Minggu, 22 September 2024

HKI Bilang Begini Terkait Bursa Kerja yang Dilaksanakan Disnaker Batam

Berita Terkait

spot_img
bursa kerja 2022
Suasana hari pertama Job Fair Batam 2022, Senin (7/11/2022) lalu. Foto: Dalil Harahap / Batam Pos

batampos – Ketua Bidang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Himpunan Kawasan Industri (HKI) Indonesia, Tjaw Hioeng mengatakan, bursa kerja yang dilaksanakan oleh Disnaker Kota Batam hanya salah satu dari rangkaian bursa kerja yang ada selama ini.

Sebenarnya bursa kerja sejak pandemi Covid-19 sudah dilakukan secara online, virtual dan hybrid melalui sistem online yang dikembangkan baik oleh perusahaan maupun perguruan tinggi atau universitas.



“Sehingga mungkin tidak terlihat secara kasat mata. Jumlah penerimaan khususnya tenaga kerja untuk level operator yang dilakukan secara online masih banyak,” katanya.

Minimnya lowongan kerja ini bukan lagi terdampak dari Pandemi Covid-19. Seperti yang disampaikannya di atas, sejak pandemi Covid, para pencaker sudah terbiasa dengan sistem online yang sangat efektif dan efisien dari sisi waktu.

Baca Juga: Pengerjaan Lambat, Proyek Gorong-Gorong di Marina Menyusahkan Warga

Hanya calon tenaga kerja yang betul-betul tersaring oleh sistem yang bisa melanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu tahapan wawancara.

“Saya pikir di era yang serba digital ini, kita juga harus memanfaatkan teknologi. Kalau ada Industri 4.0 sekarang Job Fair 4.0. Kemenaker sebenarnya juga sudah memfasilitasi dengan platform anjung siap kerja yang sebenarnya dimanfaatkan oleh pihak perusahaan,” tuturnya.

Ancaman resesi tahun 2023 juga harus menjadi perhatian bagi para pembuat kebijakan di Kota Batam dan Kepri. Sebab 10 besar ekspor Batam dan Kepri adalah negara-negara yang diprediksi akan mengalami resesi global (Amerika Serikat dan Uni Eropa).

Baca Juga: Ini Kata Apindo Terkait Jumlah Pengangguran di Batam 

Kemudian ada Singapura, Tiongkok, India dan Jepang. Untuk ekspor tujuan Singapura harus dicermati, transhipmentnya ke negara mana saja. Walaupun Pemerintahan Singapura memprediksi bahwa 2023 mungkin akan terjadi sedikit penurunan pertumbuhan dan ekspornya.

“Mungkin untuk Batam akan merasakan dampaknya pada saat memasuki triwulan III dan IV tahun 2023,” katanya.

Mengenai BP Batam maupun Pemko Batam selalu mengungkap ke publik bahwa ada banyak investasi yg masuk di Batam, tentunya hal ini harus dibedakan antara nilai investasi dengan realisasi investasi.

Baca Juga: BPOM Cabut Izin Edar 73 Obat Sirop dari 5 Industri Farmasi, Ini Daftarnya

Investasi yang masuk baru hanya menyampaikan estimasi dari nilai investasinya. Ini baru bisa tercapai ketika mereka merealisasikan investasinya melalui laporan yang kita sebut LKPM.

“Ini kan butuh waktu dalam tahap realisasinya. Jadi tidak serta merta langsung terealisasi,” katanya.

Makanya sering disampaikannya, untuk tetap membantu PMA yang melakukan ekspansi.

“Karena mereka-mereka ini sudah merasakan bagaimana suka dan dukanya dalam berinvestasi dan biasanya proyek-proyek pengembangan tersebut sangat mendongkrak nilai realisasi investasi,” katanya.

Baca Juga: BP Batam Pastikan Kegiatan Ekonomi Berjalan Lancar

Begitu pula dengan pembangunan infrasktruktur yang saat ini difokuskan untuk menggaet invetor ke Batam. Pembangunan ini dinilainha sudah tepat.

Sebab, berkaca dari Tiongkok di era tahun 90-an, dimana saat itu mereka habis-habisan dalam pembangunan infrastruktur, baik dasar maupun penunjang yang tentunya baru dapat dirasakan beberapa tahun kemudian. Malahan, pada saat itu sempat ke Batam dalam pembangunan Kawasan industrinya.

Untuk pengembangan wilayah industri, sangat penting dukungan infrastuktur baik dasar maupun penunjang, yang tentunya baru dapat kita nikmat dimasa-masa yang akan datang.

Baca Juga: Karyawan PT Metal Indonesia Gantung Diri di Gudang Perusahaan

Contoh Ketika Trade War US China terjadi diawal tahun 2019, bisa diperhatikan tingkat hunian (ocupansi) di masing-masing Kawasan industri di Batam. Bisa dikatakan rata-rata hanya 70 persen sampai 80 persen.

Jika saat itu tidak ada Pabrik yang tersedia dan dukungan infrasktruktur lainnya sangat minim, apakah mereka akan lirik Batam? Pembangunan sebuah pabrik dengan fasilitas dan infrasktrukturnya butuh waktu sampai beberapa tahun.

“Coba kita bandingkan saat ini, untuk mendapat standar factory building dengan luasan di atas 5.000 sqm saja sangat langka di Batam. Jadi semuanya butuh yang namanya persiapan karena sewaktu-waktu kesempatan datang kita sudah ready,” bebernya.

Dalam mengatasi persoalan penggangguran ini, tentunya hanya dengan membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya. Namun saat ini juga harus realitis dengan keadaan, bahwa keberadaan teknologi merupakan ancaman bagi tenaga kerja.

Baca Juga: Korupsi Dana BOS SMK Negeri 1 Batam Mengalir ke Disdik Batam, Jaksa: Akan Terungkap di Persidangan

Khususnya bagi industri manufaktur yang hight tech sehingga perusahaan-perusahaan tersebut mulai beradaptasi dari padat karya menjadi padat modal.

“Kemudian lonjakan lulusan dari tamatan SMK/SMA dan Perguruan Tinggi tiap tahun nya terus bertambah yang tentunya akan memperbanyak jumlah Angkatan kerja,” katanya.

Adanya rencana pengembangan Aerocity di Kawasan Bandara dan Pembangunan kawasan industry baru yang berada di wilayah Bandara dan Kabil serta pengembangan Kawasan baru di Rempang dan Galang tentu sudah harus dipersiapkan mulai dari sekarang.

Sehingga Ketika resesi global berakhir, Kota Batam sudah siap, walaupun pada tahun tahun kedepan masih dihadapi tantangan yang tidak ringan, seperti adanya Pilpres 2024 yang tentu membuat para investor akan wait and see.

“Tapi kalau kita tidak mulai dari sekarang, kapan lagi kita harus melakukan,” imbuhnya.(*)

Reporter: Eggi Idriansyah

spot_img

Update