batampos – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Batam, menaja diskusi dan deklarasi bertema “Jurnalis Bukan Juru Kampanye” pada Sabtu (26/10) malam.
Acara yang berlangsung di Sekretariat AJI Batam, Batamcenter ini bertujuan untuk mengingatkan para jurnalis agar tetap menjaga netralitas dan tidak terlibat dalam kegiatan kampanye politik pada salah satu paslon tertentu.
Beberapa figur pers turut hadir sebagai pemantik, antara lain Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Kepri, Gusti Yenosa; MEPO AJI Batam, Slamet Widodo; dan Anggota Bawaslu Batam, Jazuli.
Jazuli, menegaskan peran Bawaslu sebagai pengawas, pencegah, hingga penindak dalam proses Pemilu. Menurutnya, kolaborasi dengan jurnalis memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat tentang demokrasi yang sehat.
“Ini adalah suntikan luar biasa dari jurnalis untuk mengedukasi masyarakat. Jurnalis membantu masyarakat memahami cara berdemokrasi yang baik,” ujar dia.
Sekretaris AJI Batam, Fathurrohim, menyebut bahwa diskusi dan deklarasi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan terhadap fenomena jurnalis yang terlibat dalam kampanye politik tanpa melepaskan peran jurnalistiknya. Hal ini dapat merugikan masyarakat yang membutuhkan informasi akurat dan tidak bias.
“Jika jurnalis berperan sebagai juru kampanye, masyarakat tidak menerima informasi dengan objektif,” katanya.
Ia juga menekankan, bahwa dinamika politik di berbagai daerah turut mempengaruhi netralitas jurnalis. Oleh sebab itu, AJI Batam berharap gerakan deklarasi semacam ini dapat menjadi pendorong bersama, mengembalikan peran jurnalis sebagai pelayan publik.
Pendapat serupa juga dikemukakan oleh Ketua IJTI Kepri, Gusti Yenosa. Ia turut mengapresiasi diskusi tersebut dan berharap dapat meningkatkan kesadaran jurnalis akan tanggung jawab profesinya.
Secara personal, wanita yang akrab disapa Oca itu mengaku prihatin melihat sebagian jurnalis yang terlibat sebagai tim sukses atau juru kampanye calon tertentu, yang dinilainya tidak etis dan merusak kredibilitas profesi jurnalis.
“Kegiatan ini (diskusi) sangat positif dan bagus. Saya mengimbau seluruh anggota IJTI untuk tidak terlibat menjadi tim sukses atau juru kampanye karena hal itu tidak dibenarkan dan berdampak buruk bagi demokrasi kita,” ujarnya. (*)
Reporter: Arjuna