Kamis, 19 September 2024
spot_img

Hindari Konflik, Warga Batam Diimbau Pahami Perilaku Buaya di Sagulung

Berita Terkait

spot_img
Buaya Berbahaya Dalil Harahap 4
Lokasi buaya liar di Sungai Langkai Sagulung. Foto: Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Masyarakat di sekitar Perumahan Muka Kuning Pratama dan Sagulung Raya, Sagulung, diimbau untuk belajar hidup berdampingan dengan buaya muara yang menghuni habitat alami di kawasan tersebut. Himbauan ini disampaikan oleh Kepala Seksi Wilayah II Batam BBKSDA Riau, Tommy Steven Sinambela, menyusul penampakan buaya sepanjang 3 meter yang terjadi pada Senin, 12 September 2024 lalu.

Tommy menegaskan bahwa buaya yang muncul di sekitar pemukiman tidak bisa dipindahkan sembarangan karena lokasi tersebut merupakan habitat asli satwa liar itu. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami perilaku buaya dan beradaptasi dengan kehadiran mereka, bukan merasa terancam.



“Buaya muara yang muncul di sekitar pemukiman bukanlah hewan yang bisa kita pindahkan sembarangan. Sosialisasi tentang bagaimana hidup berdampingan dengan mereka menjadi hal yang sangat penting,” ungkap Tommy, Rabu (18/9).

Ia menjelaskan bahwa perilaku buaya dapat diprediksi, terutama pada jam-jam aktif seperti malam hari. Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar parit besar pada waktu tersebut guna menghindari potensi konflik.

“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak memancing atau bermain di sekitar parit besar, terutama pada malam hari, karena buaya lebih aktif di waktu itu,” tambahnya.

Selain itu, Tommy juga mengingatkan agar warga menjaga kebersihan lingkungan dan tidak membuang sampah rumah tangga, terutama sisa makanan, ke dalam parit. Hal ini karena sisa makanan dapat menarik buaya yang sedang mencari makan.

“Membuang sisa makanan seperti tulang ayam ke sungai atau parit bisa memancing buaya mendekat, mengingat penciuman mereka sangat sensitif terhadap bau makanan,” jelasnya.

BBKSDA Riau telah memasang rambu-rambu peringatan di sekitar pemukiman dan merekomendasikan pemasangan pintu air di hulu parit untuk membatasi pergerakan buaya lebih dekat ke area pemukiman.

“Selama kita memahami perilaku buaya dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, konflik antara manusia dan buaya dapat dihindari. Buaya tidak akan agresif selama habitatnya tidak terganggu,” tutup Tommy. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img
spot_img

Update