batampos.co.id – Tarif angkutan udara mendorong terjadinya inflasi di Provinsi Kepri pada Oktober 2021.
Wakil Ketua Tim Pengendali Inflasi Daerah(TPID)Provinsi Kepri, Musni Hardi K Atmaja, mengatakan, Indeks Harga Konsumen (IHK) Kepulauan Riau (Kepri) secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,30 persen mont to mont (mtm).
“Ini sedikit lebih rendah dibandingkan bulan September 2021 yang mengalami inflasi sebesar 0,31persen (mtm). Inflasi didorong oleh kelompok administered prices yang utamanya dipicu oleh kenaikan tarif angkutan udara serta komoditas volatile food terutama cabai merah, minyak goreng dan daging ayam ras,” ujarnya, Selasa (2/11/2021)
Ia menjelaskan, pada saat yang sama, IHK Nasional tercatat mengalami inflasi sebesar 0,12 persen (mtm), lebih tinggi dibandingkan September 2021 yang tercatat mengalami deflasi sebesar 0,04% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut lanjutnya, secara tahunan Kepri pada Oktober 2021 mengalami inflasi sebesar 2,23 persen years on years (yoy), atau meningkat dibandingkan September 2021 sebesar 2,07% (yoy) dan masih berada pada rentang sasaran inflasi Nasional sebesar 3 ± 1% (yoy).
“Inflasi di Kepri pada Oktober 2021 bersumber dari kenaikan harga tarif angkutan sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat,” katanya.
Selain itu kata dia, komoditas minyak goreng juga mengalami kenaikan yang dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO secara global.
Namun demikian, inflasi lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada komoditas sayuran sejalan dengan meningkatkannya hasil panen di sentra produksi, yaitu bayam, sawi hijau, dan kangkung.
Secara spasial, Kota Batam dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi masing-masing sebesar 0,32% (mtm) dan 0,16% (mtm).
Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan Kota Batam mengalami inflasi sebesar 2,37% (yoy), dan Kota Tanjungpinang mengalami inflasi sebesar 1,10% (yoy). Adapun komoditas utama penyumbang inflasi di Kota Batam maupun di Kota Tanjungpinang pada Oktober 2021 antara lain adalah cabai merah, minyak goreng dan daging ayam ras.
“Memasuki bulan November 2021, risiko inflasi diperkirakan masih terjadi namun masih terkendali pada rentang sasaran inflasi,” jelasnya.
Beberapa risiko inflasi yang perlu diwaspadai antara lain: potensi peningkatan curah hujan di wilayah Kepri yang dapat mengganggu produksi komoditas hortikultura, dan peningkatan mobilitas masyarakat seiring pelonggaran PPKM yang akan meningkatkan permintaan masyarakat terutama jasa angkutan udara.(esa)