mengalir satu malam saja. Masyarakat kewalahan, sebab suplai air antaran dengan mobil tanki tetap tidak mencukupi.
“Susah betul air kami sekarang. Tiga minggu terakhir ngadat total. Paling hari Kamis atau Jumat saja ngalir itupun di tengah malam dan kecil. Tak cukup untuk nampung satu drum. Tak tahu masalah apalagi, ” ujar Ketua RT 01/RW 23 Surya Darma Sitompul, Rabu (30/10).
Baca Juga:Â Sengkarut Pengelolaan Sampah di Batam, DPRD Desak Pembenahan Sistem yang Lebih Serius
Dijelaskan Surya Darma, krisis air bersih ini terjadi hampir semua pemukiman yang ada di RW 23. Krisis air ini sebenarnya mulai terjadi setelah pihak ABH menyelesaikan persoalan krisis air di Perumahan Putera Jaya Tanjunguncang beberapa bulan yang lalu.
“Begitu ke Putera Jaya agak lancar, kami di sini yang ngadat. Tiga pekan terakhir ini yang paling parah,” katanya.
Pihak Air Batam Hilir (ABH) selaku pengelola pasokan air bersih di Batam sudah diinformasikan dan penanganan sementara dengan menyuplai air menggunakan mobil tanki. Namun itu tetap tak menyelesaikan persoalan sebab jumlah air yang didatangkan dengan mobil tanki tidak mencukupi.
“Tetap kurang. Delapan sampai sembilan tanki, per KK hanya bisa dapat setengah drum. Paling banyak satu drum airnya,” kata Surya Darma.
Pihak ABH sendiri saat dikonfirmasi mengakui adanya kesulitan suplai air ke lingkungan RW 23 Tanjunguncang ini.
Baca Juga:Â Drainase Induk Batuaji dan Sagulung Butuh Perawatan Rutin
Humas ABH Ginda Alamsyah menjelaskan, pemukiman di kelurahan Tanjunguncang merupakan wilayah krisis area untuk suplai air di Batam selama ini. Termasuk dengan lingkungan RW 23. Jika terjadi gangguan keseimbangan air tentu area kritis ini akan langsung berdampak. Butuh waktu untuk kembali melancarkan aliran air.
“Iya seperti diketahui itu area kritis. Terjadi gangguan keseimbangan suplai air belum lama ini sehingga langsung berdampak mereka. Ini sudah kita atasi namun butuh waktu. Kenapa butuh waktu karena permintaan lebih tinggi dari suplai. Ini tetap akan diatasi dan sementara kita suplai pakai mobil tanki,” ujar Ginda.
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, ABH, kata Ginda, kini tengah kebut dengan proses peningkatan produksi air untuk mengatasi semua persoalan air di Kota Batam.
Instalasi jaringan pipa baru dan peningkatan produksi air melalui instalasi pengolahan air (IPA) di Dam Tembesi yang sedang berjalan, sebelumnya ditargetkan rampung di Desember nanti. Namun karena peningkatan pelanggan yang cukup pesat akhir-akhir ini, ABH menarget semua pengerjaan ini dirampungkan secepatnya.
“Kita gesa agar rampung lebih awal dari kontrak kerja yang ada. Ini untuk kelancaran suplai air di Batam. Pertumbuhan penduduk cukup pesat, pelanggan pun terus bertambah jadi memang harus digesa semua proyek yang ada ini. Alhamdulillah progresnya sudah cukup lumayan. Kita upayakan secepatnya siap,” ujar Ginda.
Baca Juga:Â Masa Tunggu haji di Batam 23 Tahun
Untuk proses peningkatan produksi air ini, dijelaskan Ginda, di antaranya; menambah instalasi pipa dan instalasi pengolahan air (IPA) untuk peningkatan produksi air di Dam Duriangkang dan Tembesi dengan total kekuatan 730 liter operasi detik (IPS).
“Inilah adalah solusi yang sedang kita upayakan, untuk mengatasi persoalan suplai air bersih di Kota Batam,” katanya.
“Untuk Duriangkang kita tingkatkan jadi 500 IPS dan Tembesi 230 IPS. Total jadi 730 IPS. Ini untuk menjawabi semua persoalan air selama ini,” ujar Ginda.
Peningkatan produksi air ini, disebutkan Ginda, bukan saja karena keluhan dan persoalan tersendatnya suplai air yang terjadi selama ini, tapi juga upaya untuk mengimbangi populasi dan juga pertumbuhan ekonomi yang terus berkembang saat ini.
“Pertumbuhan ekonomi dan masyarakat cukup pesat jadi memang harus ada peningkatan juga biar seimbang suplai air ke semua wilayah,” ujarnya. (*)
Reporter: Eusebius Sara