Sabtu, 21 September 2024

Industri Shipyard di Batam Tumbuh Pesat

Berita Terkait

spot_img
shipyard
Geliat Industri Shipyard di Tanjunguncang Kota Batam. Setelah terpuruk, kini industri shipyard Batam banjir pesan kapal dari dalam dan luar negeri. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos – Pasca pandemi COVID-19, industri Shipyard menunjukkan tren positif, terutama pada semester pertama 2024 ini. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya proyek pembangunan kapal baru, khususnya kapal tugboat dan tongkang, yang mayoritas untuk pelayaran nasional dan mendukung kegiatan pertambangan.

Ketua Harian Batam Shipyard Offshore Association (BSOA), Novi Hasni, mengungkapkan, industri Shipyard di Batam mulai bangkit sejak 2022, dengan klien-klien yang memesan kapal untuk pelayaran nasional. Tren ini semakin meningkat di tahun 2023, terutama untuk produksi kapal tugboat dan tongkang, kata dia, Sabtu (8/6).



Namun, di tahun 2023 sempat terjadi kendala material karena tingginya permintaan global untuk produksi kapal.

Novi menjelaskan, negara-negara penghasil material seperti China, Korea, dan Jepang memprioritaskan kebutuhan dalam negeri mereka terlebih dahulu.

”Hal ini menyebabkan keterlambatan material bagi industri Shipyard di Batam,” ujar Novi.
Untungnya, saat ini masalah material sudah teratasi. Novi menyebutkan bahwa pabrik
baja telah meningkatkan produksinya, sehingga kebutuhan plat baja untuk produksi kapal di Batam sudah terpenuhi.

Novi optimis bahwa industri Shipyard di Batam akan terus bertumbuh di masa depan. Permintaan untuk perbaikan dan perawatan kapal (repair and maintenance) masih akan selalu ada.

Selain itu, banyak kapal yang diproduksi pada tahun 2000-an sudah memasuki usia tua dan tidak layak beroperasi lagi.Hal ini mendorong kebutuhan akan kapal baru semakin meningkat,  sebutnya.

Namun, Novi juga mengakui bahwa industri Shipyard masih menghadapi kekurangan tenaga kerja ahli, khususnya tukang las.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan pelatihan yang optimal bagi para pencari kerja agar mereka memiliki keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri.

Dengan tren positif dan optimisme dari para pelaku industri, industri Shipyard di Batam diyakini akan terus berkembang dan menjadi salah satu penyumbang penting bagi perekonomian nasional,  tutupnya.

Sekadar mengingatkan kembali, industri galangan kapal sempat menjadi andalan utama perekonomian Batam. Bahkan, tumbuh pesat dibandingkan dengan sektor lainnya.

Namun, sejak 2015, industri galangan kapal di Batam terpuruk. Kondisi ini terus berlanjut hingga 2017 lalu. Industri yang dianggap tulang punggung ekonomi Batam itu benar-benar mati suri. Permintaan kapal sepi.

Pemerintah saat itu mencoba menghidupkan kembali industri shipyard tanah air, termasuk di Batam dengan belanja kebutuhan alat industri sistem pertahanan (alutsista) berupa kapal perang atau kapal cepat untuk memperkuat pertahanan laut RI ke beberapa industri galangan kapal di Batam.

Seperti pada tahun 2017, dua unit kapal patroli keamanan laut (Patkamla) KAL P Bungaran dan KAL P Labengki dipesan pemerintah. Kapal ini selesai pembangunan setahun kemudian. Tepatnya pada Jumat (27/7/2018), kedua kapal digelar seremoni penyerahan kapal oleh manajemen PT Infinity Global Mandiri, perusahaan galangan kapal lokal Batam, kepada Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan yang saat itu dijabat Laksda TNI Agus Setiadji.

Itu bukanlah kapal pertama atau terakhir yang dibuat PT Infinity Global Mandiri untuk pemerintah. PT Infinity Global Mandiri kembali mendapat pesanan dua kapal dari pemerintah. Satu pesanan kapal Basarnas sepanjang 40 meter.

Tak hanya PT Infinity Global Mandiri yang mendapatkan orderan pembuatan kapal dari pemerintah saat itu, beberapa industri galangan kapal lainnya juga mendapat pesanan dan itu terus terjadi hingga saat ini.

Dan, sejak 2018 industri shipyard perlahan bangkit. Permintaan kapal mulai ada. Kemudian pada 2019 terus bangkit. Bahkan, sejak 2022 hingga saat ini, permintaan terus berdatangan dari dalam dan luar negeri.

Namun, saat ini memang kendala tenaga ahli welder. Pengusaha galangan kapal kewalahan mencari welder yang memiliki spesifikasi untuk industri shipyard.

Kondisi ini juga pernah diungkapkan Ketua Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia (Iperindo) Kepri Ali Ulai. Menurutnya, orderan pembuatan kapal di Batam dan Kepri terus membaik usai pandemi Covid-19 mereda.

Namun itu tak berjalan mulus, sebab dalam pengerjaan satu kapal hanya tersedia 15 sampai 20 orang tenaga welder yang memiliki kemampuan las untuk industri kapal.

”Ini sangat kurang, idealnya 50 hingga 60 orang untuk mengerjakan satu kapal sesuai dengan kontrak kerja dari pemesan,” ujarnya belum lama ini.

Akibatnya, seharusnya satu kapal bisa selesai pengerjaan enam bulan, namun baru bisa rampung setahun, bahkan lebih.

Secara keseluruhan, Ali menyebut perusahaan galangan kapal di Kepri saat ini membutuhkan 5.000 welder untuk menyelesaikan semua pesanan pembuatan dan perbaikan kapal yang ada.

Persoalan ini sudah disampaikan ke pihak terkait termasuk pemerintah, namun belum ada perubahan yang berarti. Krisis ini masih terjadi hingga saat ini.

Sebelumnya, Ketua DPP Iperindo Anita Puji Utami mengatakan, pihaknya berupaya berkoordinasi dengan sekolah-sekolah yang mencetak lulusan welder siap kerja. Juga berkomunikasi dengan Kementerian Tenaga Kerja untuk kembali memenuhi kebutuhan welder di Kepri.

Masalahnya, tahun-tahun kemarin kan kita baru dilanda pandemi, tentu berdampak dengan penurunan orderan pembuatan kapal, sehingga banyak tenaga welder beralih ke sektor lain atau keluar negeri. Nah tiba-tiba ada peningkatan orderan pembuatan kapal karena adanya peningkatan produksi batubara, ini tentunya tidak langsung bisa pulih begitu saja, butuh waktu. Kita cari solusi masalah kekurangan tenaga las ini dengan menggandeng kerja sama dengan mitra kita, termasuk Kementerian Tenaga Kerja, kata Anita.

Untuk itu, Anita berharap agar pengusaha galangan kapal dan industri lepas pantai di Kepri untuk tetap fokus dengan situasi yang ada saat ini. Meskipun ada hambatan tetap semangat untuk terus meningkatkan sektor industri galangan kapal dan lepas pantai di Kepri.

Kita akan support dan pemerintah juga pastinya sebab galangan kapal memiliki andil yang cukup besar untuk kemajuan ekonomi masyarakat,  ujar Anita. (*)

 

Reporter: Azis Maulana

spot_img

Update