batampos – Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Batam, Mardanis, memastikan stok bahan pangan di Kota Batam aman menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Ia menyebut meskipun ada beberapa bahan pokok yang mengalami kenaikan harga, ketersediaan pangan tetap mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
“Kalau sayur, meskipun naik, biasanya hanya seminggu saja, kemudian turun lagi. Jadi, untuk sayur tidak terlalu memberatkan,” ujar Mardanis, Senin (16/12).
Ia juga memprediksi harga cabai berpotensi naik menjelang akhir tahun karena tingginya permintaan. “Waktu saya sampaikan di rapat Forkopimda, memang sudah diperkirakan kalau cabai itu pasti naik karena permintaan meningkat. Tapi sejauh ini, harga di pasar masih stabil,” jelasnya.
Baca Juga:Â PMI Batam Pastikan Stok Darah Aman Jelang Akhir Tahun
Sementara itu, untuk minyak goreng curah, harga tetap berada di angka Rp 16 ribu hingga 17 ribu per liter per liter. “Minyak ini hanya ada penyesuaian harga saja. Tapi, harganya masih di bawah acuan, jadi tidak ada kenaikan signifikan,” katanya.
Untuk komoditas lain seperti beras, gula, telur, dan daging, Mardanis memastikan stoknya cukup untuk kebutuhan masyarakat di Batam. “Jelang Natal dan Tahun Baru ini, stok di tingkat lokal aman. Bahkan secara nasional, stok beras hampir mencapai 8 juta ton. Sementara di Batam sendiri, stok beras sekitar 2.000 ton,” paparnya.
Ia juga menambahkan bahwa stok yang aman biasanya berpengaruh pada kestabilan harga. Namun, komoditas seperti telur tetap berpotensi mengalami kenaikan harga meskipun stoknya mencukupi.
“Biasanya setiap Lebaran atau Natal, harga telur naik. Padahal secara stok, baik di tingkat nasional maupun lokal, cukup. Mungkin ini karena permintaannya yang tinggi,” ujarnya.
Baca Juga: Kemenhub Kaji Usulan Pembukaan Rute Kapal Perintis Batam – Johor Bahru
Untuk memastikan ketersediaan pangan di Batam, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian terus memantau distribusi barang. “Kami mencatat semua distributor yang memasok bahan pangan ke Batam. Mulai dari stok awal bulan hingga yang masuk setiap akhir bulan kami hitung, kemudian kami buat proyeksi kebutuhan hingga akhir tahun,” kata Mardanis.
Ia menjelaskan bahwa sebagai daerah yang sebagian besar kebutuhan pangannya bergantung pada pasokan dari luar, seperti Jakarta dan Jawa, pihaknya harus terus memastikan distribusi berjalan lancar.
“Batam tidak memiliki produksi sendiri, jadi kami benar-benar mengandalkan distribusi dari daerah lain. Namun, sejauh ini, semua masih aman,” tambahnya.
Sebagai langkah antisipasi lonjakan harga, Pemerintah Kota Batam melalui Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) juga siap menggelar operasi pasar jika diperlukan. “Kalau harga mulai tidak terkendali, Disperindag biasanya akan turun dengan operasi pasar untuk menstabilkan harga,” pungkasnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra