Jumat, 20 September 2024
spot_img

Jaka, Pemilik Sate Padang Mak Inggih

Berita Terkait

spot_img
F Wirausaha Sate Padang Mak Inggih F Suprizal Tanjung 1
Jaka membakar daging sate Padang di Simpang Melchem, Kamis (9/2//2023). F Suprizal Tanjung

Dari Tukang Ojek hingga Pejabat

KULINER lezat yang bisa menemani umat Islam untuk berbuka Ramadan 1444 H, salah satunya adalah Sate Padang Mak Inggih. Sate Padang ini memiliki cita rasa khas. Tekstur daging yang empuk, kenyal dan gurih, dipadukan dengan bumbu sate lezat, dijamin menggugah selera makan.



BACA JUGA: Dewi Asriani, Pemilik Zahran Cake

Dengan uang Rp 15 ribu, Anda mendapatkan dan menikmati satu piring berisi lontong, dicampur kuah dan 10 tusuk daging sate. Jika selera, Anda silakan datang ke Simpang Melchem, Tanjung Sengkuang, Batuampar, Batam.

BACA JUGA: Sayidina Ali, Pemilik Ketupat Lontong Salero Sutan

”Kita mulai buka lapak Sate Padang Mak Inggih ini mulai pukul 17.00 WIB sampai 24.00 WIB setiap hari,” sebut Pemilik Sate Padang Mak Inggih, Jaka, Kamis (9/2/2023) lalu.

Daging sate yang dijual papar Jaka adalah daging ayam dan sapi. Harganya sama. Tergantung selera. Sedangkan jenis sate yang disuguhkan ada dua yaitu: sate Padang dan sate kacang. Apa bedanya? Sate Padang seperti banyak diketahui, kuahnya kuning, pekat, terdapat kandungan tepung terigu. Satu lagi, kuah sate ini sangat kaya dengan aneka bumbu dan rempah-rempahnya khas Minang.

Sedangkan sate kacang, hampir sama seperti sate Padang. Kuahnya agak manis. Lalu ditambah kacang yang sudah ditumbuk kasar. Jadi masih bisa dirasakan di lidah bahwa itu adalah kacang segar.

Lelaki asal Pariaman  ini menambahkan,  Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ini adalah milik Safrizal, bapaknya yang meninggal 2015 lalu. Keponakan bapaknya akrab memanggilnya Mak Inggih. Jadilah nama usaha ini Mak Inggih. Jaka kemudian melanjutkan dan mengembangkan usaha ini. Untuk pembuatan daging dan kuah, bujangan ini dibantu ibunya yang tinggal di Bengkong Sadai. Usai berjualan, lapak itu dititip di sekitar kawasan Simpang Melchem. Besoknya, saat mau berusaha, lapak tadi diambil dan diisi lagi dengan daging dan kuah sate yang dibawa dari Bengkong Sadai.

Menurut Jaka, usahanya ini cukup ramai. Satu hari bisa laku 100 piring. Terlebih saat hari Sabtu dan Minggu. Pembelinya mulai dari tukang ojek, sopir, ibu rumah tangga hingga pejabat. Pejabat tidak segan duduk di meja dan kursi yang disediakan di lapak ini. Kalau kipas bambu sudah digoyang-goyang, maka asap sate menyebar kemana-mana mengeluarkan aroma harum dan lezat. Bau ini datang dari aneka bumbu ditambah dengan bawang goreng yang dibakar di atas bara api yang menyala.

Jika ingin makan lebih lengkap ala Minang. Pelanggan bisa menambah dengan kerupuk jangek (kulit sapi, red) dan keripik ubi. Harganya Rp 2 ribu per bungkus. Sambil menunggu waktu berbuka, atau mau membawa sate Padang ke rumah, Sate Padang Mak Inggih salah satu tempat yang direkomendasikan. (*)

Reporter: Suprizal Tanjung

spot_img
spot_img

Update