batampos – Buruh di Kota Batam tetap berharap agar UMK 2024 naik 15 persen dari UMK tahun berjalan. Menurut mereka, permintaan ini cukup beralasan sebab harga kebutuhan pokok kini terus bergerak naik mendekati angka 15 persen.
Ketu PC SPL FSPMI Batam Suprapto menuturkan, selain itu tuntutan kenaikan UMK di angka 15 persen ini juga karena beberapa tahun terakhir hampir tidak ada kenaikan UMK.
“Bisa dibilang tidak ada kenaikan termasuk selama pandemi Covid 19 mewabah. Kenaikan hanya nol koma sekian persen. Kebutuhan pokok sekarang naik mendekati angka 15 persen. Ini yang harus juga dipertimbangkan pengusaha. Minta 15 persen naik (UMK) ini berdasarkan situasi saat ini,” ujar Suprapto, Minggu (5/11).
Baca Juga:Â Kepala Bea Cukai Batam Berganti, Ini Pejabat yang Baru
Sehingga dalam pertemuan pembahasan ataupun aksi kedepannya, buruh Batam tetap memperjuangkan tuntutan tersebut. Tuntutan 15 persen sudah sesuai dengan kajian situasi ekonomi saat ini.
Sementara dari pengusaha, terutama pengusaha galangan kapal sangat keberatan dengan tuntutan kenaikan UMK tersebut. Angka 15 persen terlalu tinggi sebab kenaikan ini tidak saja untuk gaji pokok tapi juga hitungan lembur atau over time.
Ini disampaikan oleh pengusaha galangan kapal dan lepas pantai yang bernaung dibawa Ikatan Perusahaan Industri Galangan Kapal dan Lepas Pantai (Iperindo) Kepri.
“Berat itu. Jelas keberatan. UMK Batam sudah cukup tinggi loh dibandingkan daerah lain,” ujar Ketua Iperindo Kepri Ali Ulai.
Baca Juga:Â Harga Cabai Mahal, Gustian Minta Distributor Tak Ambil Untung Banyak
Ali Ulai yang juga owner galangan kapal PT Citra Shipyard ini menjelaskan, pengusaha galangan kapal akan sangat terbebani jika UMK harus naik lagi hingga angka 15 persen dari UMK tahun 2023. Memang secara gaji pokok tentu tidak terlalu memberatkan jika naik sampai ke angka Rp 5 juta, namun keberatan pengusaha galangan kapal ini pada hitungan perkalian jam kerja lembut atau over time.
“Pengusaha tentu keberatan. Hitungan lembur itu loh yang berat. Tenaga kerja masih kurang, kalau gaji pokok sih tak masalah, tapi hitungan lembur ini yang berat. Sudahlah, sudah cukup tinggi UMK kita sekarang dibandingkan dengan daerah lain,” ujarnya.
Baca Juga:Â 93 Tim Pelajar SMP/MTs di Batam IKut Kompetisi Matematika
Dikatakan Ali yang perlu diperhatikan pemerintah saat ini jika ingin memajukan industri galangan kapal di Batam ataupun Kepri pada umumnya adalah solusi untuk mengatasi kekurangan tenaga welder. Hingga saat ini perusahaan galangan kapal masih kekurangan tenaga welder.
“Banyak proyek yang terhambat karena kekurangan tenaga welder tadi. Ini juga penting agar galangan kapal tetap bertahan. Kalau UMK boleh juga dibahas tapi jangan berlebihan. (Rencana kenaikan UMK) Angka 15 persen itu besar bagi kami galangan kapal ini kalau perhitungan lemburnya,” ujar Ali. (*)
Reporter: Eusebius Sara