Kamis, 3 Oktober 2024

Jemaah Haji Embarkasi Batam Wafat di Arab Saudi Bertambah Jadi 19 Orang

Berita Terkait

spot_img
Jemaah Haji 1 F Cecep Mulyana ok
Jemaah Haji Debarkasi Batam tiba di Asrama Haji Batam, Minggu (23/6). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos – Jemaah haji Embarkasi Batam yang meninggal dunia di Tanah Suci bertambah dua orang. Hingga hari ini jemaah asal Kepulauan Riau, Riau, Jambi dan Kalbar yang meninggal di Arab Saudi sudah ada sebanyak 19 orang.

Sebagaimana diketahui, Embarkasi Batam mengangkut jemaah haji dari 4 provinsi yakni Kepulauan Riau, Riau, Jambi dan Provinsi Kalimantan Barat. Untuk musim haji tahun 1445 H/2024 M, Embarkasi Batam akan melayani 12.298 jemaah.



“Untuk jemaah haji yang wafat di Tanah Suci sampai saat ini sejumlah 19 jemaah. Rinciannya wafat di Madinah tiga jemaah dan di Makkah 16 jemaah,” ujar Sekretaris PPIH Debarkasi Yang Nadim Batam, Muhammad Syafii, Jumat (28/6) siang.

Menurutnya, sebagian besar jemaah haji yang meninggal itu adalah kategori lansia. Syafii menyebutkan, ke-19 jemaah haji yang meninggal itu tersebut berasal dari Provinsi Riau, Jambi, kalimantan Barat dan satu orang dari Provinsi Kepulauan Riau.

Adapun berdasarkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) 2024, jamaah haji yang meninggal ini ialah jemaah lansia memiliki risiko tinggi kondisi kesehatan.

“Tiga jemaah dimakamkan di pemakaman Baqi Madinah dan 16 jemaah lainnya di Syaraya Makkah,” tuturnya.

Adapun penyakit yang mengidap jemaah haji antaranya, syok kardiogenik, gangguan pernapasan, dan gangguan jantung.

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Hilman Latief menjelaskan, secara tren, jumlah jemaah haji yang meninggal tahun ini menurun signifikan dari periode 2023 yang mencapai 773 orang. Total kematian jemaah haji 2023 juga jadi yang tertinggi dalam enam tahun terakhir. Sementara, jumlah kematian jemaah terendah tercatat di 2022, yaitu 89 jemaah.

Kabid Kesehatan PPIH Indro Murwoko menjelaskan, seluruh jemaah haji Indonesia yang sakit atau meninggal di Tanah Suci mendapatkan penanganan sesuai prosedur. “Laporan tenaga kesehatan di lapangan, jemaah yang sakit atau pingsan, selalu dilakukan treatment, dilakukan tindakan, kemudian dilakukan rujukan ke fasilitas kesehatan terdekat,” katanya. (*)

Reporter: Rengga Yuliandra

spot_img

Update