Minggu, 24 November 2024

Kasus Diabetes Anak di Kepri Cukup Tinggi, Paling Banyak di Batam

Berita Terkait

spot_img
Ilustrasi. Foto: Pixabay.com

batampos – Kasus diabetes terhadap anak di Kepri, cukup tinggi. Di Kota Batam tercatat kasus paling tinggi, 161 anak menderita diabetes melitus tipe 1. Namun, Dinas Kesehatan Provinsi Kepri belum mendapatkan data atas kasus diabetes ini.

Hal ini diakui oleh Kepala Dinkes Kepri, M Bisri.


“Diabetes anak itu memang ada di Kepri, tapi saya belum mendapatkan laporan kasusnya tiap kota dan kabupaten di Kepri,” kata Bisri saat dihubungi Batam Pos, beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, hanya menelusuri kasus diabetes di Bintan, begitu mendapatkan informasi dari media. Namun, di Bintan tidak ada 5 kasus, Bisri mengatakan dari penelusurannya hanya ada 2 kasus saja dan, ia menduga, hal yang sama di Batam.

Baca Juga: Pencurian di Mobil Marak, Polisi Tingkatkan Patroli di Pertokoan dan Perbankan

“Apakah 161 kasus di Batam itu, sudah diverifikasi. Sebab, sampai saat ini, saya belum mendapatkan laporan,” ujar Bisri.

Laporan dari Dinkes Batam itu, kata Bisri perlu diteliti lebih lanjut.

“Kasus di Batam saya belum dapat laporan. Tapi jika memang 161, perlu diverifikasi lagi. Perlulah di kroscek terlebih dahulu lah,” ucapnya.

Namun, ia tak menampik, ada kasus diabetes terhadap anak di Kepri.

Baca Juga: Deli Indonesia Resmi Rilis Produk Kolaborasi Bareng AGNEZMO

“Pasti ada, sebab dengan gaya hidup orang tua zaman ini,” ujarnya.

Gaya hidup yang tidak terlalu memikirkan kesehatan, sehingga banyak orang tua abai akan kesehatan anaknya. Hidup sehat, dengan pola makan bergizi dan olahraga teratur, terkadang dikesampingkan orang tua.

“Problem masalah diabetes anak ini, tidak di anaknya. Tapi orang tuanya, bagaimana pola hidup diubah. Sehingga, anak-anak menjadi lebih sehat lagi,” ujarnya.

Kini, kata Bisri tak jarang orang tua bangga memberikan anaknya makan-makanan junk food dan fast food. Tanpa, memikirkan kadar gizi yang didapat anak.

Selain itu, orang tua sering melarang anak untuk keluar, atau memberikan gadget untuk bermain ponsel dan menonton Tv.

Baca Juga: Diduga Takaran Tidak Sesuai Tera, SPBU di Sagulung Disegel

“Tidak ada aktivitas fisik, orang tua haruslah menciptakan aktivitas kreatif untuk anaknya. Selain gaya hidup, juga ada faktor genetik,” tutur Bisri.

Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Kepulauan Riau Muhammad Rizqa mengatakan, hal yang senada.

Ia mengatakan, anak-anak biasanya langsung terkena diabetes tipe 1. Penyakit ini, kata Rizqa seharusnya ditangani oleh dokter anak ahli endokrinologi.

Namun, sampai saat ini, belum ada dokter anak ahli endokrinologi.

“Karena tidak ada, spesialis anak, bisa menanganinya,” ucap Rizqa.

Baca Juga: Warga Sagulung Keluhkan Siswa yang Berkeliaran di Jam Sekolah

Ia menduga, ada lebih dari 10 anak di Kepri mengalami diabetes tipe 1. Sebab, beberapa anak mengalami itu, ditangani oleh Rizqa di Tanjung Pinang.

“Mungkin bisa lebih datanya, tapi saya tidak memiliki data pastinya,” ucapnya.

Gejala diabetes pada anak, kata Rizqa biasanya diawali dengan anak yang cenderung banyak makan. Lalu, juga banyak minum. Terlihat kehausan, namun terlalu berlebihan. Anak tersebut sering buang air kecil di tengah malam.

“Gejala ini disertai dengan penurunan berat badan secara drastis dalam 2 atau 4 minggu,” ujarnya.

Namun, sering kali orang tua datang ke UGD, saat anaknya dalam kondisi kesadarannya sudah menurun.

Baca Juga: Pekerja di Batam Meninggal Setelah Tertimpa Besi di Tempat Kerja

“Pengobatannya penyakit ini, harus secara berkelanjutan,” tuturnya.

Ia mengatakan, penyebab diabetes terhadap anak masih belum diketahui secara pasti. Namun, diduga akibat pola hidup tak sehat. Orang tua tidak memperhatikan anaknya yang kurang kegiatan di luar.

Anak lebih sering bermain ponsel, gadget atau di rumah.

“Istilahnya sekarang, anak itu terlalu mager. Hal ini pastinya akan mengganggu tubuh anak,” ujar Rizqa.

Dokter spesialis anak di Batam, dr Asteria, Spa mengaku pernah mendapatkan pasien anak, diabetes tipe 1. Namun, saat itu kondisi anak sudah berat, sesak nafas dan dalam keadaan tidak sadar.

Baca Juga: Operasi Cipkon Gabungan Tiga Polsek, Bubarkan Remaja Nongkrong hingga Larut Malam

“Sehingga penanggulangannya, bagaimana menangani ketidaksadaran anak, gula darah diatur,” katanya.

Diabetes pada anak, biasanya adalah tipe 1. Sehingga mengharuskan anak memakai insulin seumur hidupnya.

Ciri gejala anak kena diabetes disampaikan Asteria, sama dengan Rizqa.

“Anak banyak makan, minum dan kencing,” ucapnya.

Namun, terkadang anak juga mengalami sakit perut serta berat badannya susah naik.

“Penyebabnya adanya kelainan sistemik, karena ada gangguan metabolisme terhadap gula. Akibatnya menyebabkan hiper glikemik, gula darah tinggi,” tutur Asteria.

Baca Juga: Bawaslu Awasi Proses Coklit Pemilih di Batam

Orang tua, kata Asteria haruslah menjaga diet seimbang anak. Pola makan yang sehat, tidak hanya karbohidrat saja. Namun, dibagi dengan protein dan asupan gizi lainnya.

Ia berharap, orang tua juga mengurangi screen time terhadap anak. “Kurangi waktu anak menonton Tv, ponsel, youtube. Sebab akibat hal itu, anak jadi cenderung duduk dan tidak bergerak, sehingga makanan itu tertimbun dalam tubuh serta tidak terbakar kalorinya,” pungkas Asteria.(*)

Reporter: Fiska Juanda

spot_img

Baca Juga

Update