Rabu, 1 Januari 2025

Inflasi Kepri Melandai

Berita Terkait

spot_img
Foto: Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Suryono. F. BI Kepri untuk Batam Pos

batampos  – Inflasi di Kepri tercatat melandai. Berdasarkan catatan dari Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Kepri hanya sebesar 0,06 persen (mtm). Secara spasial, inflasi di Kota Batam sebesar 0,09 persen (mtm), Tanjungpinang sebesar 0,04 persen (mtm) dan Kabupaten Karimun sebesar 0,17 persen (mtm). Secara tahunan, Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Kepulauan Riau mencatatkan inflasi sebesar 3,04% (yoy) atau tetap terkendali dalam kisaran target inflasi 2,5±1%.

Ada beberap penyebab inflasi di Kepri bulan lalu (saat Ramadan dan Idul Fitri), salah satunya adalah kenaikan tarif angkutan udara. Selain itu, adanya kenaikan harga pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau. Kenaikan harga emas juga salah satu penyebab inflasi di Kepri.


“Ada beberapa komoditas yang menahan lajunya inflasi. Tim TPID berhasil menjaganya pasokan dan harga komoditas ini,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepulauan Riau, Suryono.

Ia mengatakan, komoditas utam yang menahan laju inflasi itu mulai dari cabai merah, daging ayam ras, kangkung, tomat, dan cabai hijau. Menurunnya harga komoditas tersebut didukung oleh ketersediaan pasokan yang memadai di tengah musim panen. Selain itu, normalisasi harga pasca Ramadan dan Idulfitri di minggu ke-3 dan ke-4 April.

Suryono mengatakan, terkendalinya inflasi berkat konsistensi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID). Mulai dari level provinsi maupun kabupaten dan kota se-Kepri. Tim TPID ini mendukung dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), serta menggalakan strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi yang Efektif).

“Demi mendukung keterjangkauan harga. TPID mengintensifkan penyelenggaraan operasi pasar murah dan gerakan pangan murah yang digelar sebanyak 25 kali operasi pasar di berbagai kabupaten/kota se-Kepulauan Riau sepanjang bulan April,” ungkap Suryono.

Suryono mengatakan, untuk mendukung ketersediaan pasokan pangan, TPID Kepri memperkuat peranan dari BUMD dalam menjalin kerjasam antar daerah. Selain itu, juga dengan menggalakan gerakan sekolah menanam di lingkungan SMA dan SMK se Kepri, serta pembangunan greenhouse untuk komoditas cabai merah.

TPID juga memastikan kelancaran distribusi pasokan, melalui prioritasi kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan dan kesiapan moda transportasi pengangkut komoditas pangan. “Koordinasi kami jaga dan imbauan belanja bijak melalui berbagai media. Dah semua ini langkah ini cukup efektif,” ungkap Suryono.

Ia mengatakan, TPID akan terus mengantisipasi risiko inflasi melalui sinergi dan koordinasi antar lembaga serta instansi. Beberapa risiko tekanan inflasi antara lain risiko cuaca, meningkatnya aktivitas masyarakat dan permasalahan geopolitik yang masih belum selesai.

“TPID akan terus konsisten menyelenggarakan kegiatan pasar murah dan Gerakan Pangan Murah (GPM) di berbagai daerah. TPID akan terus mendorong peningkatan produksi pangan lokal terutama beras dan cabai, mengoptimalkan kerjasama antar daerah serta pembangunan smart greenhouse. Lalu juga, pendampingan peserta gerakan sekolah menanam. Paling penting jaga komunikasi dan koordinasi,” tutur Suryono. (*)

Reporter: FISKA JUANDA

spot_img

Update