Selasa, 21 Januari 2025

Jukir Tanpa Seragam dan Karcis Masih Berkeliaran di Pinggir Jalan

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Jukir liar mengutip uang parkir di pasar kaget di Simpang Tobing, Batuaji. Foto. Dalil Harahap/ Batam Pos

batampos – Pemko Batam mulai menerapkan sistem parkir dengan stiker. Penjualan stiker parkir berlangganan telah dimulai oleh Dinas Perhubungan Kota Batam. Masyarakat menyambut antusias untuk meminimalisir bocornya pemasukan dari retribusi parkir di kota Batam.

Masyarakat berharap agar Dishub Batam tegas dengan keberadaan juru parkir liar yang mungkin saja akan mengabaikan stiker parkir berlangganan tersebut.


“Sebab di dan Sagulung ini masih banyak jukir liar yang memang selama ini meresahkan. Ini stiker pasti tak berlaku bagi mereka kalau tidak ditertibkan. Tertibkan dulu jukir liar ini biar program stiker parkir berlangganan ini tidak mengecewakan masyarakat, ” harap Samuel, warga Batuaji.

Keluhan dan sorotan masyarakat akan keberadaan juru parkir liar yang tidak berseragam serta tanpa karcis parkir sudah lama disampaikan, namun belum ditanggapi secara serius oleh instansi pemerintah terkait. Masih banyak jukir liar berkeliaran di pinggir jalan di Batuaji dan Sagulung.

Kawasan Batuaji jukir liar ini masih marak terlihat di sepanjang pinggiran jalan Marina City yang ke arah Marina dan masuk wilayah kecamatan Batuaji. Jukir ini ngetem di lokasi pasar kaget dan pertokoan pinggir jalan. Begitu juga di Sagulung, kawasan pasar kaget masih jadi kutipan empuk oleh Jukir kepada warga tanpa ada karcis parkir yang mengatur besar pemasukan tarif parkir dari lapangan.

Masyarakat di sana kerap cek cok dengan para jukir sebab mereka tak bisa diatur. Ketika pengunjung minta karcis parkir, jukir ini malah mengamuk dan bertindak kasar. Kaum ibu-ibu paling banyak korban kekerasan para jukir liar ini.

“Kadang mau mereka maki-maki bahkan rusakin spion motor hanya karena kita persoalkan karcis parkir. Maunya mereka kasih begitu saja saat mereka minta uang parkir. Tak usa banyak omong kita ini, ” kata Anita, warga Saguba yang mengaku pernah bentrok dengan jukir di lokasi pasar kaget.

Jukir yang tak dibekali identitas, seragam dan karcis parkir ini disebutkan masyarakat umumnya bertindak kasar dan memiliki kelompok atau geng. Jika ada masyarakat yang protes mereka akan melawan secara kelompok.

“Begitu juga kalau misalkan berantem, pasti dikeroyok kita. Sudah gaya preman memang, ” kata Aini, warga lainnya.

Untuk itu warga berharap agar instansi pemerintah terkait bisa menertibkan jukir liar ini demi keamanan dan kenyamanan bersama serta demi pemasukan kas daerah sebagaimana tujuan utama mengutip retribusi parkir dari masyarakat pemilik kendaraan. (*)

Reporter: Eusebius Sara

spot_img

Update