Rabu, 27 November 2024
spot_img

Harga Sembako Stabil, Inflasi Kepri Bertahan di Level Rendah

Berita Terkait

spot_img
Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepri, Suryono. F. Humas BI Kepri untuk Batam Pos

batampos – Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) berhasil mempertahankan inflasi pada tingkat rendah, yak-ni sebesar 0,06 persen secara bulanan (mtm) di Oktober 2024, menurut data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS). Inflasi yang terkendali ini menunjukkan hasil kerja keras berbagai pihak dalam menjaga kestabilan harga di wilayah tersebut.

Wakil Ketua Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kepri, Suryono, merinci bahwa inflasi di masing-masing kota dan kabupaten menunjukkan angka bervariasi, yaitu Kota Batam sebesar 0,08 persen, Kota Tanjungpinang 0,03 persen, dan Kabupaten Karimun hanya 0,01 persen.


Secara tahunan, IHK (Indeks Harga Konsumen) di Kepri mengalami kenaikan sebesar 2,31 persen (yoy), sedangkan inflasi kalender (ytd) tercatat di angka 1,17 persen. Suryono mengungkapkan bahwa dorongan terbesar inflasi datang dari Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya yang menyumbang 0,09 persen terhadap kenaikan ini, sebagian besar terkait dengan lonjakan harga emas perhiasan di pasar internasional.

“Kelompok Transportasi turut berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,05 persen, dengan kenaikan tarif angkutan laut serta kendaraan roda empat dan dua berbasis online. Selain itu, Kelompok Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga juga menyumbang inflasi 0,03 persen (mtm) akibat naiknya biaya sewa rumah,” kata Suryono.

Bank Indonesia bersama TPID di seluruh wilayah Kepri terus berupaya mengendalikan inflasi dengan pendekatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang berfokus pada empat hal: keterjangkauan harga; ketersediaan pasokan; kelancaran distribusi; serta komunikasi yang efektif.

Selama bulan Oktober 2024, berbagai langkah sinergis telah dilakukan untuk menjaga kestabilan harga di Kepri, antara lain melalui koordinasi bersama BUMD Kabupaten Karimun, pertemuan TPID Kabupaten Karimun dan Kota Tanjungpinang, serta sinergi wilayah manufaktur se-Sumatra. TPID Kepri juga mengadakan Gerakan Pangan Murah sebanyak tiga kali dan memberikan bantuan fasilitas pertanian kepada kelompok tani di Kabupaten Bintan.

Menghadapi akhir tahun, TPID terus mengantisipasi risiko kenaikan inflasi, terutama dampak dari musim hujan yang bisa mengganggu pasokan sayur, kenaikan tarif angkutan udara menjelang liburan, serta potensi kenaikan harga emas global. Namun, pasokan pangan untuk komoditas penting seperti daging, telur ayam, dan hasil laut diyakini masih akan mencukupi kebutuhan di Kepri.

“Kami akan terus memperkuat kolaborasi dan sinergi lintas instansi untuk mengendalikan inflasi dan memastikan harga tetap stabil,” ucap Suryono. (*)

 

Reporter : FISKA JUANDA

spot_img

Update