Kamis, 14 November 2024

Harga Telur Naik, DKPP Batam: Harusnya Tidak Boleh, Karena Stok Tak Ada Masalah

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Pedagang telur di Pasar Botania Batam. Foto: Cecep Mulyana

batampos – Harga ayam potong segar dan telur ayam di pasar terus mengalami kenaikan. Untuk memenuhi kebutuhannya, pembeli bahkan memilih membeli telur yang pecah, atau retak karena harganya lebih murah.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan, dan Pertanian (DKPP) Batam, Mardanis mengatakan kenaikan harga telur ini merupakan paling tinggi selama tiga tahun terakhir ini.

Di beberapa pasar telur dijual hingga harga Rp2.500 per butir. Menurutnya, kenaikan harga telur ini disebabkan karena tingginya permintaan pasar.

“Setiap ada kenaikan permintaan, selalu harga naik. Ini kan harusnya tidak boleh. Karena stok gak ada masalah,” ujarnya, Rabu (14/12).

Baca Juga: Balai POM Temukan Makanan Mengandung Boraks dan Formalin di Batam

Mantan Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Batam ini mengungkapkan sudah menyampaikan solusi terkait kenaikan harga telur ini.

Menurutnya, untuk mengendalikan harga terlur ini, harus dilakukan operasi pasar khusus telur. Caranya, telur langsung diambil kepada distributor dan dipasarkan langsung. Sehingga memutus mata rantai untuk bisa sampai ke tangan pembeli.

“Cuman permasalahanya saat ini, siapa yang mampu mengakomodir solusi ini. Karena untuk operasi pasar pasti butuh biaya operasional. Dan ini sudah di penghujung tahun dan anggaran sudah tutup,” ujarnya.

Untuk itu, hal yang bisa dilakukan saat ini adalah mengontrol harga dengan sidak ke pasar langsung. Sehingga bisa diketahui harga telur sesungguhnya di pasar.

Selain itu, meminta kepada distributor telur untuk membantu pemerintah dalam mengendalikan harga telur ini. Karena pemerintah sudah berupaya mencari pemasok untuk Batam. Sehingga untuk mengendalikan harga ini, harus dibutuhkan kerja sama semua pihak, termasuk distributor.

Baca Juga: Jadwal dan Harga Tiket Kapal Ferry Dumai Line Rute Batam-Tanjungbalai Karimun, Tanjung Samak dan Sungai Tohor

Mardanis menambahkan telur diperkirakan akan menjadi penyumbang inflasi di Batam akhir tahun ini. Selain itu, ada juga cabai merah yang juga mulai mengalami kenaikan.

Momen natal dan tahun baru selalu menjadi alasan kenaikan harga komoditi. Namun demikian, karena komoditi cukup, harusnya harga bisa stabil. “Jangan sampai ada yang bermain harga untuk komoditi ini. Kalau kami memastikan pasokan aman. Sekarang untuk kontrol harga ini yang harus dijaga bersama,” tutupnya.

Wali Kota Batam Muhammad Rudi mengatakan beberapa komoditi memang mengalami kenaikan. Seperti harga telur ayam. Pasokan dari berbagai daerah yang sudah menjadi mitra bagi Batam juga sudah dioptimalkan.

Namun kenyataannya, pasokan tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan yang ada. Pasokan dari luar ini juga mempengaruhi harga jual telur di pasar Batam.

“Ini lagi kami carikan solusinya. Kalau tidak salah ada usulan dari pengusaha yang mau buat ternak ayam. Lagi kami bahas dulu. Usulannya kalau tidak salah mau 20 hektare lahan. Tapi kami minta tidak di pusat kota ini, karena limbahnya nanti itu yang dikhawatirkan,” ujar Kepala BP Batam ini.

Baca Juga: Imigrasi Batam Sediakan Layanan Paspor on Emergency selama Libur Nataru

Pembahasan terkait usulan ternak ayam ini rencananya mau dibuat di Barelang. Untuk itu, BP Batam tengah mengkaji dan membahas persoalan ketersedian lahan untuk peternak ayam ini.

Ia mengungkapkan segala upaya dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Batam, termasuk untuk pemenuhan kebutuhan ayam segar, dan telur ayam ini.

“Fokus utama untuk pemenuhan lokal, kalau memang bisa diekspor akan sangat baik. Namun itu masih dalam pembahasan,” tutupnya. (*)

 

 

 

Reporter : YULITAVIA

spot_img

Update