Selasa, 5 November 2024

Industri Maritim Tetap Eksis Ditengah Resesi 2023 Mendatang

Berita Terkait

spot_img
bp batam batuampar
Ilustrasi. Aktivitas di Pelabuhan Batuampar. Foto: BP Batam

batampos – Ketua Aliansi Gerakan Kebangkitan Industri Maritim Batam, Osman Hasyim mengaku gembira dengan perkembangan industri maritim di Kota Batam yang sangat pesat.

Dikatakannya, mulai dari April 2021 hingga April 2022, industri maritim mengalami peningkatan sebesar 498 persen secara year on year.

“Di industri maritim, galangan kapal, pabrikasi, jasa pelayanan pelabuhan, peningkatannya ini luar biasa hampir 500 persen. Kemarin kita mendapat informasi ship to ship kita dari bulan Januari sampai September, kenaikannya 767 persen,” katanya.

“Artinya peningkatan kesejahteraan pertumbuhan di bidang galangan khususnya perkapalan terjadi peningkatan 767 persen. Terus terang saya senang sekali. Artinya, industri ini mampu menyediakan lapangan kerja buat masyarakat kita,” lanjutnya.

Baca Juga: Bendahara Sekolah Harus Paham Pengelolaan Dana BOS dan Dana SPP

Berbicara mengenai industri maritim tentunya kita tidak bisa melihat dari pendapatan PNBP.

Akan tetapi pertumbuhan industri maritim ini bisa terlihat kontribusonua atas terciptanya multiplier effect. Sebab, industri maritim ini adalah industri yang padat modal dan padat karya.

Dengan terjadinya peningkatan di industri maritim, perputaran uang di Kota Batam juga sangat luar biasa. Sehingga, hal ini lah yang sejak dari dulu diperjuangkannya.

“Bahkan pemerintah dengan kebijakan-kebijakan yang progresif dan pro industri. Ini sangat menguntungkan kita dan inilah tolak ukur kemajuan Indonesia di bidang maritim, adanya itu ya di Batam,” tutur pria yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Indonesian National Shipowner Association (INSA) Kota Batam ini.

Baca Juga: Sehari, 1000 Orang Tiba di Batam

Kenapa demikian? Lanjutnya, karena Batam merupakan suatu wilayah yang sangat strategis diseluruh dunia. Jika negara lain memiliki letak strategis itu hanya satu jalur.

“Kita dari utara ke selatan dan timur ke barat, kita ditengahnya. Negara lain dia mampu memanfaatkan letak geografisnya. Kita yang di dua jalur lintang ini, harusnya jauh lebih maju dari pada mereka. Untuk itu tren positif kemajuan dunia maritim ini harus terus kita jaga,” katanya.

Ia kembali menegaskan, penggerak utama ekonomi untuk di Kota Batam itu adalah industri maritim. Karena industri ini merupakan industri padat modal dan padat karya.

Sebab, satu kapal yang masuk ke Batam, akan membayar biaya pandu, biaya tunda, PNBP hingga labuh jangkat.

Baca Juga: Pengirim PMI Ilegal yang Tenggelam di Perairan Kabil Ditangkap

“Ini tidak kurang dari Rp 500 juta satu kapal. Bayangkan, saya baru dapat data, per bulan Oktober ada 22.000. Artinya masih separuh dari pengalaman kita yang dulu tembus 50.000. Tapi ini positif, bayangkan 22 ribu kali 500 juta dan berapa triliun yang berputar. Itu uang nyata yang dikeluarkan. Itu luar biasa,” jelasnya.

Sehingga, untuk industri maritim harus benar-benar memanfaatkan potensi yang dimiliki oleh Batam. Jika ada yang pesimis dengan pertumbuhan ekonomi Batam, justru ia malah sebaliknya.

Begitu juga saat memasuki resesi global tahun 2023 mendatang. Ia justru optimis, industri maritim akan semakin eksis.

Baca Juga: Penampakan Boat Pembawa PMI Ilegal di Batam, Ukuran Kecil Dengan Mesin 200 PK

Karena pada saat ekonomi dunia turun, akan terjadi penurunan daya beli dunia. Dengan demikian, rantai logistik itu akan terputus. Sehingga, akan banyak kapal-kapal yang berhenti beroperasi.

“Tahun depan, kita ingin menjadikan Batam sebagai base, sehingga kapal yang nganggur tadi, masuk ke Batam. Dengan dia masuk, terciptanya multiplier effect,” tegasnya.

Sebab jika kapal-kapal yang berhenti operasi itu hanya labuh jangkar saja, tentunya sudah menjadi pemasukan untuk Batam.

Ada uang yang akan berputar setiap saat. Sehingga, dalam menghadapi resesi, ia sangat optimis industri maritim terus eksis.

Baca Juga: Mendagri Apresiasi Bazar Sembako Murah di Batam

“Apalagi per bulan ini saja tahun ini, kontainer saja sudah mencapai 480 dan akhir tahun bukan tidak mungkin 600 ribu. Karena rata ratanya sekitar itu kalau dibagi. Jadi itu stabil,” katanya.

Ia menambahkan, alasan kenapa industri maritim saat ini mengalami kenaikan sementara kontainer justru stabil, karena di Batam tidak menggunakan kontainer.

Baca Juga: Petir Menggelegar di Langit Batam, Warga: Kaget Banget

Industri ini, banyak menggunakan general kargo, besi dan baja yang tidak bisa dimasukkan dalam kontainer.

“Kedepan nanti kita harus bergandeng dengan BP Batam, maka potensi yang dimiliki ini dapat kita maksimalkan dalam rangka menciptakan kesejahteraan masyarakat Batam. Orang lain bisa kenapa kita tidak, optimis saja dan kita yakin,” imbuhnya.(*)

Reporter: Eggi Idriansyah

spot_img

Update