batampos – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau (Kepri), Darwis Sitorus, mengungkapkan bahwa Provinsi Kepri mencatat inflasi year on year (yoy) sebesar 2,64 persen pada Agustus 2024 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,17.
Inflasi yoy tertinggi tercatat di Kota Batam dengan angka 2,79 persen dan IHK sebesar 106,47.
Sementara itu, inflasi terendah tercatat di Kota Tanjungpinang dengan 1,93 persen dan IHK 104,79. Kabupaten Karimun mencatat inflasi yoy sebesar 2,37 persen dengan IHK 105,48.
“Inflasi yoy Provinsi Kepri ini disebabkan oleh kenaikan harga pada tujuh kelompok pengeluaran,” ujar Darwis, Selasa (3/9).
Menurut Darwis, perkembangan harga berbagai komoditas pada Agustus 2024 secara umum menunjukkan adanya kenaikan. Berdasarkan hasil pemantauan BPS Provinsi Kepri di tiga kabupaten/kota, pada Agustus 2024 terjadi inflasi y-on-y sebesar 2,64 persen, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 103,44 pada Agustus 2023 menjadi 106,17 pada Agustus 2024.
“Tingkat deflasi m-to-m sebesar 0,04 persen dan tingkat inflasi y-to-d sebesar 0,97 persen, ” tambahnya.
Adapun ketujuh kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan tersebut adalah makanan, minuman, dan tembakau naik 3,49 persen. Lalu kelompok pakaian dan alas kaki naik 2,73 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga naik 2,34 persen dan kesehatan naik 3,66 persen. selanjutnya ada kelompok transportasi naik 3,47 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 1,88 persen dan perawatan pribadi dan jasa lain naik 7,68 persen.
Beberapa kelompok pengeluaran mengalami penurunan indeks, seperti perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga turun 0,02 persen, informasi, komunikasi, dan jasa keuangan turun 0,01 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya turun 0,08 persen dan pendidikan turun 1,13 persen.
Darwis juga menambahkan, tingkat deflasi month to month (mtm) di Kepri pada Agustus 2024 tercatat sebesar 0,04 persen, yang disebabkan oleh penurunan IHK dari 106,21 pada Juli 2024 menjadi 106,17 pada Agustus 2024. Sementara, inflasi year to date (ytd) tercatat sebesar 0,97 persen.
Komoditas yang berkontribusi terhadap inflasi yoy di Agustus 2024 antara lain emas perhiasan, beras, tarif listrik, angkutan udara, daging ayam ras, Sigaret Kretek Mesin (SKM), bawang merah, cabai rawit, dan sewa rumah. Sebaliknya, komoditas yang berkontribusi terhadap deflasi yoy meliputi sekolah menengah atas, tomat, bayam, ikan selar, telur ayam ras, dan kangkung.
“Deflasi mtm di Agustus 2024 dipengaruhi oleh komoditas seperti bayam, angkutan udara, cabai merah, dan bawang merah. Sementara itu, inflasi mtm didorong oleh kenaikan harga pada tarif listrik, emas perhiasan, dan ikan tongkol,” jelasnya.
Kelompok pengeluaran yang memberikan kontribusi signifikan terhadap inflasi yoy adalah makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,00 persen, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,38 persen.
“Sebaliknya, kelompok pendidikan memberikan kontribusi terhadap deflasi yoy sebesar 0,08 persen,” tutup Darwis. (*)