batampos – Turunnya angka kunjungan wisatawan mancanegara di Kota Batam masih menjadi permasalahan tahun ini. Meskipun naik dua kali lipat dari tahun lalu, namun dibandingkan target per bulan, jumlah kunjungan turun, seperti dari Juni ke Juli yang turun 21 persen.
Pemerhati Pariwisata Kepri, Buralimar mengatakan penyebab menurunnya angka kunjungan dipengaruhi tiga hal. Pertama soal pembatasan pemberlakuan bebas visa.
Menurutnya, pembatasan bebas visa membuat minat wisman berkunjung ke Batam terdampak. Meskipun hanya Rp500 ribu, wisman tetap keberatan, dan menunggu bebas visa baru kembali berkunjung ke Batam dan Kepri.
Bebas visa semula ada 169 negara, dan sekarang hanya puluhan negara. Menurutnya, pemerintah juga harus memperhatikan wisman dari negara lain yang berada di Singapura. Hampir 500 ribu warga Singapura merupakan ekspatriat.
Baca Juga:Â Kunjungan Wisman ke Batam Anjlok
Sehingga ada peluang untuk menarik wisman lebih banyak ke Batam, dan Kepri. Menurutnya perluasan pembebasan visa ini akan sangat berdampak pada angka kunjungan Batam.
Pemerintah daerah bisa merunut negara prioritas untuk mendapatkan bebas visa. Misalnya 20 negara prioritas. Seperti negara Asia ini. Karena mereka banyak liburan ke Singapura, sehingga ada potensi mereka juga ke Batam.
“Potensi ada, namun terkendala akan fasilitas bebas visa. Jadi ini harus dibawa ke pusat oleh Pemda. Kita harus jemput boleh, jangan hanya menunggu saja. Kalau bisa di-follow up terus, sehingga pusat tahu persoalan kita di daerah,” jelasnya, Rabu (6/9).
Beberapa negara yang selama ini tinggal lebih lama di Batam saat belum berlaku pembatasan visa di antaranya Korea, China, Eropa, dan beberapa negara potensial lainnya.
“Kalau belum bisa kembali ke 169 negara, paling tidak data 20-30 negara potensial. Karena di Singapura itu banyak pekerja asing. Jadi itu juga bisa jadi target wisman,” ujarnya.
Baca Juga:Â Kunjungan Wisman Turun, Ini Tanggapan Disbudpar Batam
Kedua adalah harga tiket yang mengalami kenaikan. Menurutnya, dulu harga tiket Rp300 ribu bisa pulang pergi, namun sekarang menjadi Rp730 ribu pulang pergi. Hal ini juga mempengaruhi jumlah kunjungan wisman.
Ketiga adalah revitalisasi destinasi wisata. Target ke depan adalah quality tourism atau pelancong kaya. Selama ini yang datang ke Batam adalah ekonomi menengah, dan diharapkan ada event yang bisa menjaring pelancong kaya.
“Tentu untuk menyambut mereka harus ada yang menarik. Selama ini kita pasarkan kuliner, golf dan atraksi lainnya. Mungkin bisa menyesuaikan kelasnya nanti. Pelancong kaya ini tentu beda servisnya,” ujar Buralimar.
Peningkatan event yang berkualitas sudah menjadi keharusan. Menurutnya, saat ini Batam harus mendorong quality tourism atau orang kaya untuk menghabiskan waktu di Batam.
“Jadi perlu ada peningkatan kualitas event, dan peningkatan destinasi wisata. Sehingga kalau orang kaya tersebut datang ke Batam mereka sudah punya tujuan. Jadi event jangan monoton,” tegasnya.
Baca Juga:Â Food Vaganza Grand Batam Mall: Makan Elit, Bayar Irit
Ia menambahkan saat ini tidak lagi soal 3A yakni Akses; prasarana, Amenity ; sarana, dan Atraksi alam budaya dan buatan saja. Sekarang sudah menjadi 7 A yaitu Akses atau prasarana
Amenity atau sarana, Atraksi atau alam budaya dan buatan.
Attitude atau perilaku semua stakeholders, Activity atau wisatawan aktif ikut dalam atraksi tidak hanya sebagai penonton, Ambience atau suasana yang nyaman aman, serta accelerator atau harus ada seorang dirigen memimpin suatu orchestra supaya harmonis.
“Saya rasa kalau ini berjalan semua, angka kunjungan akan kembali meningkat. Tinggal bagaimana menyikapinya saja lagi,” tutup mantan Kadisbudpar Kepri ini. (*)
Reporter: YULITAVIA