batampos– Menjelang perayaan Imlek, ikan dingkis menjadi salah satu komoditas yang paling dicari oleh masyarakat Tionghoa di Batam.
Ikan yang dikenal memiliki makna khusus dalam tradisi Imlek ini dibanderol dengan harga tinggi, bahkan bisa mencapai Rp400 ribu per kilogram saat mendekati perayaan tahun baru China.
Kepala Dinas Perikanan Batam, Yudi Admajianto, menyebut bahwa ikan dingkis memiliki daya tarik tersendiri bagi masyarakat Tionghoa yang merayakan Imlek. Wilayah perairan di sekitar Batam, seperti Belakangpadang, Pulau Buluh, hingga Galang, dikenal sebagai habitat ikan ini dengan kualitas baik.
BACA JUGA:Â Ikan Dingkis Pendulang Cuan Nelayan kala Imlek
“Menjelang Imlek, ikan dingkis selalu menjadi buruan. Beberapa lokasi di Batam seperti Belakangpadang, Pulau Kasu, Moco, Galang, dan Galang Baru menjadi pusat penangkapan. Faktor cuaca dan keberuntungan sangat berpengaruh karena tidak semua ikan dingkis bisa masuk ke kelong,” katanya, Selasa (21/1).
Saat ini, sejumlah nelayan telah mulai memasang perangkap atau bubu untuk menangkap ikan dingkis. Meski begitu, upaya ini sedikit terkendala dengan adanya kekhawatiran terkait buaya yang lepas dari penakaran milik PT Perkasa Jagat Karunia (PJK), yang dapat membahayakan aktivitas nelayan.
Akan tetapi, antusiasme masyarakat tetap tinggi karena ikan dingkis hanya dapat ditemui dalam jumlah banyak setahun sekali, terutama menjelang Imlek.
“Mudah-mudahan tahun ini tangkapan ikan dingkis melimpah sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Harganya memang cukup mahal, terutama menjelang Imlek bisa mencapai Rp400 ribu per kilogram,” kata Yudi.
Saat ini harga ikan dingkis di pasaran masih relatif stabil, namun diperkirakan akan melonjak tajam seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang hari perayaan.
Ikan dingkis sendiri dipercaya memiliki makna keberuntungan dan kemakmuran dalam tradisi Imlek, sehingga keberadaannya selalu dinantikan oleh masyarakat Tionghoa di Batam setiap tahunnya.
Meski harganya tergolong mahal, tapi permintaan terhadap ikan dingkis tetap tinggi. Bahkan sering kali stoknya cepat habis karena diburu masyarakat yang ingin merayakan Imlek dengan penuh makna. (*)
Reporter: Arjuna