batampos – Rencana PT Synergy Tharada bertahan di Pelabuhan Ferry Internasional Batamcenter berubah. Pengelola Pelabuhan feri Batamcenter ini memilih keluar baik-baik dari pelabuhan sekitar pukul 23.45 WIB. Meski begitu mereka enggan menandatangani surat serah terima apapun dengan Badan Pengusahaan (BP) Batam.
Eksekutif Direktur PT Sinergy Tharada, Suryo Prabowo mengatakan pihaknya legowo keluar dari Pelabuhan Feri Internasiona Batamcenter. Hal itu dikarenakan adanya paksaan agar merek keluar, meski sudah ada surat dari Kemenko Polhukam.
“Pihak BP Batam memaksa kami untuk keluar. Dan kami keluar. Saya tegaskan, kami juga tak akan menandatangani serah terima apapun,” tegasnya pukul 23.45 WIB.
Baca Juga: Situasi Pelabuhan Ferry Internasional Batamcenter Menegangkan Kamis Malam
Dijelaskannya, alasan PT Synergy Tharada memilih keluar dari pelabuhan karena ingin menciptakan kondisi yang aman dan kondusif. Meski saat ini, proses hukum masih berjalan dan statmen penundaan pengambilan paksa oleh Kemenko Polhukam.
“Jadi kami keluar seolah-olah tak ada pertengkaran. Meski kami dipaksa keluar malam ini,” sebutnya.
Disinggung terkait pelayaran hari ini, Jumat (2/8), ditegaskan Suryo bukan jadi wewenang PT Synergy Tharada lagi. Sebab pihaknya sudah dilarang untuk melakukan kegiatan operasional apapun oleh BP Batam.
Baca Juga: Masyarakat Batam Antusias, BPN Ungkap Banyak Manfaat dari Sertifikat Tanah Elektronik
“Terkait pelayaraan tanya ke BP Batam. Karena bukan ranah kami lagi, kami dilarang melakukan kegiatan operasional apapun di pelabuhan ini,” tegasnya.
Ia juga menyebutkan pada Senin depan ada pertemuan mediasi di Kemenpolhukam. (*)
Reporter: Yashinta