batampos – Sektor pertumbuhan ekonomi di Kepri kuartal ke-3 tahun 2023 kemarin mengalami perlambatan, dari dua kuartal sebelumnya yang tumbuh hingga Rp 6,51 persen, kuartal kedua sebesar 5,04 persen, terus melorot hingga hanya 4,88 persen. Atas hal itulah, Ketua Kadin Provinsi Kepri Maruf Maulana, menegaskan, hal itu dipengaruhi belum bergeraknya investasi yang sebenarnya sudah masuk ke Kepri, khususnya Batam.
Sebenarnya Kadin Kepri sendiri sudah mampu membawa masuk beberapa investor dari beberapa negara seperti Taiwan dan Amerika Serikat untuk berinvestasi atau membuka industri di Batam. Tak tanggung-tanggung, jumlah investasi yang dibawa masuk Kadin Kepri dari beberapa negara mencapai puluhan triliun rupiah.
“Beberapa investor yang kami bawa itu dari perusahaan besar Amerika dan Taiwan, diantaranya industri semi konduktor, dan pembuatan baterai lithium. Industri itu di lapangan sebagian lagi melakukan pembangunan industrinya di Batam, ada yang bergerak nanti di Februari ini, ada juga yang nanti di akhir tahun 2024 ini,” ujar Maruf.
Baca Juga: Tiga Sektor Masih Jadi Andalan Batam di Tahun 2024, Ini Ulasannya
Beberapa kendala di sektor investasi di Kepri, khususnya Batam, lanjut Maruf, adalah mahalnya transportasi, yang semakin hari semakin mengalami kenaikan tarif, yang bisa dibuktikan beberapa bulan ini ada beberapa dari asosiasi yang melakukan unjukrasa terkait mahalnya dari sektor transportasi.
“Mahalnya biaya transportasi itu kan sampai saat ini masih dibebankan ke para pelaku industri. Untuk itulah saya selaku Ketua Umum Kadin Provinsi Kepri, sekaligus pelaku industri, yang saat ini saya fokus ke industri green energy, sudah mampu membawa investasi yang luar biasa ke Kepri, khususnya Batam,” ujarnya.
Menurut Maruf, harusnya pemerintah daerah dalam hal ini, harus ikut mendukung terhadap masuknya investor yang berinvestasi di Kepri, khususnya Batam. Minimal diberikan sejumlah relaksasi kemudahan oleh pemerintah.
Masalahnya, lanjut Maruf, di Kepri ataupun Batam ini sangat kental nuansa politisnya, hingga mempengaruhi ataupun mempersulit sektor investasi ataupun sejumlah sektor usaha industri. Itulah yang membuat para investor ragu dalam berinvestasi.
“Memang kami akui secara infrastruktur di Kepri, khususnya Batam sudah bagus, tetapi tidak cukup hanya dari polesan infrastruktur saja. Batam ini dikenal sebagai kota industri. Makanya Kadin Kepri akan fokus untuk mengembalikan kejayaan industri di Kepri, khususnya di Batam ini,” tegasnya.
Baca Juga:Â Sampai Jam 18.00 WIB Tanggal 1 Januari, Ada 9.098 Orang Tinggalkan Batam Lewat Pelabuhan Batam Center
Di bulan Februari ini ditegaskan Maruf, akan ada peresmian industri baru, satu dari Amerika Serikat, dan dua dari perusahaan asal Taiwan.
“Intinya Kadin Kepri sudah mampu dan berhasil mendatangkan investor dengan nilai investasi nantinya mencapai puluhan triliun rupiah, atau sekitar Rp 53 triliun lebih,” terangnya.
Kadin Kepri, diakui Maruf, sudah mampu membawa loncatan besar di sektor investasi, sudah terbukti mampu mendatangkan investor ke Batam. Maruf berharap, sudah saatnya antara pemerintah dengan pelaku industri kembali kompak, demi memajukan dunia industri yang muaranya pada terbukanya lapangan pekerjaan, sekaligus meningkatkan sektor pendapatan pemerintah daerah dari pajak industri.
“Kami berharap urusan politik harus dipisah, jangan dicampuradukkan dengan sektor investasi, sektor dunia industri, tetapi saat ini kan di Batam atau di Kepri ini kan kalau bukan pendukungnya, pengusaha yang membawa masuk investasi dihajarnya, dipersulit urusan perizinannya, dicari kesalahannya, dan masih banyak lainnya. Padahal mereka kan membawa masuk devisa, membuka lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran,” tegasnya.
Maruf juga berharap yang benar-benar mampu membawa masuk investor untuk berinvestasi di Kepri, khususnya Batam, pemerintah daerah harus mampu memproteksinya, memberikan jaminan usaha tanpa adanya gangguan yang bisa mempersulit usaha. Yang dibutuhkan pelaku industri itu saat ini lanjut Maruf, adalah proteksi dari stakeholder, pemerintah daerah seperti Pemprov Kepri, Pemko Batam, maupun BP Batam.
Baca Juga:Â Kapolda Kepri Imbau Pengguna Angkutan Laut Tingkatkan Kewaspadaan di Musim Penghujan
“Untuk di Batam sendiri, ketersediaan lahan sangat terbatas sekali, harusnya setiap pengalokasian lahan, kan investasi yang masuk itu membutuhkan lahan, perang dagang Cina-Amerika kan luar biasa saat ini, harusnya itulah saatnya peluang melakukan jemput bola investasi, yang sudah kami lakukan,” katanya.
“Sebaiknya pemerintah daerah mampu menyiapkan lahan untuk sektor investasi, apalagi investasi ini membutuhkan lahan yang cukup besar. Persoalan sekarang ini banyak orang berduit di Kepri, khususnya Batam membeli lahan, tapi tak digunakan untuk membuka usaha, melainkan dijual kembali untuk mencari keuntungan, itu persoalan yang sekarang ini,” tegasnya.(*)
Reporter: Galih Adi Saputro