batampos – Ketua Kadin Batam, Jadi Rajagukguk menyayangkan tutupnya perusahaan garmen PT BBA yang berlokasi di Tunas, Batamcenter. Sebab ini berarti akan ada tambahan pengangguran di Batam dengan jumlah yang signifikan.
“Sangat disayangkan. Kok bisa sampai tutup, apakah murni karena orderan sepi atau karena alasan lain. Tidak menutup kemungkinan karena alasan lain. Karena kita tahu bahwa tekstil itu masuk dalam Lartas,” katanya.
Menurutnya, BP Batam harus bisa mencari investor baru di Batam. Menggantikan sejumlah perusahaan di Batam yang sudah tutup.
Baca Juga:Â PT BBA Tutup Operasional, Disnaker Batam Pastikan Jaminan dan Hak Karyawan Terpenuhi
“BP Batam itu harus bisa menjaga bagaimana investasi itu tidak berkurang di Batam. Tetapi harus bertambah secara real. Artinya ada perusahaan baru yang bisa menyerap tenaga kerja,” katanya.
Terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) Batam, Rafki Rasyid mengatakan pasca Covid-19 yang lalu industri garmen, tekstil, alas kaki, dan industri padat karya lainnya memang mendapat pukulan cukup telak.
Ditambah dengan meletusnya perang Rusia – Ukraina dan perang Israel – Hamas. Masyarakat di pasar global menahan konsumsinya. Sehingga dari tahun ke tahun permintaan terhadap barang-barang konsumsi terus menurun.
Baca Juga: Perusahaan Garmen Tutup, Apindo Batam Minta Gencar Promosi Investasi
Pemerintah sudah berupaya memberikan insentif ke industri padat karya di Indonesia. Tapi permintaan dari konsumen di pasar global masih belum pulih juga. Karena ketidakpastian akibat perang yang masih berlangsung.
“Kita menghimbau kepada perusahaan yang tutup, agar hak hak karyawan diberikan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Jangan sampai ada karyawan yang tidak terpenuhi haknya,” ungkapnya. (*)
Reporter: Yulitavia