Rabu, 27 November 2024

Jimmi Ho, Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) PHRI Provinsi Kepri

Berita Terkait

spot_img
Jimmi Ho. F Pribadi

Bisnis Hotel dan Restoran Semakin Bangkit

SAAT Pandemi COVID-19 atau Desember 2019 lalu. Dunia perhotelan dan restoran di Kepri sempat jatuh. Okupansi hotel dan restoran turun. Covid juga membawa dampak kurang baik pada sektor transportasi, usaha UMKM, rumah makan, biro perjalanan, penjualan tiket pesawat, tiket kapal laut dan lainnya.


BACA JUGA: Drs Buralimar MSi, Mantan Birokrat Bergabung di PDI-P Kepri

Meskipun begitu, Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD) Persatuan Hotel dan Restoran (PHRI) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Jimmi Ho menyebutkan, pengusaha di Kepri tetap bertahan. Mereka tetap menjalankan usahanya dengan tetap menerapkan protokol kesehatan sesuai yang diamanahkan pemerintah.  Perlahan dan sabar, pengusaha di Kepri kini mulai dapat bernapas lega. Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) secara resmi mengumumkan berakhirnya darurat kesehatan global Covid-19 pada Jumat (5/5/2023).

BACA JUGA: H Suhadi, Bacaleg DRPD Kepri dari Partai Nasdem

Meski begitu, upaya pencegahan harus tetap dijalankan. Kepada Redaktur Batam Pos, Suprizal Tanjung dari Batuampar, Jumat (12/5/2023), Jimmi Ho memaparkan Langkah-langkah yang sudah dan akan dilakukannya untuk membangkitkan bisnis hotel dan restoran di Kepri.

BACA JUGA: Putra Caesar Odang BBA SE, Ketua PC PPM Kota Batam

Kapan Anda menjadi Ketua PHRI?

Saya terpilih sebagai Ketua Badan Pimpinan Daerah (BPD PHRI Kepri dalam Musyawarah Daerah (Musda) III di Marriot Hotel Harbour Bay, Batam, Sabtu (25/9/2021). Kemudian saya dikukuhkan sebagai Ketua BPD PHRI Kepri masa jabatan 2021-2026, di Hotel Aston Batam, Sabtu (9/10/2021) oleh Ketua Umum PHRI, Haryadi Sukamdani, secara virtual.

BACA JUGA: Ns Didi Yunaspi MKep, Wakil Rektor IKMB Batam

Bagaimana pendapat Anda sekarang tentang bisnis hotel dan restoran di Kepri?

Okupansi hotel dan restoran yang dulu, saat Pandemi COVID-19 sempat turun, kini sudah semakin membaik. Memang dulu, saat COVID-19 melanda, seluruh aktivitas masyarakat di ruang publik dibatasi. Suasana lalu lintas di jalan utama yang biasanya ramai dengan lalu-lintas kendaraan, menjadi sepi. Itu dulu, masa-masa yang sangat kurang baik. Kini kita semua bisa bernafas lega. Semua kegiatan dan aktivitas sudah mulai dibuka. Tidak ada lagi larangan. Hanya tetap saja kita harus tetap mawas diri untuk mencegah dan menjaga agar dapat terhindar dari segala macam penyakit.

Berapa okupansi hotel sekarang ini?

Secara rata-rata, tingkat hunian hotel atau okupansi saat ini mencapai 70 persen. Capaian ini sangat baik sekali bagi keberlangsungan hotel. Sebelumnya, terutama saat COVID-19 hanya berkisar 10-30 persen saja. Hal yang sama juga terjadi dengan restoran, kini mengalami peningkatan dimana keduanya saling terkait. Jika hotel ramai, maka konsumen restoran juga banyak. Orang yang tidur di hotel kan pasti makan. Makannya di restoran yang biasanya dimiliki oleh hotel itu sendiri.

Hal yang perlu diketahui masayarakat. Ada hotel yang sempat merasakan keterisian kamar hotelnya mencapai 100 persen (full booked). Ini terjadi saat long weekend pada Oktober 2022 lalu. Kita berharap, agar kondisi ini juga dirasakan seluruh hotel dan restoran yang ada di seluruh wilayah Kepri tidak hanya di Batam saja yang menjadi gerbang utama Kepri.

Hari-hari apa saja hotel dan restoran ramai dengan konsumen?

Biasanya saat weekend, Sabtu dan Minggu. Wilayah Kepri sangat beruntung letak geografis yang strategis berbatasan dengan negara Malaysia dan Singapura. Pada weekend, wisatawan mancanegara (wisman) dari Malaysia dan Singapura menjadikan kota dan kabupaten di Kepri sebagai tempat wisata. Mereka membawa keluarga, anak istri, orang tua. Ada yang jalan-jalan satu hari saja, atau dua hari.

Tidak sedikit pula wisatawan nusantara (wisnus) dari berebagai kota, kabupaten dan provinsi se-Indonesia datang ke Kepri. Ini sangat menguntungkan Kepri. Berapa banyak perputaran uang yang masuk dan beredar di Negeri Melayu ini.

Multiplier effect-nya sangat terasa?

Tepat, bukanya hanya hotel, restoran yang mendapat keuntungan dari kehadiran wisman dan wisnus saja tetapi juga Mal, supermarket, tukang ojek, sopir taksi, Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang menjual aneka makanan khas daerah, kerajinan baju, souvenir, toko yang menjual aneka produk lokal juga mendapat keuntungan.

Pemerintah Daerah (Pemda) se-Kepri, Pemerintah Kota (Pemko) se-Kepri juga mendapatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Misalnya dari retribusi daerah, retribusi jasa umum, retribusi jasa usaha, retribusi perizinan tertentu, dan lain-lain PAD yang sah. Semua merasakan dampak dan manfaat dari bangkitnya bisnis hotel dan restoran di Kepri, Bumi Segantang Lada ini.

Sebenarnya andalan Kepri itu wisman atau wisnus?

Dua-duanya. Wisman dan wisnus. Hanya jika kita bicara masalah kuantitas. Maka jumlah wisnus lebih banyak datang ke Kepri. Terutama saat COVID-19. Usai COVID-19 berakhir, jumlah wisman dan wisnuS yang datang ke Kepri bisa dikatan balance (seimbang, red).

Bagaimana dengan MICE?

Pemko, Pemkab di seluruh wilayah Kepri, dan juga Pemprov Kepri saya lihat terus berupaya menghidupkan pariwisata, salah satunya sektor Meeting, Incentive, Conference, dan Exhibition (MICE). Untuk itu, sejumlah kegiatan skala nasional bahkan internasional diarahkan ke Kepri. Daerah kita sangat siap dan memiliki semua yang dibutuhkan peserta MICE.

Infrastruktur di Kepri sudah siap dan destinasi wisata sangat beragam. Sisi lain dari MICE yang tak kalah penting adalah setelah pertemuan. Setelah pertemuan, peserta bisa melakukan berbagai aktivitas wisata mulai dari kuliner, belanja, main golf, menyelam, wisata religi dan sebagainya. Beberapa daerah di Kepri sudah siap dengan hal ini. Kepri tidak diragukan lagi sebagai salah satu destinasi tujuan MICE. Hotel dan restorannya sudah siap menerima ratusan bahkan ribuan konsumen.

Selain MICE?

Pekan ketiga Mei 2023, resort dan hotel di Kawasan Nongsa penuh sesak dari turis mancanegara maupun dalam negeri yang mengikuti Batam Triathlon (lomba renang, bersepeda dan berlari). Para turis ini, kebanyakan adalah peserta dan wisman dan wisnus yang ingin menyaksikan Batam Triathlon 2023. Full semua (resort dan hotel di Nongsa). Batam Triathlon 2023 ini terpusat di kawasan Nongsa. Di hari pertama, Sabtu (20/5/2023), dilepas langsung 332 peserta yang berasal dari 33 negara tersebut. Batam Triathlon 2023 ini tak hanya berdampak pada pariwisata, tapi juga masyarakat sekitar langsung terlibat dalam penyelenggaraannya.

Kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Batam. Sehingga, pariwisata di Batam semakin pulih pasca pandemi.

Bagaimana cara agar kedatangan wisman dan wisnus terus meningkat ke Kepri?

Ini bukan pekerjaan mudah. Semua orang, PHRI, semua lembaga yang terkait dengan transportasi, biro perjalan, informasi, ritel Kamar Dagang dan Industri (Kadin) se-Kepri dan juga dukungan instansi pemerintah harus ikut terlibat. Perlu Kerjasama, semua pihak. PHRI menyediakan hotel dan restoran, memberikan pelayanan ramah, terbaik dan berkualitas. Kemudian PHRI dan lembaga terkait bersama pemerintah mengadakan berbagai event. Jadikan Kepri menjadi tempat menyenangkan, aman, dan kompetitif untuk menggelar event MICE.

Apa sudah berjalan komunikasi dan pertemuan dengan lembaga terkait untuk memajukan wisata di Kepri ini?

Sampai ini sudah berjalan. Hasilnya sudah bisa kita lihat. Sektor wisata, dan tingkat hunian hotel dan restoran semakin baik. Wisnus dan wisman banyak datang ke Kepri. Ini menjadi salah satu bukti nyata kerja sama semua pihak terkait. (*)

Biografi

Nama: Jimmi Ho.

Tempat lahir: Batam, 24 September 1988.

Saudara: Anak ketiga dari 4 saudara.

Pedidikan

SD Yos Sudarso.

SMP di Singapura. 2007.

S1 di Inggris. 2011.

Pekerjaan

Dirut PT Citra Buana Prakarsa.

Organisasi

Ketua BPD PHRI Kepri.

Reporter: Suprizal Tanjung

spot_img

Baca Juga

Update