Sabtu, 28 Desember 2024

Jefridin Ajak Masyarakat Pilah Sampah

Berita Terkait

spot_img
Sekretaris Daerah Kota Batam, Jefridin. Foto: Media Center Pemko Batam

batampos – Pemerintah Kota (Pemko) Batam, mengajak masyarakat memilah sampah rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis sebagai upaya mengurangi volume sampah di wilayah setempat.

Sekretaris Daerah (Sekda) Batam, Jefridin Hamid mengatakan, sampah-sampah rumah tangga yang memiliki nilai ekonomis bisa dijual di bank sampah yang dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Pemko Batam saat ini juga tengah mengurangi volume sampah hingga 30 persen.


Selain itu, ia meminta kepada seluruh rumah tangga agar dapat mengelola sampah rumahan dari sisa makanan, sayur, maupun sisa-sisa perut ikan, untuk menghasilkan kompos skala rumah tangga menjadi pupuk.

“Pupuk ini gunanya ada, nanti ada hubungannya dengan inflasi. Dengan pupuk ini nanti bisa tanam cabai dan sayur-mayur di pot. Dua komoditas itu masuk dalam unsur yang menyumbang inflasi,” kata dia, Jumat (9/8).

Menurut Jefridin, langkah-langkah tersebut diharapkan dapat mengurangi volume sampah untuk dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA) demi menjaga usia tempat pembuangan sampah.

Berdasarkan kajian, diperkirakan rata-rata orang di Indonesia menghasilkan sampah lebih kurang sebanyak 0,7 hingga 0,9 kilogram per hari. Jika penduduk Batam saja berjumlah lebih kurang 1,3 juta jiwa, maka dalam sehari masyarakat Batam menghasilkan hingga lebih kurang 1.000 ton sampah.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, Pemko Batam akan menganggarkan penambahan armada angkutan sampah pada tahun 2025. DPRD pun sudah setuju untuk penganggaran truk sampah.

“InsyaAllah, bertahap kita anggarkan. DPRD juga setuju di tahun 2025 kita anggarkan untuk beberapa kontainer dan truk sampah. DLH juga sudah pernah usulkan, tapi balik lagi, uangnya yang belum mencukupi,” ujar Jefridin.

Menyoal tentang sampah di Batam, Rektor Universitas Raja Ali Haji (Umrah), Prof Agung Dhamar S, pernah menyampaikan bahwa jika penyelesaian masalah sampah harus dari hulu ke hilir. Ia memberikan contoh, plastik itu merupakan bahan ramah lingkungan dan mudah didaur ulang. Persoalannya adalah masyarakat tidak memahami itu.

”Dalam meyakinkan masyarakat, harus dilakukan dengan sungguh-sungguh. Enggak perlu kita khawatir. Proses pemilahan sampah inilah problemnya. Kalau bisa dipilah dengan baik, maka akan mempermudah pekerjaan,” ujarnya.

Dalam manajemen pengelolaan sampah itu hindari memproduksi sampah. Masyarakat bisa indahkan itu, tapi tidak dilakukan secara konsisten. Apabila semua punya pemahaman yang sama, maka tak ada yang sulit. (*)

 

 

Reporter: Arjuna

spot_img

Update