batampos – Menjelang HUT ke-79 Republik Indonesia (RI), pedagang bendera merah putih mulai terlihat di beberapa titik ruas jalan di Kota Batam. Salah satunya di ruas Jalan Marina, Sekupang, Jalan Sungai Harapan Sekupang dan juga Alun-alun SP Plaza
Amron, salah satu pedagang bendera merah putih saat ditemui di Sekupang mengaku sudah mulai berjualan sejak 25 Juli lalu. Ia menjual bendera merah putih berbagai ukuran, mulai dari yang besar, menengah hingga kecil. Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 10.000 hingga paling mahal ratusan ribu.
“Kita buka sejak pagi sampai malam. Memang belum banyak yang beli namun beberapa hari ini sudah mulai ada yang pesan khususnya untuk perumahan, ” ujarnya, Senin (29/7).
Dikatakan Amron, banyak juga pembeli yang sebagian besar perangkat perumahan yang memesan dengan ukuran yang bermacan. Biasanya bendera dipesan untuk acara 17 Agustus.
“Misalnya ukuran sekian nanti dipesan dulu dikasih DP (yang muka) nanti beberapa hari baru dijemput, ” tuturnya.
Bagi Amron sendiri, berjualan bendera merupakan profesi tiap tahun yang ia geluti. Bahkan tak hanya bendera saja, pada saat tahun baru atau bulan suci Ramadan misalnya ia berganti profesi sebagai penjual kembang api dan petasan musiman.
“Sekarang apapun kita kerjakan yang penting halal, ” ucapnya sembari merapikan bendera-bendera ukuran besar tersebut.
Hal senada juga dikatakan Wini pedagang bendera di Sungai Harapan Sekupang. Ia mengaku, selain bendera berbagai pernak pernik kemerdekaan juga ia jual, seperti umbul-umbul, hiasan, dan lain sebagainya yang dijual dari harga puluhan ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah tergantung ukuran dan bahannya.
“Biasanya, waktu yang ramai para pembeli itu ketika masuk ke bulan Agustus, sampai H – 7 sebelum 17 Agustus. Kalau sebelum itu ya seperti inilah kadang terjual kadang gak,” ujarnya.
Berjualan bendera bukan profesi rutin Wini. Pasalnya ia juga berjualan sayur di pasar Sungai Harapan. “Kebetulan ada yang modalin, kita disuruh jual saja. Nanti berapa bendera terjual itu ada komisinya. Lumayan kalau banyak terjual, ” ucap Wini.
Resi pedagang bendera lainnya di Alun-alun SP Plaza mengaku, sengaja berjualan pernak-pernik kemerdekaan jauh hari menjelang puncak hari kemerdekaan dengan harapan dapat mengais rezeki lebih banyak dibanding tahun lalu.
Beralaskan kertas karton dengan atap terpal yang ditopang kayu kecil, ibu dua anak itu merapikan seluruh dagangan yang panjangnya sekitar 10 meter di ruas jalan. Disamping bendera yang dijajakan, beberapa bambu dan kayu yang sudah di cat warna merah putih juga tampak berjejer dilapak dagangannya.
“Memang beginilah. Namanya dagangan dilapak pinggir jalan,” ucap Resi.
Resi tampaknya telaten, beberapa bendera yang dijual ia kerjakan bersama suaminya, seperti bendera yang dibuat dalam bentuk ketupat, bendera kecil dengan gagang kayu dan bendera gulung. “Yang dibeli bahannya aja. Nanti dikerjakan baru dijual lagi, ” tambahnya.
Berdagang bendera bagi Resi bukanlah hal yang baru. Momen kemerdekaan setiap tahunnya ia gunakan untuk mengais rezeki. Ia berdagang bendera merah putih sudah sejak tahun 2020 lalu menggantikan orang tuanya yang sudah pensiun.
Lapak dagangannya pun tak pernah berpindah, ia selalu berjualan di lokasi yang ia gunakan saat ini.
Adapun harga dagangan bendera Irwandi bervariasi tergantung jenis kain dan ukuran. Untuk ukuran 90×30 cm dijual dengan harga Rp25 ribu -Rp30 ribu per lembar. Sementara untuk ukuran 120×80 dijual dengan harga Rp35 sampai Rp65 ribu. Ukuran 150×80 dijual mulai dari Rp55 ribu. Untuk harga tiang bendera dijual dengan harga Rp25 Ribu.
“Ada banyak jenisnya. Bendera mobil, motor ada yang 20 ribu. Variasi lah,” tuturnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra