batampos – Hujan deras yang menguyur Kota Batam seharian pada Sabtu (11/8) menyebabkan sejumlah wilayah terendam banjir. Termasuk puluhan rumah di kawasan Sambau, Nongsa yang sempat terendam banjir pada hari itu.
Meski tidak terlalu tinggi, namun banjir cukup membuat warga trauma. Sebab hampir setiap hujan deras turun seharian, membanjiri rumah beberapa warga.
Seperti puluhan rumah di kawasan Green Nongsa City yang sempat kebanjiran. Warga pun panik, karena mengingat kejadian tahun lalu, yang sempat merendam puluhan rumah warga.
Baca Juga: Gunakan Knalpot Brong dan Tak Ada Dokumen, 140 Unit Motor Ditilang
“Bagian belakang perumahaan GNC banjir lagi. Ada yang sampai masuk rumah warga,” ujar Icha warga Nongsa.
Tak hanya perumahaan GNC, banjir juga terjadi di ruas jalan antara GNC dan Devely. Arus yang deras, membuat akses jalan sempat terputus.
“Jalan masuk dekat gorong-gorong airnya tinggi,” ungkap Icha.
Tak hanya perumahaan GNC, beberapa rumah di Perumahaan Devely hingga Puri Sasmaya terendam banjir. Bahkan jalan masuk Puri Sasmaya terendam banjir hingga 70 centimeter.
Baca Juga: Wisman Serbu Pusat Perbelanjaan di Batam
Dampak dari banjir tersebut, alat berat dari Dinas Bina Marga turun untuk melakukan pengerukan di aliran gorong-gorong air yang sempat melimpah.
Kabid Dinas Bina Marga, Wan Taufik membenarkan kondisi banjir di beberapa perumahaan di Sambau. Salah satu penyebabnya karena gorong-gorong sebagai jalur aliran air dari Perumahaan GNC sudah tidak memadai.
“Benar adanya banjir, hal itu karena gorong-gorong sudah tak memadai,” ujar Wan Taufik.
Dijelaskan Taufik, padahal minggu lalu pihaknya sudah melakukan normalisasi di kawasan tersebut. Akan tetapi banjir kembali terjadi.
Baca Juga: Rusak dan Termakan Usia, 95 Ribu Meteran Air Akan Diganti
“Setelah kami telusuri, tempat aliran akhir air dari gorong-gorong sudah tidak ada. Diduga karena adanya penimbunan di belakang Perumahaan Devely,” sebut Taufik.
Menurut dia, salah satu cara untuk menanggulangi banjir, yakni melakukan pembangunan fisik baru, dan mengubah aliran air di tempat biasa.
“Karena tempat yang lama sudah tak memungkinkan,” pungkas Taufik. (*)
Reporter: Yashinta