Minggu, 29 September 2024

Kasus DBD di Batam: 6 Warga Meninggal hingga Juli 2024, Lebih Banyak dari Tahun lalu

Berita Terkait

spot_img

batampos – Tren kasus Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kota Batam, Kepulauan Riau, mengalami penurunan tiap tahunnya. Pada periode tahun ini, Januari sampai akhir Juni, sudah ada 180 kasus.

Dari data Dinas Kesehatan (Dinskes) Batam, sampai pada Juni 2024 ini, terdapat 180 kasus DBD. Detailnya, ada 29 kasus di Januari, 30 kasus di Februari. Lalu, di April ada 12 kasus, kemudian 29 kasus di Mei, dan 43 kasus DBD di Juni.



Sebagai perbandingan, di periode yang sama pada tahun 2023 silam, terdapat 189 kasus. Untuk di 2022 ada 353 kasus, dan di 2021 sebanyak 291 kasus DBD di Batam.

Kemudian, yang meninggal dunia akibat DBD sampai akhir Juni 2024 ini ada enam orang. Sementara di tahun 2023 lebih sedikit, yakni lima orang.

“Kadang, masyarakat sendiri kalau demam menganggap itu hal biasa. Pada saat dia ke Fasyankes (fasilitas layanan kesehatan), di cek, mungkin kondisi kesehatannya menurun,” ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Batam, Melda Sari, Kamis (27/6).

jangan sepelekan demam tinggi kenali 5 gejala penyakit dbd m 640x447 1
Ilustrasi anak demam. (jpg)

Dari 12 kecamatan yang ada di Batam, yang paling diperhatikan oleh Dinkes tahun ini ialah Batam Kota, tepatnya di Kelurahan Baloi Permai. Walau demikan, ada daerah lain juga tak lepas dari pantauan, seperti Bengkong, serta Sagulung.

“Tahun lalu Batam Kota yang tertinggi. Tahun ini kemungkinan Sagulung, tapi itu tidak terlalu kelihatan tingginya,” kata dia.

Untuk kasus DBD di Batam memang terjadi penurunan. Jika kota-kota kain terjadi peningkatan kasus pada 2024 ini, Batam malah menurun. Hal itu dipicu sosialisasi yang terus berjalan, serta edaran dari pemerintah mengenai Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

“Jadi anomali, ya. Di Batam terjadi penurunan marena Pak Wali Kota setiap tahun mengeluarkan Surat Edaran (SE) Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik, dan gotong royong secara serentak,” ujarnya.

Ada 1.529 kader Juru Pemantauan Jentik (Jumantik) di Batam. Selain membantu pemerintah menekankan angka DBD, tugas mereka juga melaporkan Angka Bebas Jentik (ABJ) dari puskesmas ke dinas terkait.

“Misalnya, setiap ada kasus, atau tidak ada kasus, mereka (kader Jumantik) tetap melihat ke rumah-rumah, apakah ada jentik atau tidak. Itu dilakukan setiap bulan,” kata Melda. (*)

 

Reporter: Arjuna

spot_img

Update