batampos – Dinas Kesehatan Kota Batam melaporkan peningkatan jumlah kasus HIV dan AIDS pada periode Januari hingga September 2024. Berdasarkan data yang disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi, jumlah kasus HIV mencapai 604 kasus, sedangkan kasus AIDS tercatat sebanyak 61 kasus. Mayoritas penderita HIV berasal dari kalangan pekerja pabrik atau buruh, dengan jumlah mencapai 223 orang.
“Jumlah penderita HIV di Kota Batam banyak didominasi oleh karyawan atau buruh pabrik. Kami menduga faktor lingkungan kerja dan kurangnya pengetahuan terkait HIV/AIDS berperan dalam tingginya kasus pada kelompok ini,” ujarnya, Kamis (14/11).
Selain pekerja pabrik, sejumlah 168 orang terdaftar sebagai kelompok dengan pekerjaan tidak diketahui. Kasus HIV juga ditemukan pada kelompok yang tidak bekerja dan anak-anak sebanyak 39 orang, buruh bangunan atau kuli angkut 15 orang, serta pelaku usaha seperti pedagang, wiraswasta, atau salesman sebanyak 2 orang. Pekerja di sektor salon, hotel, dan panti pijat tercatat 18 orang, ibu rumah tangga 11 orang, nelayan, petani, dan peternak sebanyak 6 orang, serta mahasiswa dan pelajar sebanyak 8 orang.
“Selain itu, terdapat 4 kasus pada montir bengkel, ” tambah Didi.
Sementara itu laporan Dinas Kesehatan juga menunjukkan perbedaan angka kasus HIV berdasarkan jenis kelamin. Dari 14.131 tes HIV yang dilakukan sepanjang Januari hingga September 2024, 63 persen atau 8.909 orang yang dites adalah perempuan, sementara laki-laki yang dites mencapai 5.232 orang. Meskipun jumlah perempuan yang dites lebih tinggi, kasus HIV pada laki-laki jauh lebih dominan.
Jumlah kasus HIV pada laki-laki tercatat 475 kasus, atau sekitar 78 persen dari total kasus. Sementara itu, jumlah kasus pada perempuan tercatat 129 kasus atau 22 persen dari total keseluruhan. Tingkat positif HIV pada laki-laki tercatat sebesar 3,5 persen, sedangkan perempuan memiliki tingkat positif sebesar 0,5 persen.
“Tingginya tingkat infeksi HIV pada laki-laki menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih spesifik terhadap kelompok ini dalam upaya pencegahan,” ujar Didi.
Didi Kusmarjadi juga menyampaikan data seputar kelompok usia penderita AIDS di Kota Batam. Dari 61 kasus AIDS yang tercatat, kelompok usia 25 hingga 49 tahun merupakan yang paling banyak terdampak dengan jumlah 46 kasus. Kelompok usia lainnya yang terkena AIDS antara lain satu kasus pada anak di atas usia 4 tahun, satu kasus pada usia 15 hingga 19 tahun, lima kasus pada usia 20 hingga 24 tahun, serta delapan kasus pada usia di atas 50 tahun.
Didi menambahkan, kasus AIDS paling banyak ditemukan pada kelompok usia produktif, terutama mereka yang berada di rentang usia 25 hingga 49 tahun. Hal ini menunjukkan perlunya perhatian lebih pada kelompok usia ini, baik melalui edukasi maupun pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Dinas Kesehatan Kota Batam mencatat, sepanjang tahun 2024 ini terdapat 604 kasus HIV, turun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 752 kasus. Meskipun demikian, angka kematian akibat AIDS mengalami peningkatan. Sepanjang 2024, terdapat 66 kematian terkait AIDS, sementara pada tahun 2023, angka kematian tercatat sebanyak 47 orang.
“Penurunan kasus HIV adalah kabar baik, namun peningkatan angka kematian menjadi perhatian kami. Ini menunjukkan pentingnya akses yang lebih baik terhadap pengobatan bagi penderita HIV/AIDS,” kata Didi.
Dinas Kesehatan Kota Batam terus menggalakkan upaya pencegahan, termasuk sosialisasi dan edukasi terkait HIV/AIDS, serta akses pemeriksaan dan pengobatan yang lebih mudah bagi masyarakat. “Kami berharap, melalui peningkatan kesadaran dan dukungan kesehatan yang memadai, angka kasus dan kematian akibat HIV/AIDS di Batam dapat ditekan di masa mendatang,” tutup Didi Kusmarjadi. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra