batampos – Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) kembali mengintai masyarakat Batam di awal tahun 2025. Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Batam, sudah tercatat 36 kasus DBD dalam periode 1 Januari sampai 16 Januari 2025.
Kepala Dinkes Kota Batam, Didi Kusmarjadi, menyebutkan kasus-kasus itu tersebar di hampir seluruh wilayah kecamatan di Kota Batam. “Angka ini masih berpotensi meningkat. Sebagai gambaran, pada Januari 2024 lalu, kasus DBD di Kota Batam mencapai 70 kasus. Sedangkan sepanjang tahun 2024, total kasus tercatat sebanyak 861,” ungkap Didi, Jumat (17/1).
Menurutnya, tren kasus DBD cenderung meningkat selama musim pancaroba. Cuaca yang tidak menentu, dengan hujan dan panas bergantian, menciptakan kondisi ideal bagi nyamuk Aedes aegypti, pembawa virus dengue, untuk berkembang biak.
Baca Juga: Dishub Batam Tertibkan Parkir Liar, Pelanggar Terancam Denda Hingga Rp500 Ribu
“Genangan air yang muncul setelah hujan menjadi tempat sempurna bagi nyamuk bertelur. Oleh karena itu, kebersihan lingkungan sangat penting untuk memutus rantai penyebaran penyakit ini,” tambahnya.
Dinkes Batam juga mengimbau masyarakat untuk melakukan langkah pencegahan dengan menjalankan program 3M (Menguras, Menutup, dan Mendaur ulang barang bekas). Selain itu, gerakan “Satu Rumah Satu Jumantik” turut ditekankan, di mana setiap rumah diminta menunjuk juru pemantau jentik untuk memastikan lingkungan bebas dari sarang nyamuk.
“Puskesmas juga diminta melaksanakan penyelidikan epidemiologi untuk setiap kasus DBD dan melaporkannya ke Dinkes Batam. Promosi kesehatan tentang pencegahan dan pengendalian DBD juga terus digalakkan,” sebut Didi.
Selain itu, pihaknya juga terus mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk. Hal ini penting untuk mencegah nyamuk Aedes aegypti berkembang biak, terutama di musim hujan ini.
Baca Juga: Truk Pengangkut Material Tanah Perburuk Kondisi Jalan di Batuaji dan Sagulung
“Lingkungan yang bersih adalah kunci utama pencegahan. Ketika lingkungan bebas dari sarang nyamuk, risiko penyebaran penyakit DBD dapat ditekan,” katanya.
Dinkes juga terus mengupayakan peningkatan kesadaran masyarakat melalui kampanye dan sosialisasi. Di sisi lain, puskesmas diminta meningkatkan kesiagaan, termasuk dengan melibatkan kader kesehatan di setiap kelurahan untuk memantau situasi di lapangan.
“Kami berharap seluruh pihak bisa bekerja sama, baik pemerintah, masyarakat, maupun tenaga kesehatan, untuk mencegah dan mengendalikan penyakit ini,” tutupnya. (*)
Reporter: Rengga Yuliandra