batampos – Kepala UPT BKN Batam, Imaduddin, mengonfirmasi bahwa ujian Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) di UPT BKN Batam berakhir. Sejak hari pertama, sebanyak 6.012 peserta terdaftar, namun hanya 5.405 orang yang hadir. Sebanyak 607 peserta tidak hadir karena berbagai alasan, termasuk keterlambatan, yang membuat mereka tidak dapat mengikuti ujian.
“Alhamdulillah, hari ini adalah hari terakhir ujian dengan tetap dilaksanakan dalam 4 sesi. Sesi pertama dan kedua diisi oleh Otorita Ibu Kota Nusantara, dan sesi terakhir oleh Badan Karantina Indonesia. Tercatat ada 220 peserta yang terdaftar untuk hari ini,” ujar Imaduddin, Kamis (14/11).
Menurutnya, alasan ketidakhadiran peserta bermacam-macam, mulai dari keterlambatan hingga tidak adanya konfirmasi lebih lanjut.
“Bagi yang terlambat, mereka tidak diizinkan mengikuti ujian karena hal ini merupakan bagian dari proses seleksi yang menilai kedisiplinan terhadap waktu,” katadia
Dari hasil sementara, nilai tertinggi untuk peserta tingkat S1 mencapai 472 yang diraih oleh peserta dari DKI Jakarta, sedangkan nilai terendah untuk tingkat ini adalah 165. Untuk tingkat SMA, nilai tertinggi mencapai 457 dan terendah 179.
Sementara pengumuman resmi kelulusan berdasarkan passing grade akan disampaikan oleh BKN pusat, peserta dapat memperkirakan peluang kelulusan dengan melihat siaran langsung di YouTube UPT BKN Batam.
Mereka dapat meninjau kembali tanggal dan sesi ujian untuk melihat apakah nilai mereka memenuhi passing grade minimum, yaitu 65 untuk TWK, 80 untuk TU, dan 166 untuk TKP.
Imaduddin menjelaskan bahwa bagi yang memenuhi passing grade akan ada proses perangkingan untuk menentukan tiga kali formasi yang berhak mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang (SKB) selanjutnya.
“Pengumuman hasil ini diperkirakan akan dikeluarkan pada 17 November,” jelasnya
Selama pelaksanaan ujian CPNS, tidak ada temuan kecurangan. UPT BKN Batam telah melakukan berbagai langkah pencegahan, termasuk menggunakan teknologi face recognition untuk mengidentifikasi peserta, guna mencegah adanya praktik perjokian.
“Selain itu, pengawasan dalam ruangan ujian dilakukan ketat, di mana peserta dilarang membawa alat komunikasi, seperti telepon seluler, yang diperiksa dengan metal detecto sebelum memasuki ruang ujian,” tutupnya. (*)
Reporter : AZIS MAULANA