batampos – Pengunjung hotel melati di Kota Batam kini lebih sepi. Untuk menarik pengunjung, hotel tersebut menawarkan tarif lebih murah 50 persen, khusus untuk pengunjung longstay atau menginap bulanan.
Biasanya, tarif hotel melati tersebut Rp 120-140 ribu per malam. Sedangkan untuk longstay Rp 70 ribu per malam atau Rp 2,1 juta per bulannya.
“Sekarang kalau tamu (menginap) perhari jarang. Banyak yang longstay,” ujar Rani, salah seorang resepsionis hotel melati di kawasan Pelita, Lubukbaja.
Baca Juga:Â Harga Tiket Kapal Singapura-Batam Dikeluhkan Warga Singapura
Ia menjelaskan penurunan tarif tersebut sengaja diberikan agar pengunjung hotel tetap ramai. Mayoritas, tamu hotel tersebut merupakan pekerja dari Malaysia dan wanita prostitusi online.
“Banyak yang passing dari Malaysia juga nginap di sini. Ya daripada kamar kosong,” katanya.
Menurut dia, penurunan pengunjung hotel melati disebabkan banyaknya hotel bertarif murah dengan kualitas lebih baik.
“Banyak hotel sekarang. Kalau per hari banyak di OYO itu orang,” ungkapnya.
Sementara Asnah, pengunjung hotel melati di kawasan Pelita mengaku sengaja memilih lokasi tersebut karena tarif yang murah. Di dalam kamar, ia mendapatkan fasilitas kasur, AC, toilet dan lemari.
“Kan cuma passing ke Batam, nanti balek lagi ke Malaysia. Yang penting bisa tidur istrirahat,” katanya.
Baca Juga:Â Seminggu Kedepan Curah Hujan Tinggi
Hal senada dikatakan Maya, penghuni hotel melati di kawasan Nagoya. Ia mengaku sudah setahun menginap di hotel tersebut untuk mencari tamu atau pria hidung belang.
“Dibandingkan kos, enakan di sini (hotel melati). Kedengeran sama tamu lebih elite aja,” katanya.
Pantauan Batam Pos, beberapa hotel melati di Nagoya juga memasang spanduk di depan hotel. Spanduk tersebut bertuliskan tarif menginap longstay lebih murah. (*)
Reporter: Yofi Yuhendri